Andrew menatap keluar jendela mobilnya. Dirinya duduk dibelakang sementara di depannya sudah ada anak buahnya sebagai supir, membawanya menuju apartment milik Charlie yang terletak dikawasan Jakarta Pusat.
Iya, Andrew sudah tiba di Jakarta petang tadi. Tentunya dia dijemput dengan beberapa anak buahnya yang menjaga keluarganya Andrew. Tidak, keluarga dari mendiang ibunya di Indonesia ini. Andrew sendiri yang meminta. Selain itu mereka juga harus menjaga apartment milik Charlie, selain terbilang elit dan modern, Charlie menaruh beberapa hartanya disana dan tentunya penjagaan ketat selalu ada.
Salah satu anak buahnya yang menyupir berucap, "Selamat datang bos, kita senang bos udah nyampe disini." ucapnya sambil melihat bosnya yang sedang duduk lewat kaca spion.
"Iya bos, tujuan kemari ada apa ya bos? Engga biasanya bos kemari," tambah anak buahnya juga yang duduk disebelah supir tersebut.
Andrew tersenyum. "Iya, saya kemari karena ingin menjemput tunangan saya. Ada masalah?"
Keduanya terlihat begitu terkejut. Tunangan? Apakah bos-nya mereka ini akan menikah dan tobat dari kehidupan psikopat dan mafianya?
"Jangan antar aku ke apartment, antar aku kerumah keluargaku. Aku ingin bertemu dengan sepupuku. Ada yang harus kubicarakan dengannya." ujar Andrew dingin.
***
Darrel kini sudah berada di kamarnya yang bernuansa abu-abu, membiarkan tubuhnya tumbang memasuki kawasan kasur. Untuk beberapa saat ia menutup matanya namun tiba-tiba matanya kembali terbuka, mengingat dirinya yang baru sampai dan bahkan belum mandi dan melepas sepatu dan langsung masuk ke atas kasur. Ia pun kembali bangun dan melepas sepatunya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Didalam, ia membiarkan air dari shower yang hangat membasahi seluruh tubuhnya. Saat saat seperti ini ia selalu ingat adegan film dimana seorang lelaki sedang mandi dengan aura hootie-nya sambil memikirkan hal yang telah terjadi. Contohnya seperti apa yang dilakukan Darrel sekarang. Ia mandi dibawah shower sambil memikirkan Beatriz yang menangis di dalam pelukannya. Juga saat dimana mereka di dalam mobil dan Beatriz mengeluarkan jurus yang membuat pertahanan Darrel runtuh seketika ketika senyum indah muncul di paras cantik Beatriz.
Mengingat hal itu membuat Darrel tersenyum, apakah mungkin Beatriz akan kembali lagi dalam pelukannya ataukah mereka hanya akan selalu seperti ini? Entahlah, tergantung Tuhan dan Beatriz nantinya. Tidak ada yang tahu. Dirinya hanya berharap yang terbaik untuk keduanya karena Darrel sudah menyesal melakukan hal seperti itu dimasa lalu.
Darrel mematikan shower dan segera keluar dengan handuk yang ia pakai untuk menutup pinggang ke bawah.
Saat keluar ia terkejut dalam diam ketika ada seseorang duduk di dekat jendela dengan kursi putar dan hanya cahaya rembulan yang menyinarinya. Darrel melihat orang itu memegang gelas wine dan berisi cairan warna merah yang ia yakini bahwa itu adalah anggur merah.
Darrel mengambil tongkat bisbol yang ada di dekat rak tongkat golf-nya, sebelah pintu kamar mandinya. Perlahan berjalan ke arah orang itu sampai ia berada di belakang kursi itu. Darrel mulai menaikkan tongkatnya namun tiba-tiba kursi itu berputar dan menampakkan sosok yang membuatnya cukup terkejut.
"Hola baby!" Ucapnya santai sambil tersenyum miring.
"Andrew?! Kok lo bisa ada disini sih?"
Andrew, merupakan sepupu Darrel. Mendiang ibunya dengan ibu Darrel adalah sepupu juga yang menjadikan Darrel dan Andrew juga memiliki suatu hubungan keluarga walau jauh. Darrel selama ini tak pernah bertemu dengan Andrew, dia hanya berkomunikasi lewat aplikasi chat. Ini pertama kalinya Darrel melihat wajah Andrew. Selama ini Darrel hanya melihatnya lewat foto Andrew lewat sebuah email kiriman anak buahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psyfia Boy
Romance‼️⚠️WARNING⚠️‼️ • Akan ada beberapa part yang mengandung unsur pembunuhan & penyiksaan dikarenakan isi cerita mengandung unsur tentang Psikopat sekaligus Mafia. *** Sekuat apapun aku berlari, akhirnya aku a...