Chapter 10

1.8K 223 16
                                    

Saat malam terlewati, aku takut tidak bisa melihatmu kembali. Tatapanmu sangat jelas, setiap sentuhan yang selalu kau berikan untukku dan wajahmu yang tersenyum padaku.
-

Beberapa hari berlalu. Bersamamu sedikit terdengar sulit. Sekedar bertemu dan mulai merasa asing. Aku mulai berpikir, jika aku membuat sebuah kesalahan atau apa yang salah dengan orang itu. Tidak tidak tahu sejak kapan hatiku berubah dan berpindah ke lain hati. Apa mencintai seseorang semudah itu?

"Jo Yeri!"

Aku menoleh sejenak saat inderaku menangkap sebuah suara.

"Eunha Sunbae, ingin memesan apa?" ujarku layaknya khas seorang Pelayan.

"Kau bekerja disini?" tanya Eunha.

Aku mengangguk. Entahlah ada perasaan tidak nyaman saat diriku mendengar nada ucapan Gadis di depanku ini.

"Aku tidak ingin basa-basi," ujar Eunha menjeda.

"Apa maksudmu Sunbae?" tanya Yeri.

Eunha tersenyum tipis, "Akhir-akhir ini kau selalu mengganggu konsentrasiku, aku tidak suka melihat bagaimana tatapanmu pada Eunwoo."

"Aku tidak mengerti ucapanmu Eunha," bingung Yeri disana.

"Bagian mana yang masih belum kau mengerti? Jauhi Eunwoo-ku! selagi aku bersikap baik padamu," cetus Eunha langsung melenggang pergi dari tempat itu.

Yeri berkedip sembari mengusap pelan lengannya. Oh ayolah kenapa kesannya kali ini pada Eunha sangat jauh berbeda? Wanita itu, tadi terlihat begitu menyeramkan.

"Aku tidak menggajimu untuk hal seperti ini, apa yang kau lakukan?" ucap seseorang disana.

Yeri sedikit terlonjak langsung berdiri tegak didepan Pria paruh baya yang menjabat sebagai manajer Restoran Jepang tempat dirinya bekerja kali ini, "Maafkan saya Tuan."

"Pergilah ke Dapur antarkan pesanan selanjutnya," perintahnya.

Yeri hanya menurut dan melepaskan apron merah bata yang tengah di pakainya.

"Kau mau mengantarkan pesanan lagi?" tanya orang lain disana. Yeri menoleh lantas menganggukkan kepalanya.

"Kau bisa saja mengatakan kalau kau adik dari pemilik Restoran ini, itu akan mudah bagimu," ujarnya lagi.

Yeri menggeleng, "Aku lebih suka melakukan sesuatu dengan usahaku sendiri daripada menggunakan kekuasaan Kakakku."

"Baiklah aku percaya padamu Teman," kekeh Seulgi berjalan pergi masuk ke Dapur.

___


Yeri mendongak ke atas Langit, bahkan saat matahari berganti bulan dan Siang berganti malam. Perasaannya masih tetap sama. Dirinya masih bingung, siapakah Pria yang benar-benar ia sukai sebenarnya?

Langkah kakinya terhenti di sebuah Taman. Aneh, tempat ini tidak begitu asing baginya. Matanya berkedip seraya menatap ke alamat di kotak pemesanan, tidak, ini benar alamatnya. Ia menekan berulang kali bel Rumah, "Tanganku mulai kebas rasanya," keluh Yeri tangannya tidak sengaja memegang pintu Gerbang.

"Huh? Tidak dikunci?" gumam Yeri. Gadis itu memberanikan diri untuk melangkah masuk, hingga kakinya berhenti di Rumah besar yang sudah berdiri kokoh didepannya. "Darimana aku memulainya? Rumah ini benar-benar luas," racaunya.

Kedua alis Yeri mengerut, ia kembali menajamkan pendengarannya saat samar-samar suara lain terdengar disekitarnya. Oh tidak, saat kaki Yeri sepenuhnya berpijak pada halaman Rumah itu, atensinya masih enggan untuk menoleh. Gadis itu berkedip, kenapa hatinya justru bergejolak saat melihat Jungkook berlarian dengan seorang Gadis sebaya disana? Dari sekian banyaknya Restoran Jepang kenapa juga Jungkook harus memesan di Restoran tempatnya? Batinnya.

Perfect Sunbae [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang