"Halo bu? Ibu ingin aku kesana? Baik baik." Courtney pun menutup telepon dari sang ibu. Ibu yang sudah terbaring di rumah sakit kini sudah pulih, bahkan sudah punya pendamping hidup yang baru. Kemana ayahnya Courtney? Ya kalian akan segera mengetahuinya.
Ashley yang sedang memakan roti isi selai kacang itu segera memberhentikan makannya, "Ada apa C?"
Courtney mendesah berat, "Ibuku ingin aku pulang sekarang, katanya ada hal penting. Entahlah aku juga bingung, sepertinya hari ini kita tidak jadi jalan-jalan," gumamnya. Ada nada menyesal saat dia berkata begitu. Ashley juga merasa sedih. Baru saja dia bisa bertemu dan akan bermain dengan sahabatnya itu namun karena urusan yang lebih penting yaitu keluarga, rencana keduanya langsung dibatalkan. Ashley sedih namun dia harus bisa menutupinya dengan senyuman. Lagipula, mungkin hari ini dia bisa menjenguk Andrew.
Ashley menepuk sebelah pundak Courtney lalu mengusapnya beberapa kali, "Sudahlah C, keluargamu lebih penting. Pergilah," ujarnya dengan senyuman palsu.
Astaga Ashley, aku sebenarnya tahu itu senyum palsumu cuma apa boleh buat?, batin Courtney.
"Baiklah, aku akan siap-siap dulu." Courtney pun langsung melenggang pergi meninggalkan Ashley. Courtney akan mandi terlebih dulu lalu mengganti bajunya dengan yang baru sementara Ashley akan menghilangkan kesedihannya sambil menonton Spongebob.
Selagi menunggu Courtney selesai mandi dan bersiap-siap, Ashley menonton sambil sesekali menatap keluar jendelanya. Pagi ini terlihat tidak terlalu cerah, sepertinya akan hujan. Beruntung keduanya tidak jadi pergi ke Disney.
Akan hujan ya ..., batin Ashley.
Cklek
Keluarlah Courtney yang memakai pakaian casual. Dirinya terlihat begitu cantik dengan balutan kaus berwarna hijau dan celana panjang semata kaki berwarna hitam. Rambutnya dia cepol acak yang memberikan kesan modern dan feminim. Tak lupa dirinya pun memakai sneaker vans old school berwarna hitam putih.
"Akan kuantar kau sampai depan," ujar Ashley berjalan bersamaan dengan Courtney sampai ke depan pintu.
Tepat di depan pintu, mereka pun berpelukan dan Courtney berjanji akan mengunjunginya langsung setelah bertemu dengan keluarganya. Tentu dia akan ijin terlebih dulu kepada ibunya lalu kembali ke apartment Ashley untuk menemaninya. Courtney sebenarnya tidak tega meninggalkan Ashley sendirian disini, tapi apa boleh buat?
Courtney membalikkan tubuhnya dan melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum, Ashley pun membalasnya.
"Sampai nanti!"
"Iya! Sampai jumpa!"
Ashley kembali ke dalam apartmentnya. Dia merebahkan dirinya di atas sofanya yang nyaman dan empuk berwarna biru tosca. Tatapannya menatap ke langit-langit ruang tamunya dimana terhias indah dengan lampu dan warna dindingnya yang begitu menyatu juga cerah.
Ashley terdiam. Pikirannya begitu kosong. Dia hanya bengong menatap ke atas. Tak ada raut apapun di wajahnya. Ya ampun dia merasa bosan sekarang. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk tidur.
Tiba-tiba ponselnya pun berbunyi saat dirinya baru saja memejamkan matanya untuk beberapa saat. Ashley mengambilnya tanpa mau membuka matanya dan langsung mengangkatnya tanpa mau melihat siapa yang meneleponnya.
"Halo?"
***
Gadis itu berlari dengan tergopoh-gopoh menyusuri lorong yang begitu banyak bebauan obat. Sesekali dirinya merasa pusing karena bau obatnya sangatlah kuat tapi dia tahan karena dia harus menemui seseorang dengan sesegera mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psyfia Boy
Romance‼️⚠️WARNING⚠️‼️ • Akan ada beberapa part yang mengandung unsur pembunuhan & penyiksaan dikarenakan isi cerita mengandung unsur tentang Psikopat sekaligus Mafia. *** Sekuat apapun aku berlari, akhirnya aku a...