Seingat Hyora jika hari ini mereka memilki jadwal untuk manggung di Music Bank. Atas dasar hati nuraninya sendiri ia datang ke sana dengan tujuan melihat dan menyemangati mereka untuk terakhir kalinya.
Sungguh ia tak begitu mempedulikan bagaimana direktur menyuruhnya ke agensi untuk kembali membicarakan soal lamaran kerja siang ini.
Sorak-sorak suara penggemar yang menusuk rungu seluruh penjuru panggung yang tak begitu besar. Riuhan mendengung dari sang penonton yang menyuarakan nama mereka satu persatu, beriringan dengan lagu yang mereka bawakan.Jika boleh menangis, ia ingin menangis sekarang juga menangkap bagaimana pemandangan itu kini tak lagi ia jumpai. Ini adalah pekerjaan sehari-harinya, mengikuti kemanapun EXO pergi. Berdiri di backstage dengan torehan senyum menghiasi wajah Hyora dan kedua binaran netra nya yang menahan air mata kebanggaan.
“Ahhh... yatuhan.. makhluk apa kalian ini. Sinar kalian begitu terang sekali.”
Perkataan itu lolos keluar dari mulut nya yang sedari tadi diam berdiri sekaligus mengamati penampilan EXO. Baiklah, air mata itu dengan kurang ajar cepat membasahi pelupuk nya seketika. Dengan gerakan cepat ia menyeka wajahnya sendiri, sebelum orang-orang merasa aneh melihatnya menangis.
“Kau disini rupanya.” Keterkejutan itu seketika membuatnya mengerjap, saat suara tak asing itu tertangkap pendengarannya. Menorehkan pandangannya kebelakang. Dan benar saja, ia sudah menebak siapa yang datang itu.
“Ssajangnim”
“Heishh.. kau ini. Aku sudah menunggu mu sedari tadi bahkan. Untuk apa kau disini?” Tanya nya penuh kekesalan.
“Maaf sajangnimm... aku hanya ingin melihat mereka.” Nada bicara nya melemah, kini wajah itu tergambar begitu sembab.
“kau habis nangis?”
“Sajangnim... bisa kau ubah dan pikirkan lagi keputusan mu itu. Kau lihatlah..mereka tidak akan pernah redup seperti apa yang kau pikirkan sajangnim. Tidak akan pernah. Mereka bersinar pada tempat yang semestinya. Mohon bijaksanalah.. sajangnim.” Dengan gentarnya kata-kata itu keluar dari mulut Hyora tanpa keraguan. Meminta agar direkturnya mengubah keputusannya.
“Tau apa kau tentang mereka Hyora.”
“Fanbase mereka mendunia kau bisa melakukan promosi diluar negri dan World Tour jika kau tidak ingin kalah saing sajangnim.”
“Tidak semudah itu Hyora. Sudahlah ini CV mu.” Direktur itu sembari menyodorkan berkas yang dibawanya.
Dengan segera Hyora membuka apa yang tengah direkturnya berikan. Manik nya terbuka penuh, apa yang mata nya rangkum sungguh membuatnya tak percaya. Bagaiamana dengan licik nya direktur itu membuat CV yang sangat bagus tanpa meninggalkan jejak SN Entertaintment pada pengalaman kerjanya.
Manajer Divisi Pemasaran Kookmin Bank 5 tahun.“Ini kan.. salah satu bank terkenal itu. Bagaimana bisa.”
“Menarik bukan? Kau pasti akan langsung diterima Hyora.”
“Tapi kenapp—”
“Ahh... iya aku lupa, ubah penampilan mu saat melamar kerja disana.” Percaya tak percaya direkturnya itu lagi lagi bicara omong kosong.
“Apa maksudmu sajangnim?”
“Ya, kau tau. Buatlah dirimu seaneh mungkin agar orang-orang Big Him tak mengenalimu.”
“Tidak perlu sajangnim. Aku tidak berteman dengan orang-orang Big Him. Tenang saja.”
“Hyoraa.. turuti saja apa yang aku katakan.” Dengan sigapnya pria tua itu meraih tangan Hyora dan menyeretnya paksa ke ruang make up and stylish. Dimana tempat seorang yang akan tampil mengenakan kostum dan dirias terlebih dulu wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. THE PERFECT MANAGER | JJK ✔
FanfictionTerinspirasi dari game BTS WORLD Mengatur semua hal dari seorang Idol bukanlah perkara mudah. Bagi Kim Hyora, Jungkook adalah kesialan nya. Dipindahkan ke agensi lain atas perintah sang direktur untuk menjalankan misi konyol, sekaligus balas dendamn...