Chapter 21

1.6K 189 13
                                    

Ketika aku mencoba memutuskan untuk pergi, kenapa sebuah bencana terus menghampiriku?
-

Semenjak hari kematian Presdir Joon, Jungkook benar-benar tidak serius akan Perusahaan-nya. Di usianya yang terbilang muda mau tidak mau dirinya harus menanggung beban yang diwarisi oleh sang Ayah.

"Apa yang kau lakukan Jungkook!"

Pria itu hanya menoleh malas, "Sudah kubilang aku tidak suka pekerjaan ini, Ming."

Mingyu menghela napas, "Karena itulah kau harusnya belajar, lupakan impianmu menjadi Dokter. Yang perlu kau lakukan sekarang hanya memimpin di Perusahaan ini."

"Aku tidak bisa mengorbankan impianku begitu saja asal kau tahu, Ming!" seru Jungkook.

"Kau satu-satunya pewaris di Keluarga Joon, Jungkook. Bagaimana pun kau tidak bisa menghindari tanggung jawab ini," jelasnya.

"Terserahlah," tukas Jungkook langsung melenggang pergi dari sana.

Mingyu hanya menghela napas pelan melihat kepergian sahabatnya itu, "Kurasa Paman Woo Jin tidak pernah mengajarimu malas-malasan seperti ini Jung," gumamnya.


___

Pagi menjelang. Sudah genap lima bulan Yeri menjalani hidupnya tanpa banyang-bayang Jungkook dan juga Eunha. Gadis itu berjalan keluar dari kamarnya, "Kakak tidak pergi ke Kantor? Kenapa memakai baju ini."

Seokjin menghela napas, bagaimana ia harus menjelaskannya pada Yeri setelah semua yang diucapkan Gadis itu kemarin benar adanya.

Kedua alis Yeri bertaut heran, "Kenapa Kakak diam saja? Apa ada masalah?"

"Perusahaan Kakak bangkrut Yeri, maaf tidak memberitahumu hal ini."

"Apa? Bagaimana bisa?" Yeri tentu saja terkejut mendengarnya.

"Eunha menjebak kita dan menuduh Perusahaan Kakak melakukan kecurangan dan itu berdampak fatal."

Yeri berjalan menuju Sofa empuk disana, "Jadi selama ini Kakak berbohong padaku?"

"Maafkan Kakak Yeri, satu-satunya yang tersisa hanya Restoran Jepang dan kita bisa berharap padanya saja."

Tangan Yeri terkepal, "Keterlaluan Eunha!"

___

"Lepas! Apa yang kau lakukan Eunwoo!!," gertak Eunha setelah berhasil melepas genggaman tangan Pria itu.

"Justru aku yang harusnya berkata begitu, kau mengelabuhi Jungkook dan memutar fakta kalau Yeri dalang dari semuanya, bukan!!"

Eunha berdengus, "Dendam tetap dendam Eunwoo, sejauh apapun Yeri pergi dia tak akan pernah bisa lolos dariku."

"Biar aku tanya kenapa kau menjadi se dendam ini padanya?"

"Karena dia perusak kebahagiaanku! Dia datang saat aku mengharapkan dirimu, lalu apa sekarang huh? Saat aku mulai melirik Jungkook, Gadis sialan itu juga datang menghalangiku. Kau pikir aku akan diam saja setelah kebahagiaan yang sudah aku susun rapi sebelumnya menjadi hancur berantakan hanya karena Gadis tidak tahu malu itu!!" jelas Eunha.

Eunwoo menghela napas pelan, "Tapi caramu salah Eunha, ini kesalahpahaman. Karenamu Yeri harus menanggung masalah yang kau perbuat," tegasnya.

"Jika itu satu-satunya cara, maka aku akan tetap melakukannya sekalipun hal itu menyakiti Jungkook nantinya," cetus Eunha.

"Kau gila? Tidakkah kau merasa bersalah telah memisahkan mereka berdua?"

"Lalu apa bedanya denganku! Apa kau juga tidak bisa mengerti hatiku walau sesaat saja?"

Ucapan Eunha sukses membuat Eunwoo terdiam disana "Kalau begitu jauhi Yeri."

"Apa maksudmu?"

"Jangan ganggu lagi kehidupannya, kau bisa memiliki Jungkook sebanyak apa yang tidak bisa dimiliki Yeri. Tapi aku hanya ingin memberi tahumu satu hal," ujar Eunwoo menjeda.

Eunha masih disana menunggu kelanjutan ucapan Eunwoo, "Jika hari itu benar-benar tiba, kau jangan menyesal Eunha."

Eunha berdecih, "Kenapa aku harus menyesal? Oh aku tahu apa kau masih berharap pada Yeri?"

Tangan Eunwoo mengepal dibuatnya, "Tutup mulutmu!" marah Eunwoo cukup membuat Gadis di depannya itu terkejut.

Eunha tersenyum sinis. "Kenapa? Aku benar bukan?"

"Baiklah, jika dengan kata halus tidak juga mempan untukmu kalau begitu mari kita bermain kasar," tukas Eunwoo.

"Kau pikir aku takut, begitu? Jangan harap kau bisa menghentikanku Eunwoo."

____

"Jungkook, sudah cukup! Dendammu ini berlebihan. Sekarang kau akhiri saja, bukankah Perusahaan itu sudah jatuh ditanganmu?" ucap Mingyu begitu tiba di kediaman milik pemuda yang kini masih berstatus sebagai temannya.

"Aku tidak bisa, kecuali gadis itu yang datang dan berlutut langsung didepanku." CetuS Jungkook.

"Tidakkah kau kasihan pada Yeri? Jung, aku tau kau mencintainya. Tapi jangan jadikan kematian Ayahmu sebagai alasan," jelas Mingyu.

"Semua itu ada alasannya Ming. Mungkin saat seseorang membuat satu kesalahan tidak apa aku akan memakluminya, tapi kalau lebih dari itu namanya bukan kesalahan lagi!" tukas Jungkook disana.

"Pikirkan hal ini kembali Jung, apa kau yakin tidak akan menyesal nantinya?"

"Menyesal katamu? Bagaimana mungkin Yeri melakukan tindakan keji ini pada Ayahku! Kau bilang menyesal huh?"

Mingyu menghela napas sesekali melihat kepergian Jungkook disana, "Aku tidak tau kenapa semakin hari sikapmu semakin persis seperti Paman Woo Jin, Jungkook."

.

.

.

TBC!!

Next?

180719

Perfect Sunbae [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang