"Kami meminta kepada publik untuk membantu kami menemukan Hakim Shim Changmin." Suara Seokjin terdengar halus dan tenang saat dia menatap lingkaran lensa kamera di sekitarnya. "Mobil milik Hakim Shim ditemukan di sebuah pom bensin tua di dekat danau Imjin beberapa jam lalu. Penyidik telah memeriksa lokasi dan juga mobil itu."
Namjoon menyadari dengan sangat cepat bahwa ketika sang Jaksa meminta para wartawan untuk datang, mereka semua tidak akan membuang-buang waktu. Tepat setelah Seokjin menghubungi stasiun TV Channel A, kurang dari satu jam kemudian para reporter datang dan berkumpul. Semua telah siap untuk menayangkan berita siarang langsung siang itu.
Siaran itu akan muncul di berbagai breaking news yang mungkin bisa membantu mereka untuk menemukan Changmin lebih cepat.
Ken telah kembali menghubungi mereka dari tempat kejadian, dan petugas yang berjaga di pom bensin itu tidak ingat melihat siapa pun. Dan tidak ada kamera keamanan di sana.
Sungguh sial.
"Apakah Si Penjagal Oh Sehun adalah pelaku dari penculikan ini?" Tanya seorang reporter wanita.
"Kami belum bisa memastikan. Tapi, kami akan sangat menghargai bantuan dari publik untuk menemukan Hakim Shim."
"Tapi, kau baru saja menjadi korban penculikan Sehun, bukan?" Tanya reporter itu lagi. "Apakah Sehun menargetkan orang-orang yang mengirimnya ke penjara?"
Kejadian itu baru saja terjadi dua hari yang lalu. Sehun benar-benar tidak membuang-buang waktu. Dua minggu yang lalu, Namjoon baru saja menyelesaikan sebuah kasus di Daegu dan Sehun masih berada di dalam selnya. Namun sekarang, mayat-mayat itu menumpuk dengan cepat. Darah dan kematian ada di mana-mana.
Seokjin berdeham, "Hanya Sehun yang bisa mengatakan hal itu kepada kita." Jawab Seokjin. Namjoon tahu Seokjin mencoba untuk mengatakan hal-hal yang tidak mengungkapkan terlalu banyak informasi.
"Kami telah menyebarkan informasi ke tempat-tempat umum. Jika di antara kalian melihat Sehun atau Hakim Shim Changmin, segera hubungi kami." Pandangan Seokjin beralih ke Namjoon sekilas, lalu kembali ke kamera. "Pihak berwenang menduga bahwa Sehun telah bekerja sama dengan seseorang. Seseorang yang membantunya untuk bersembunyi."
Para wartawan mulai ribut di tempatnya, "Dia memiliki partner?" Seorang reporter pria terlihat terkejut. "Si Pembunuh Oh Sehun memiliki partner untuk melakukan kejahatannya?"
Fokus Seokjin bergeser pada reporter pria itu, "Tampaknya ya, seseorang telah membantu Sehun untuk bersembunyi dari para polisi. Sehun adalah pembunuh yang sangat berbahaya dan tidak terduga. Bahkan mungkin Sehun bisa saja membunuh orang yang bekerja sama dengannya. Sehun tidak akan berhenti membunuh─dan kami membutuhkan masyarakat untuk membantu kami menghentikannya. Bantu kami menemukannya." Seokjin menegakkan bahu saat perhatiannya menyebar ke seluruh kelompok wartawan itu sekali lagi. "Jika kalian melihatnya atau memiliki informasi tentangnya, hubungi pihak kepolisian. Jangan dekati dia sendirian."
Namjoon mundur saat Seokjin mengakhiri konferensi pers itu. CIA juga ada di sana, dia tahu Yoongi akan segera berbicara. Sementara para polisi sibuk berseliweran di depan kantor polisi, Namjoon melihat celah. Ada seseorang yang ingin dia ajak bicara.
Di dalam kantor polisi, dia menemukan Irene sedang duduk di sebuah ruangan milik seorang polisi. Dia menggenggam secangkir kopi di tangannya. Tapi wanita itu tidak meminumnya. Hanya terus menatapnya.
Namjoon mendekatinya, "Nyonya Shim?"
Wanita itu tersentak dan dengan hati-hati meletakkan cangkir kopinya di atas meja ketika dia melihat Namjoon. "Mereka bilang aku tidak perlu berbicara dengan para reporter." Dia meremas tangannya. "Seokjin akan menanganinya, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Primal Fear | NamJin ✓
Mystery / Thriller[Cover art by: @nadisong] "Selamat menikmati ketakutanmu." - xxx