Gue pingsan.Sampailah ambulance dirumah sakit bernama Makmur Sentosa. Disana adalah rumah sakit terdekat dari TKP dan tempat dimana nyokap gue dirawat.
Orang sukarelawan yang nolong -in gue + Darren cuma nganter -in sampe depan doang. Selebihnya udah jadi urusan dokter dan suster.
Gue dibawa ke semacam ruang operasi. Tapi gue gak dioperasi, cuma dibersihin darahnya terus langsung dibawa ke ruang rawat.
Kalau Darren langsung dibawa ke ruang rawat.
Hari ini udah sore sekitar pukul setengah 6 an.
Kebetulan, diluar masih ada satu orang yang sebaya -an dengan mama. Karena udah bapak - bapak.
Bapak itu masih megang tas gue beserta isinya, dan kunci motor Darren.
Mungkin orang itu nunggu -in telepon dari salah satu keluarga gue atau gak Darren.
Di Ruangan Nyokap Gue
"Nak Miko ?" panggil mama
"Ya tante ?"
"Tante boleh minta tolong telepon -in Shen gak ?"
"Boleh kok, tapi mau ngomong apa sama dia ?" Miko bingung
"Bilangin sama Shen, suruh ambil -in hp tante di meja kamar." kata mama
"Ohh okyu deh tante☺"
"Dasarr anak zaman sekarang, bahasanya aneh - aneh 😅"
"Miko cuma ngikut -in gaya bicara Shen kok ☺. Bentar ya tante, Miko telepon in dulu."
"Iya."
Miko langsung ngambil hp nya dan nelepon gue.
"Halo Shen !" sapa Miko
"Halo !" suara seorang lelaki.
Miko bingung.
"Kok suara cowok sih ? Perasaan gue gak salah sambung deh !" batinnya
"Maaf, ini siapa ya ?"
"Saya salah seorang yang nolong -in orang yang bernama Shen. Apa anda salah seorang keluarganya ?" jawab orang itu
"A ? Nolong... nolong -in bagaimana ? Emang apa yang terjadi sama Shen ?"
Miko mulai khawatir"Daripada bicara ditelepon, lebih baik anda pergi ke rumah sakit Makmur Sentosa saja, saya akan menjelaskannya disana."
"Baiklah, tapi jangan coba - coba membohongi saya ya !"
Pertanyaan Miko tak digubris oleh bapak itu.
Mungkin bapak itu agak kesel sama Miko😅.
Di ruangan nyokap gue, Miko bengong karena ucapan bapak tadi.
"Nak Miko ? Ada apa ini ? Kok wajahmu tegang gitu ? Tante denger tadi ada yang nyebut - nyebut nama Shen ?"
Miko tersadar.
"Em ini tante, tadi pas Miko telepon Shen, yang jawab tuh laki - laki tante. Terus dia bilang kalau dia salah seorang yang nolong -in Shen." jelas Miko
"Apa ? Yang jawab laki - laki ?"
"Iya tante, terus dia nyuruh Miko dateng ke RS Makmur Sentosa, nama rumah sakit ini kan Makmur Sentosa."
"Haduh perasaan tante juga jadi gak enak gini deh !" ucap mama
"Apa Miko temu -in aja orang itu ya ?" usul Miko
"Iya, mending kamu temuin aja. Biar kita tahu kejelasannya." mama mendukung.
"Ya udah, Miko tinggal ya."
"Iya."
Miko pergi menuju teras seperti yang diminta bapak tak dikenal tadi.
.....
Sekarang Miko udah sampe di teras RS, Miko celingak celinguk nyari orang tak dikenal itu.
Tiba - tiba ada yang megang pundaknya Miko.
"Permisi mas ?" sapa seorang bapak - bapak yang gak dia kenal.
"Ya pak ada apa ?"
"Apa mas orang yang tadi ada ditelepon ?" tanya bapak itu tanpa basa - basi.
"Iya pak, jadi bapak orang yang nolong -in Shen ?"
"Iya betul mas. Ini saya kembalikan barang - barang milik korban." bapak itu memberikan tas dan kunci motor.
"Pak, kira - kira bapak bisa menceritakan kejadiannya tidak ?"
"Begini mas, tadi saya kebetulan mau nyebrang. Anak yang namanya Shen dan satu lagi, dia laki - laki, mereka sepertinya sedang asik ngobrol. Yang laki - laki itu sering nengok - nengok kebelakang. Waktu itu saya khawatir mas sama mereka, apalagi Shennya tidak menggunakan helm. Baruuu saja saya punya rasa khawatir, mereka malah langsung nabrak, dan pingsan. Begitu mas." jelas bapak itu
"Apa ! Jadi Shen kecelakaan pak !! Terus gimana keadaannya pak ? Dimana dia sekarang ?" Miko keliatan khawatir banget sama gue
"Terakhir saya lihat, Shen dibawa ke ruang rawat dibagian paling belakang sana mas."
"Ya udah makasih ya pak informasinya."
Miko langsung lari terbirit - birit ke ruang rawat bagian belakang.
Satu demi satu, Miko udah nglewat -in ruang rawat di bagian belakang. Sampailah di ruang rawat paling ujung.
Diam bagai patung tak bergerak, Miko menatap sendu pintu yang ditutupi dengan tirai berwarna hijau tosca itu.
Untung aja ada sedikit celah untuk bisa mengintip siapa yang ada di dalam ruangan itu.
Berharap bukan Shen yang di dalam. Miko kaget bagai monyet terpleset, orang yang sedang dikelilingi oleh berbagai macam alat bantu itu rupanya benar - benar Shen.
Diam mematung tak bersuara, itulah yang sedang dilakukan Miko saat ini.
"Ya Allah Shennn !! Kenapa lo bisa jadi kayak gini sih !!"
Satu air mata tiba - tiba terjun bebas dari mata Miko yang sebelah kanan,
Gimana bisa seorang lelaki seperti Miko bisa nangis ?
........
Namanya juga manusia.
........"Shen...! Shenn ! Gue gak kuat liat lo kayak gini Shen !!" rintih gue
Karena melihat keadaan gue yang sekarang ini, Miko langsung kehilangan selurrrruhhh tenaganya.
Miko ambruk didepan pintu, tanpa tenaga, dan menangis didepa umum.
Tak peduli dengan bisikan - bisikan tentang Miko yang nangis, dan juga rasa malu yang menjadi resiko.
Yang ia pedulikan hanya Shen.
Shen seorang.
Sedikit terkejut karena ada yang megang pundak gue.
Tangannya serasa sedikit hangat dipundak gue.
Aduhhh siapa ya dia ?
Dia cewek apa cowok ya ?😀
Intinya, dia itu adalah tokoh baru.
Kepo kelanjutan ceritanya ? Tunggu in terus updatenya ya☺
Arigatou
Seeyoubyebye🖐🖐🖐
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Triangle [END]
Non-FictionHidup dalam kerumitan itu menyusahkan, iya ga? Tapi sayangnya, itu udah jadi taqdirnya. Shen yang seharusnya belajar dan belajar, malah harus mengurusi kisah percintaannya dengan para lelaki. Dylan dan Darren adalah sahabat karibnya. Sedangkan Miko...