7 (b)

3.8K 590 60
                                    

"Sepertinya, tidak ada orang di rumah ini," kata Seokjin ketika dia menatap sebuah rumah yang terletak di ujung jalan Manan-gu. Rumah halaman depannya dipenuhi dengan rumput-rumput liar yang menjalar di pagar.

Rumah milik Jung Hyun—pacar Sejeong.

'Pacarku tidak mau pergi. Dia terikat dengan kontrak kerja, tapi sekarang, itu sudah selesai dan kami bisa pergi dari sini. Setelah ini, aku akan bebas.'

Hanya beberapa jam lagi Sejeong akan menuju kebebasannya, tetapi Sehun telah merenggut nyawa wanita itu lebih dulu. Seokjin merasakan kesedihan yang perlahan merayap di hatinya.

Sejeong sangat ingin melarikan diri.

Hanya beberapa jam lagi...

"Dia seharusnya pergi dengan Sejeong tadi malam." Namjoon mengetuk-ngetukkan jarinya dengan ringan di atas kemudi dan tatapannya pun mengamati bangunan yang dicat dengan warna biru muda itu, "Jadi, kenapa laki-laki itu tidak segera memanggil polisi ketika kekasihnya tidak pulang ke rumah?"

Rumah itu sangat sepi dan tampak gelap. Tidak ada tanda-tanda kehidupan.

"Mungkin dia belum tahu," ujar Seokjin. Segera setelah dia bertemu dengan Jung Hyun, dia harus menyampaikan berita kematian Sejeong kepada keluarga wanita itu, dan bagian itu selalu merobek nyalinya ketika harus melihat kesedihan di wajah mereka.

Namjoon menoleh untuk menatapnya, "Kau berpikir dia tidak memerhatikan bahwa pacarnya tidak berada di ranjang bersamanya ketika dia bangun pagi ini? Jika mereka saling mencintai, sangat sulit untuk melewatkan bagian itu."

Jung Hyun adalah seorang teknisi berusia tiga puluh dua tahun yang baru saja mendapatkan pekerjaan baru di Ansan. Ken telah menarik catatan tentang data diri pemuda itu untuk mereka. Dalam catatan kepolisian, Jung Hyun terlibat dalam beberapa kasus pelanggaran lalu lintas yang telah membuatnya masuk penjara selama tiga bulan.

Jung Hyun juga memiliki memiliki sebuah motor Kawasaki Vulcan S.

Jenis motor yang telah mereka ketahui melintas di area hutan di mana mayat Sejeong ditemukan.

Namjoon memeriksa senjata miliknya. "Tetap di dalam mobil."

Seokjin mengernyit, "Kenapa? Kau berpikir bahwa dia adalah seorang pembunuh?"

Ken dan tim kepolisian sedang menangani lokasi kejadian pembunuhan Sejeong di dekat rawa. Namjoon dengan cepat memutuskan untuk segera mengintrogasi Jung Hyun, terutama ketika dia mengetahui bahwa pemuda itu pemiliki sepeda motor yang mereka curigai.

Namjoon tidak ingin meninggalkan Seokjin lebih lama di rawa itu, jadi dia meminta pemuda itu untuk pergi bersamanya. Tapi sekarang...

"Dia bisa saja menjadi salah satu dari mereka, dan aku tidak ingin mengambil risiko untuk keselamatanmu." Dia memeriksa pistol kedua yang memiliki ukuran lebih kecil dan memberikannya kepada Seokjin, "Pegang pistol ini, dan kunci pintu mobilnya begitu aku keluar."

Seokjin menerima pistol itu dan memerhatikannya, lalu dia kembali menatap Namjoon, "Hati-hati."

Namjoon tersenyum miring, "Selalu."

Lalu, kemudian, Namjoon keluar dari mobil dan masuk ke area rumah Jung Hyun. Seokjin sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari pemuda itu. Tidak bisa. Karena sekarang hatinya diliputi perasaan khawatir. Namjoon menuju pintu dan menggedornya. Mereka tidak memiliki surat perintah penggeledahan. Mereka tidak punya waktu untuk mendapatkan benda itu.

Pandangan Seokjin menyapu ke area sekitar rumah itu. Tidak ada mobil yang terparkir, tetapi dia bisa melihat bagian belakang sepeda motor yang tertutup oleh sebuah terpal hitam besar.

Primal Fear | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang