Setiba keduanya di basement, dengan cepat Andrew membuka pintu mobilnya dan tanpa menunggu apapun lelaki bertubuh kekar itu langsung mencekal tangan Ashley yang sudah berada di luar sambil menyeretnya masuk ke dalam apartmen.
Tidak ada yang melihat kejadian itu, berkali-kali Ashley meminta Andrew melepaskan cekalan tangannya yang begitu kuat dan menyakiti pergelangan tangannya namun tetap saja tak digubris oleh pria berparas dingin dan mengerikan itu. Andrew terlihat seperti patung berwajah dingin namun tetap seksi dan tampan. Sayangnya dia sangatlah mengerikan.
Sesampainya di depan pintu, Andrew mengambil kartu akses masuk ke dalam dan juga memencet kode yang sudah ada di bawah kenop pintu. Sampai pintu akhirnya terbuka Andrew kembali menyeret Ashley dengan lebih kali ini. Dia membawanya ke dalam sebuah ruangan yang tidak diketahui oleh Ashley. Ruangan yang kecil juga gelap, dan mengerikan.
Andrew menghempaskan Ashley, sampai tubuh gadis itu beberapa kali terkena tembok dari ruangan yang kecil dan sempit itu. Ruangan itu sangatlah gelap sampai tidak ada satupun cahaya sedikitpun, bahkan tempatnya sangatlah sempit dan pengap.
"Akan kusiksa kau didalam sana. Kuharap kau mati" ujarnya dingin yang langsung menutup pintu ruangan itu dan langsung menguncinya dari luar.
Ashley langsung menggedor-gedor pintunya, meminta untuk dibukakan pintunya. Ashley sedikit takut akan gelap namun kalau ditinggal lama kelamaan di tempat gelap, sempit, pengap, ia akan sangat ketakutan setengah mati dan bisa saja nyawanya melayang disini.
Air mata sudah turun semenjak Andrew mulai mencekal tangannya dengan sangat kuat. Jantungnya bergerak dengan ritme yang tidak biasanya. Keringat dingin bercucuran dari pelipisnya. Andrew benar-benar mengerikan.
Sudah hampir dua jam berlalu, Ashley masih mencoba meminta Andrew untuk membukakan pintunya walau hanya sesekali karena gadis itu sudah merasa lemas dan tangisannya sudah tak lagi turun. Yang ia rasakan kini hanyalah panas, pengap, takut akan gelap. Jujur saja, fantasi Ashley sangatlah kuat. Seringkali ia berimajinasi kalau nanti tiba-tiba ada hantu datang atau serangga yang sangat ia benci tiba-tiba ada. Astaga, siapapun kalau ada di posisinya Ashley pasti akan begitu juga.
Berkali-kali Ashley mencari celah untuk keluar, namun ia tak menemukan apapun. Ia sangat ketakutan, mungkin mulai saat ini Ashley akan mengalami phobia. Phobia yang membuatnya takut akan tempat sempit, kecil dan gelap seperti yang sedang ia alami sekarang.
Pengap.
Selain takut karena ruangan ini, bahkan tempat ini sangatlah pengap dan membuatnya berkeringat saking panasnya. Tidak ada udara sejuk sama sekali. Astaga ia bisa mati disini!
Perlahan matanya mulai berkunang-kunang, ia kembali menggedor-gedor dinding ruangan kecil nan sempit itu sambil memohon ampun dari Andrew, berharap Andrew akan membukakan pintu untuknya.
"Andrew! kumohon buka! aku.. uhuk! uhuk! tolong aku Andrew! maafkan aku! uhuk! uhuk! maafkan aku! ampuni aku! Andrew buka pintunya! uhuk! uhuk!" pekik Ashley yang sudah terbatuk-batuk sekarang. Tubuhnya semakin lama semakin melemas, keringat dingin masih saja bercucuran, suaranya tak lagi sama. Beberapa kali Ashley berusaha untuk menahan diri agar tak pingsan namun usahanya sia-sia. Perlahan penglihatan mulai kabur , tangannya sudah lemas sampai tak mampu lagi untuk menggerakkannya walaupun sedikit saja, bahkan air matanya sudah kering dan tak mampu lagi keluar. Dan pada akhirny Ashley jatuh pingsan di dalam ruangan itu.
Diluar ruangan itu, ada Andrew yang sudah tak mendengar lagi jeritan pertolongan dari dalam ruangan dimana Ashley disekap. Ada rasa khawatir dan cemas namun amarah masih mnyelimutinya. Hanya karena Ashley berbicara dengan seorang pria dan tersenyum merona, Andrew menjadi seganas ini? Tapi yang lebih penting bagaimana keadaan Ashley di dalam sana? Astaga ini membuatnya frustasi!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psyfia Boy
Romance‼️⚠️WARNING⚠️‼️ • Akan ada beberapa part yang mengandung unsur pembunuhan & penyiksaan dikarenakan isi cerita mengandung unsur tentang Psikopat sekaligus Mafia. *** Sekuat apapun aku berlari, akhirnya aku a...