🔪4🔪

15.1K 586 3
                                    

"Kau gay? Astaga.. kukira kau masih... ya tuhan"

Andrew menggeleng-geleng cepat.

"Tidak, ini bukanlah yang seperti kau pikirkan Ash. Dia ini orang gila, aku bahkan tidak mengenalnya." Ketus Andrew sambil berusaha melepaskan dirinya dari pelukan pria stranger itu.

Tidak terima dibilang oleh orang gila pria itu melepaskan pelukannya dan menaruh kedua tangannya di depan dadanya.

"Apa maksudmu berbicara seperti itu, huh? Aku ini rekanmu bodoh!" Ucapnya sambil menyentil dahi Andrew. Ashley semakin tidak mengerti, alisnya pun bertautan.

"Kau bahkan bilang kalau kau tidak mengenalku bahkan bilang aku orang gila. Wow, aku tak menyangka ini. Harusnya aku yang bilang itu padamu bodoh."

"Tidak usah banyak basa-basi jelaskan apa urusanmu kemari saja, Scoot"

Pria yang bernama Scoot itu pun masuk ke dalam apartmen tanpa peduli ia diizinkan untuk masuk atau tidak. Scoot menggenggam sebelah tangan Ashley lalu mencium punggung tangannya layaknya pangeran yang mencium tangannya putri. Sungguh gentleman. Sekilas Ashley sedikit terpesona dengan aura Scoot namun ia belum tahu siapa dirinya.

"Maaf nona karena mengganggu kalian. Namaku Scoot dan aku yakin kalau kau adalah Ashley kan? Calon korban Andrew? Mehh, dia selalu seperti itu. Lihat saja, aku yakin dalam seminggu ia akan mulai tertarik padamu"

Tak menanggapi ucapan Scoot Ashley pun langsung kembali masuk ke dalam dan mengambil ponselnya lalu memainkannya sambil memakai headset.

Scoot berjalan ke sebuah ruangan dimana itu adalah ruang kerja Andrew

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Scoot berjalan ke sebuah ruangan dimana itu adalah ruang kerja Andrew. Ia berjalan ke sekeliling ruangan itu, melihat-lihat tak ada yang berubah dari ruangan itu. Andrew tak pernah merubah tata letak benda-benda yang sudah ia taruh disitu. Ruangannya cukup rapih dan bersih karena setiap hari selalu dirapihkan oleh Andrew sendiri.

Tidak lama Andrew masuk ke dalam dengan membawa satu cangkir teh untuk Scoot. Andrew memilih untuk duduk sementara Scoot mengambil salah satu buku dari lemari di sebelah meja kerjanya Andrew.

"Jadi, apa maumu? Kau tidak mungkin kemari tanpa alasan bukan?"

Scoot tetap membaca buku tersebut, membuka lembaran demi lembaran. "Yeah, you know that Andrew. Si tua bangka itu mengutusku kemari untuk membawamu kembali. Ayolah Andrew, tidak susah. Kembali gabung bersama anggota mafianya dan selesai! You got your money and that beautiful girl. Kau tahu aku juga-- tidak bukan aku, tapi si tua bangka itu memintaku untuk mengancammu kalau kau tidak kembali." Scoot telah selesai membacanya dan menutupnya. Suara tutupan buku begitu terdengar karena keheningan menyelimuti antara mereka saat Scoot menjeda ucapannya.

"Saat kau membawa gadis itu kemari, si tua bangka itu sudah tahu sebelumnya. Bahkan salah satu anak buahnya melihay kau membunuh polisi itu."

"Aku tahu itu, aku sadar"

My Psyfia BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang