DINGDONG
Suara bel apartment Ashley terdengar hingga kegiatan dia yang sedang memanaskan makanan dalam microwave pun terhenti dan memilih untuk membuka pintunya.
Tepat di depan pintu ada Andrew yang sedang tersenyum sembari membawa sebuket besar bunga dan makanan untuk mereka. Andrew terlihat tampan dengan memakai jas hitam yang lengannya yang dinaikkan hingga siku dengan kemeja putih kancing hitam sebagai dalamannya. Celana jeans berwarna gelap ditambah dengan ikat pinggang berwarna coklat juga jam tangan hitam yang menempel pada tangan sebelah kanannya.
Lelaki itu langsung memeluk dan mencium kening pemilik kamar apartment itu.
"Sorry I'm late babe, kemacetan membuatku terhambat kemari." Ujar Andrew lalu masuk dan duduk di sofa panjang dan menaruh buket juga makanan yang dibawanya diatas meja di depan sofa tersebut.
"Kau membawa makanan? Padahal aku sedang memanaskan makanan untukku,"
"Makanan kemarin tidak bagus untuk kesehatanmu,"
"Iya-iya pa dokter, kubuka ya? Perutku lapar," ujar Ashley yang langsung membukanya dan langsung memakannya sebelum Andrew sempat menjawab pertanyaannya.
Melihat Ashley yang berkali-kali menyuapkan makanan yag dibawa oleh Andrew membuat Andrew sendiri senang melihatnya. Pipinya begitu bulat ketika makan dan membuat Andrew malah ingin melahap gadis itu.
"Hmm enak ya? Habiskan habiskan," ucap Andrew membuat Ashley tertawa kecil. Setelah sisa sedikit Ashley pun minum dan merebahkan tubuhnya pada sandaran sofa dibelakangnya.
Andrew memiringkan sedikit tubuhnya agar bisa berhadapan dengan Ashley yang duduk disampingnya sambil memegang perutnya yang kekenyangan.
"Kau makan begitu lahap hingga aku yang disampingmu dihiraukan," celetuk Andrew membuat Ashley mendengus dan tertawa kecil dengan mata yang tertutup.
Tangan Andrew mulai naik untuk mengusap pucuk kepala Ashley dan mengusapnya dengan perlahan. Seutas senyuman kecil terpapar diwajahnya.
"Kau tadi habis dari mana? Katamu akan menjelaskan sesuatu, apa itu?" tanya Ashley tiba-tiba. Andrew pun berhenti mengusap rambut Ashley.
Andrew mendengus sebelum berbicara.
"Singkatnya, aku mengundurkan diri sebagai anggota mafianya dan Charlie memintaku mengurus salah satu perusahaan miliknya."
"Itu kabar bagus, lalu apa kau bisa memegangnya?"
Andrew pun mengangguk, "Tapi juga aku membawa kabar buruknya,"
Ashley langsung membuka matanya dan tubuhnya diserongkan ke arah Andrew. "Apa?" tanyanya dengan cepat.
"Perusahaan itu berada di Spanyol, membuatku harus pindah kesana."
Dan Ashley pun terdiam seketika. Dia benar-benar kaget. Andrew akan pindah ke Spanyol?
Andrew tahu ekspresi itu, raut wajah yang mudah sekali terbaca. Andrew melihat beberapa tetes mata mulai turun dari matanya. Andrew pun langsung memeluk gadisnya dengan erat sambil mengusap kepalanya. Andrew tahu betul bagaimana perasaan Ashley sekarang ini.
Semenjak Ashley kembali ke Indonesia dan mengetahui rahasia besar akan keluarganya, Andrew yakin dia tak ingin kehilangan siapa-siapa lagi dan sekarang Andrew malah harus pergi untuk mengurus perusahaan di Spanyol.
"Namun kau tahu, alasan kenapa aku mengundurkan diri karena apa?" tanya Andrew dan Ashley diam tak bergeming dan malah menangis dalam diam.
Andrew diam sebentar dan menghela nafasnya, "Alasanku berhenti adalah karenamu Ashley. Aku ingin menikahimu..." ujarnya dengan begitu dalam. Ashley pun melepas pelukannya perlahan dan menatap Andrew dengan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psyfia Boy
Romance‼️⚠️WARNING⚠️‼️ • Akan ada beberapa part yang mengandung unsur pembunuhan & penyiksaan dikarenakan isi cerita mengandung unsur tentang Psikopat sekaligus Mafia. *** Sekuat apapun aku berlari, akhirnya aku a...