8

3.9K 587 130
                                    

Seokjin melangkah menyusuri koridor gedung paramedic yang akan membawanya ke ruang jenazah. Sebenarnya, dia sangat menghindari tempat ini. Aroma desinfektan, udara dingin yang mencekam, jasad-jasad yang di simpan di dalam mortuary cabinet─semua itu selalu membuatnya merinding.

Tetapi, kali ini dia tidak bisa menghindar. Dia harus mengucapkan selamat tinggal pada Krystal.

Seokjin mengetuk pelan pintu ruangan itu dan beberapa detik kemudian, dokter Choi Soobin membukanya dan muncul di sana. Soobin telah bekerja di kantor paramedis Anyang selama lebih dari lima bulan dan dia terbukti sangat teliti dalam melakukan pekerjaannya. Soobin berusia dua puluh delapan tahun. Tidak banyak bicara, tetapi ketika hal itu sampai pada urusan otopsi, Soobin adalah ahlinya.

"Aku tahu Seokjin Hyung akan datang ke sini untuk melihat Krystal," Soobin memandangnya dengan tatapan simpati.

Seokjin mengais napas dalam-dalam dan dia bisa dengan jelas mencium aroma kematian yang menguar di udara. "Aku tahu tim medis akan segera memindahkan jasadnya ke rumah duka. Aku hanya... aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal."

Soobin mengangguk paham dan melangkah mundur, dia berbalik untuk menuju ke area penyimpanan mayat di ruangan sebelah. Soobin adalah pemuda yang tampan dengan surai berwarna hitam. Oleh beberapa polisi, dokter forensik itu dipanggil dengan sebutan Dr. D.

D untuk─Death.

Bukan bermaksud menghina. Justru sebaliknya, itu adalah sebuah pujian karena Soobin sangat ahli dalam hal forensik. Seokjin tidak tahu apakah Soobin keberatan dengan panggilan itu atau tidak.

Seokjin mengikuti Soobin dan menunggu ketika dokter itu mengeluarkan tubuh Krystal. Suara loker besi yang ditarik membuka membuat Seokjin tegang. Lalu, mayat Krystal ada di sana. Dibungkus dalam kantong mayat berwarna hitam besar. Soobin menarik ritsleting kantong mayat itu dan sekali lagi, suara itu menggema memenuhi ruangan.

Kemudian, Seokjin bisa melihat Krystal di sana. Dia menelan ludah dengan susah payah. Wajah Krystal yang cantik tampak sangat pucat. Seokjin bisa melihat bekas jahitan di dekat leher Krystal.

Krystal begitu penuh kehidupan, selalu siap untuk menghadapi dunia.

Namun sekarang, hanya kematianlah yang menunggunya.

"Sebenarnya, aku ingin segera menghubungimu dan juga Ken Hyung," kata Soobin dengan nada ragu-ragu yang meliputi suaranya. "Aku menemukan sesuatu ketika aku melakukan otopsi."

Sebelah alis Seokjin terangkat.

Jari-jari Soobin yang bersarung tangan lateks menunjuk ke tenggorokan Krystal, ke sebuah luka irisan di sisi lehernya. "Aku... menemukan sesuatu di sana."

"Menemukan apa?" Seokjin tidak bisa mengalihkan pandangannya dari leher Krystal. Pada lukanya.

"Di sana, aku menemukan selembar kertas kecil yang dilipat dan diselipkan di dalam luka irisan itu."

Seokjin menggeleng, "Itu bukanlah modus operandi Sehun." Sehun hanya menyayat dan mengiris korbannya. Tapi dia tidak pernah meninggalkan pesan.

"Mungkin sekarang, dia merubah modus operandinya." Soobin berjalan menjauh dari meja periksa dan mengambil sebuah plastik klip transparan. "Dia meninggalkan pesan."

Jantung Seokjin berdetak cukup kencang untuk mengguncang seluruh dadanya, "Apa isi catatan itu?" Ukuran kertas itu sangat kecil. Sangat amat kecil dan dipenuhi dengan noda darah. Darah Krystal.

Soobin mengangkat plastik transparan itu dan Seokjin bisa melihat sebuah lipatan kertas kecil di dalamnya.

"Sebuah permulaan," Soobin membacanya.

Primal Fear | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang