17

3.5K 546 231
                                    

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini, Ken?" Tanya Namjoon menuntut ketika dia mengangkat senjatanya untuk membidik tepat ke arah detektif itu.

Di belakangnya, Seokjin menarik napas tajam dan mencoba maju untuk menghampiri Hoseok yang terluka. Secara otomatis, Namjoon bergerak untuk menghalangi Seokjin.

Bukankah mereka telah membicarakan hal ini sebelumnya? Bahwa Seokjin seharusnya tetap berada di belakangnya?

Tangan Ken penuh dengan darah Hoseok. Lalu, detektif itu mulai berbicara dengan cepat. "Aku baru saja masuk ke sini dan menemukan Hoseok seperti ini!" Jari-jarinya bergetar di dekat sisi kepala Hoseok. "Aku bahkan belum menghubungi bantuan! Kita harus menghubungi petugas medis!"

"Kami akan menghubunginya." Namjoon masih belum menurunkan senjatanya. "Seokjin, keluarkan ponselmu. Hubungi ambulans. Lalu, aku ingin kau pergi ke luar untuk memanggil Taehyung dan Jungkook ke sini."

"Tapi, Namjoon─"

"Pergi, Seokjin!"

Dia ingin Seokjin keluar dari dalam villa ini.

Setelahnya, Seokjin segera menghubungi pihak kepolisian dan menghubungi ambulans, lalu langkah kakinya bergegas melangkah menuju pintu belakang.

"Mengapa kau terus membidik pistol itu ke arahku?" Tukas Ken. Matanya menyipit ketika cahaya senter Namjoon menyinarinya. "Kita perlu membantu Hoseok!" Ken telah merobek sebagian kemejanya dan mencoba menggunakan bahan yang sobek itu untuk menekan pendarahan Hoseok.

"Apakah dia masih hidup?" Namjoon bertanya, masih tidak bergerak dari posisinya.

"Ya," desis Ken. "Tapi aku ragu dia bisa bertahan lebih lama. Dia nyaris menembak kepalanya sendiri!"

"Tidak," kata Namjoon datar. "Hoseok tidak melakukannya dengan sengaja." Namjoon melangkah maju. Pintu belakang villa itu baru saja dibanting menutup. Seokjin telah keluar dari villa. Pemuda itu sudah aman. "Sekarang, aku ingin kau berdiri dan jauhkan tanganmu darinya agar aku bisa melihatnya. Menyingkir sekarang juga, Ken."

Ken menatapnya tajam, "Apa kau gila? Dia membutuhkan bantuanku!"

"Apa yang dia butuhkan sekarang adalah agar kau menjauh darinya. Sekarang, aku memintamu untuk yang terakhir kali..." Namjoon sudah sangat siap menarik pelatuknya. "Menjauh darinya."

Ken menggelengkan kepalanya. "Hoseok menembak─"

"Seorang kidal tidak akan menggunakan tangan kanannya untuk bunuh diri."

Ken mengerutkan kening, lalu menatap Hoseok.

"Kau seharusnya memerhatikan tangan mana yang digunakan oleh sahabatmu," Tukas Namjoon seraya mengarahkan senternya ke dahi Ken. "Sangat ceroboh. Mungkin kami tiba di sini terlalu cepat, sehingga kau bertindak gegabah. Kau sangat terburu-buru sehingga kau membuat kesalahan."

Ken masih menatap Hoseok yang terluka. "Dia kidal," bisiknya. "Dia selalu melemparkan bola dengan─"

"Kau tidak mundur." Tukas Namjoon. "Dan aku tidak bisa melihat tanganmu yang lain."

Kepala Ken tersentak. "Kau pikir aku melakukan semua ini?"

Sial. Benar sekali.

"Bukan aku yang melakukannya! Aku mendapatkan pesan darinya yang mengatakan agar aku menemuinya di sini. Aku baru saja tiba di sini dan aku melihatnya sudah terluka!"

Omong kosong. "Kau berada di dalam villa ketika tembakan itu dilepaskan."

"Tidak, aku berada di luar, aku melihat mobilmu berhenti. Aku berlari─" Ken bangkit berdiri.

Primal Fear | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang