Hi, please become my support system. xoxo.
.
.
Kepalanya berdenyut nyeri dengan sangat menyakitkan. Sesuatu yang basah dan lengket mengalir ke sisi mata kirinya. Seokjin menyentuhnya dan menyadari bahwa itu adalah darahnya.
Kegelapan mengelilingi Seokjin. Kegelapan yang pekat yang membuat Seokjin berpikir tentang kuburan dan kematian.
Penjagal itu menculiknya.
Jeritan yang tercekat di tenggorokannya kini meledak, tetapi jeritan itu tidak ada gunanya. Seokjin tahu bahwa mobil itu bergerak dan pembunuh itu membawanya pergi entah kemana.
Seokjin mengangkat tangannya dan jari-jarinya menekan permukaan yang keras, berjarak satu inci dari wajahnya. Bagasi. Si pembunuh itu menempatkannya di dalam bagasi. Dia tidak langsung membunuhnya di tempat kejadian seperti yang dia lakukan pada petugas kepolisian Yeonjun yang malang. Sehun membawanya ke suatu tempat lain agar dia bisa menyiksanya lebih dulu.
Seokjin memutar tubuhnya ke samping dan dia menggunakan jari-jarinya untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa dia temukan di bagasi ini. Setidaknya, si pembunuh tidak mengikat tangannya─itu akan membuatnya lebih mudah untuk melarikan diri atau melawan. Seokjin terus mencari dan mencari seiring dengan detak jantungnya yang memenuhi telinga. Dia sangat takut. Takut jika kendaraan berhenti dan Sehun akan datang menghampirinya.
Maka aku akan mati.
Jari-jari Seokjin mengusap sesuatu yang tajam. Seokjin berhenti, napasnya naik-turun dengan cepat dan jari-jarinya meluncur di atas benda itu. Dia tahu dari bentuknya bahwa dia menemukan sebuah obeng.
Terima kasih Tuhan.
Tangan kanannya memegang benda itu erat-erat, sementara tangan kirinya mulai merayap di sepanjang dinding bagasi. Seokjin harus menemukan di mana kunci bagasi itu berada. Dia bisa menggunakan obeng ini untuk membuka gerendelnya sehingga dia bisa keluar dari sini.
Seokjin tidak akan menyerah apa pun yang terjadi.
Dia memiliki alat yang bisa dia gunakan untuk melarikan diri. Tapi, jika Sehun menghampirinya lebih dulu sebelum dia bisa membebaskan dirinya, dia akan menggunakan obeng itu sebagai senjata.
Mobil itu berguncang. Terasa seperti baru saja menabrak lubang yang dalam, lalu tersentak ke depan.
Seokjin tegang. Sekujur tubuhnya terasa kaku ketika dia merasakan jika mobil ini tidak lagi berjalan di atas jalanan beraspal, melainkan jalanan bebatuan. Begitulah modus operandi Oh Sehun, bukan? Dia akan membawa mangsanya ke rawa-rawa untuk menyiksanya selama berjam-jam.
Sebelum akhirnya dia membunuhnya.
Jari-jari Seokjin semakin berkeringat di sekitar obeng yang dia genggam dan dengan gemetaran dia mulai bekerja lagi.
.
.
.
Namjoon melihat lampu-lampu sirine dari dua mobil patroli yang memblok jalanan di perbatasan Dongan-gu.
Dia menginjak rem dan melompat keluar dari kendaraan. Sejauh dia melintasi kawasan Dongan-gu, Namjoon belum melihat tanda-tanda keberadaan mobil milik Wonho yang dikendarai oleh Sehun. "Kalian menemukannya?" Tanya Namjoon.
Taehyung dan Jungkook bergegas ke arahnya. "Tidak ada yang melewati jalanan ini, Kami berada di tempat kejadian secepat mungkin, tapi tidak ada satu pun mobil yang melintas.
Sialan.
"Tampaknya dia sudah pergi sebelum kalian tiba di sini," kata Ken.
Dongan-gu road adalah jalan tua yang jarang dilintasi oleh kendaraan. "Dia menyukai area di sekitar rawa." Dan ada banyak rawa di sekitar area ini. Terhalang oleh pohon-pohon cemara yang meliuk-liuk. Namun dari celah-celah pepohonan itu, Namjoon bisa melihat genangan air berwarna hitam yang berkilauan di bawah sinar bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Primal Fear | NamJin ✓
Mystery / Thriller[Cover art by: @nadisong] "Selamat menikmati ketakutanmu." - xxx