29

3.3K 89 12
                                    

Tluk tluk tluk

Suara hentakan kaki Anton yang menyentuh lantai apartment milik Ashley terdengar begitu kencang. Keduanya sangat terdiam di hadapan Anton yang menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dengan tatapan mencekam ke arah pasangan itu.

Bahkan saking sunyinya, suara detik jam pun terdengar. Ashley sendiri bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri yang berdegup begitu kencang.

Masalahnya, sedari dulu keluarganya melarang keras untuk berhubungan dengan laki-laki namun pada akhirnya ketahuan juga. Terlebih yang mengetahui pertama kali adalah Anton. Ashley are really gonna die.

"Jadi..." Anton berhenti sejenak memberi jeda sembari melihat kedua pasangan itu yang terlihat terkejut karena setelah sekian lama sunyi akhirnya Anton buka suara.

Andrew sendiri merasa gugup dan takut dihadapan Anton, secara yang dihadapinya adalah calon kakak ipar-nya sendiri.

"Ashley, jelasin apa maksudnya ini? Kan keluarga kita dari jaman dulu ngelarang buat pacaran, kenapa kamu masih pacaran sama dia?" tanya Anton dengan nada tegas.

Ashley mulai kebingungan dan takut, "M-mas aku bisa jelasin. Andrew ini.."

"Maaf saya pacarnya Ashley." ungkap Andrew menggunakan bahasa Indonesia dan bukan bahasa Inggris.

Tentunya Ashley sendiri terkejut Andrew bisa menggunakan bahasa Indonesia. Dan Anton sendiri memang awalnya terkejut namun dirinya kembali berusaha untuk tenang.

Andrew menahan rasa gugupnya dengan menaruh kedua tangannya di lututnya. Keringat dingin tak berhenti keluar dari tangannya. Andrew berusaha menutupi rasa takutnya. Dan ini pertama kalinya dia merasa seperti pada orang lain selain pada Charlie dan juga mendiang ibunya.

"Hm okey, apa aja yang udah kalian berdua lakuin? Selama pacaran?" tanya Anton sambil mengambil minumannya.

Andrew diam sejenak, "Hanya berpegangan tangan dan mencium, itu saja." jawabnya dengan santai. Baiklah Andrew bisa mengatasi ini.

Anton terdiam. Ashley pun juga terdiam, dan tentunya kaget. Sangat. Kalau dari dulu Andrew bisa menggunakan bahasa Indonesia kenapa tidak dari dulu saja mereka berbicara selayaknya orang Indonesia? Dan pastinya Andrew tahu gumaman dan umpatan yang dikeluarkan oleh Ashley setiap kali gadis itu merasa kesal padanya.

"Ashley maaf mas pengen makan sandwich yang di supermarket dibawah. Tolong beliin ya? Nanti mas gantiin uang kamu." ujar Anton sambil menatap ke arah Andrew, begitu pun sebaliknya.

Lah lah? Ko begini?, batin Ashley.

"Eh eh tapi mas aku, anu—"

"Ashley, sayang, mas laper banget. Beliin ya? Nanti mas beliin kamu makanan juga deh,"

"Tapi, tapi—"

"Udah, beliin aja sana gih," ujar Andrew dengan lembut namun ini pertama kalinya dia berbicara menggunakan bahasa Indonesia padanya. Ashley hanya menatapnya dengan penuh kebingungan. Lalu dia pun pergi keluar, meninggalkan Andrew dan Anton berdua.

***

Sembari memilih sandwich juga beberapa snack, Ashley merutuki soal kakaknya itu.

"Awas aja kalo ampe mas Anton macem-macem sama Andrew abis tu orang. Lagian tiba-tiba dateng diwaktu yang salah banget. Ya seneng sih tapi kan jadi ketauan gini kan berabe ya haduuuh," dumelnya diakhiri dengan desahan berat.

Setelah itu Ashley pun membayar semuanya menggunakan kartu atm yang dimilikinya. Andrew memang memberikan satu kartu atm, katanya itu bisa dipakai untuk membeli apa saja. Andrew memberinya dari lama namun sampai sekarang, sampai detik ini pun, Asley tak pernah memakainya sekalipun.

My Psyfia BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang