7 (a)

4.6K 599 61
                                    

Keesokan paginya, Seokjin, Namjoon dan anggota tim lainnya kembali ke tepi rawa- ke kabin kecil yang menghantui mimpi buruk Seokjin tadi malam.

Di dalam mimpinya, ketika Seokjin membuka pintu kayu tua itu, dia melihat sosok Krystal yang berlumuran darah.

Mengapa kau tidak menyelamatkanku, Seokjin? Mengapa?

Sinar matahari bersinar terlalu terang dan terasa begitu menyengat. Suara serangga berdengung di udara, dan ada dua mobil patroli milik polisi yang diparkir di dekat kabin tua milik Sehun.

Seokjin bersandar di belakang SUV, dan Namjoon berdiri tepat di sampingnya. Mereka tidak banyak berbicara selama perjalanan. Lagi pula, Seokjin pun tidak tahu harus mengatakan apa.

"Sepertinya pesta ini akan semakin besar." Gumam Namjoon ketika dia melihat SUV lain berhenti di dekat mobil mereka. Kendaraan itu berwarna abu-abu. Dua orang pemuda keluar dari sana dan berjalan ke arah mereka.

"Kim Namjoon," Pemuda yang memiliki surai pitch black menyeringai samar. "Aku diberitahu bahwa kami akan menemukanmu di sini."

Sekali lagi, tatapan Seokjin menyapu kedua pemuda itu. Dia tidak perlu melihat ID mereka untuk menyadari mereka adalah... "CIA."

Pemuda itu mengangguk, "Aku Agen Park Jimin, dan ini adalah Dr. Min Yoongi."

Tatapan Yoongi tampak memerhatikan Seokjin dan Namjoon, "Kami ditugaskan untuk membantu penyelidikan." Dia mengulurkan tangannya pada Seokjin. "Kau adalah Jaksa Wilayah Kim Seokjin."

Seokjin menyambut uluran tangan itu, "Dan kau adalah profiler yang berhasil melumpuhkan pembunuh serial di Korea Utara musim panas lalu."

Yoongi tersenyum, "Kau tahu pekerjaanku."

Seokjin mengangguk kecil ketika dia melepaskan genggaman mereka. Min Yoongi tidak hanya berhasil melumpuhkan para rasist, dia telah berhasil
melumpuhkan banyak pembunuh berantai selama bertahun-tahun. Nama pemuda itu telah muncul di surat kabar dan media berkali-kali. Wawasan Yoongi untuk masuk dan membaca pikiran para pembunuh membuatnya selalu mendapatkan tempat favorit di berbagai media.

"Senang bertemu denganmu lagi, Namjoon," kata Yoongi ketika beralih menatap pemuda itu. "Sudah cukup lama sejak kasus terakhir yang kita tangani bersama."

Seokjin tidak membiarkan ekspresinya berubah karena dia tidak ingin Namjoon mengetahuinya. Mereka berdua sama-sama melacak para pembunuh, dan Seokjin tahu bahwa Namjoon cukup akrab dengan CIA.

Jadi, tidak ada alasan bagi Seokjin untuk merasa iri jika mereka berdua akrab, bukan?

"Rawa ini bukan tempat bermain," ujar suara lain di belakang Seokjin. Seokjin melirik ke balik bahunya dan melihat Ken juga Hoseok berdiri di sana. "Kau tidak perlu ikut dengan kami, Seokjin." Kata Ken ketika mereka bertemu tatap. "Hutan ini adalah wilayah yang luas dan bisa dipastikan kami akan menghabiskan waktu seharian untuk memeriksa area ini."

"Tidak masalah. Aku ingin membantu." Lagi pula, dia telah mengatur ulang jadwal kerjanya di kantor kejaksaan. "Jika Sehun memang kembali ke rawa ini. Aku ingin membantu untuk mencari petunjuk sehingga kita bisa segera menemukannya." Sebelum pemuda itu melakukan pembunuhan lagi dan Seokjin tidak ingin hal itu terjadi.

Dan juga, dia harus memberikan keadilan untuk Krystal.

Ken mengangguk paham, "Kami akan melakukan briefing lebih dulu. Lima menit." Ujar detektif itu seraya menyeringai "Semoga harimu menyenangkan, Seokjin."

Saat itu, Seokjin menyadari tatapan Namjoon terus memerhatikan Ken. Seolah-olah sedang menilai.

Seokjin menggedikkan bahu, "Yeah, aku mungkin memang jarang beraktivitas di alam terbuka. Tapi jangan meremehkanku." Balas Seokjin. Dia tahu Ken hanya ingin menggodanya.

Primal Fear | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang