TPM 25

906 65 6
                                    

Semilir angin berhembus begitu menenangkan, netranya melihat sekeliling dengan nuansa yang berbeda juga begitu kental dengan adat budaya Korea nya. Jeon Jungkook duduk dibawah pohon sakura ‒beralaskan papan kayu yang membentuk sebuah kursi tanpa sandaran. Menghirup udara segar sesekali memejamkan mata, sekedar menikmati pemandangan di tempat itu.

Setelah melakukan rutinitasnya rutinitasnya sebagai idol‒Jungkook berniat menemani Taehyung di lokasi syuting, untuk melihat secara langsung bagaimana proses syuting drama kolosal yang di perani Taehyung.
Sesekali Jungkook berjalan-jalan melihat keadaan sekitar, demi mengatasi kebosanannya. Alih-alih menemani Taehyung, lantas Jungkook begitu menikmati suasana di sini‒cukup membuat pikirannya rileks dari rutinitas pekerjaan. Namun, kembali lagi Jungkook duduk di tempat semula saat Taehyung sudah menyelesaikan beberapa adegan dalam syutingnya.

Hanbok biru serta ikat kepala yang menghiasi diri Taehyung membuat kesan kharismanya bak seorang keturunan raja di era Joseon. Tehyung berjalan ke arah Jungkook dan mengambil posisi duduk di sampingnya. Jungkook tersenyum sumringah mendapati sosok hyung nya yang berbeda.

“Hyung. Kau tampan sekali dengan busana seperti ini. Siapa lawan main mu di drama ini?”

Taehyung menautkan alisnya‒wajahnya merespon tak yakin jika dirinya memang tampan, kata-kata Jungkook membuatnya sedikit tersipu malu. Lantas ia menunjuk dengan jari telunjuknya ke arah wanita yang mengenakkan pakaian hanbok berwarna ungu yang tengah berbincang dengan sutradara disana. “Itu... yang berbaju ungu.”

“Hyung, bagaimana kesan mu memiliki lawan main dalam drama ini? Aku rasa kau akan cinta lokasi setelah ini. Aktris itu cantik sekali.” ujar Jungkook sok yakin dengan menggoda Taehyung.

Mendapati pertanyaan seperti itu Taehyung hanya menyunggingkan senyumnya sekilas terkesan remeh‒lalu ia mendaratkan sentilan di kening Jungkook yang asal bicara.

“HYUNG!!” pekik Jungkook tak terima.

“APA?” lantas Taehyung memasang wajah menantang ditunjukan pada Jungkook. Saat menatap Jungkook kala itu, Taehyung hanya berpikir jika Jungkook ini sedang tidak mengaca.

Ya, karena setau Taehyung‒Jungkook ini juga terlibat cinta semacam entah apa dengan rekan kerja nya sendiri. Tapi, ntah atas dasar apa yang membuat Taehyung terdorong untuk ikut campur perihal urusan cinta mereka. Ingin sekali ia mengatakan pada Jungkook‒jika ia mendengar perkataan Hyora kala itu melalu ponsel dengan menyebut nama ‘oppa’. Taehyung mencoba berpikir positif‒mungkin panggilan itu bisa jadi diperuntukkan untuk kakak atau saudara laki-lakinya. Tapi yang membuat Taehyung merasa aneh‒pasalnya Hyora mengungkit hal tentang kerja sama dan Hwang PDnim.

Taehyung sendiri merasa jengah jika Hyora memiliki hubungan dengan laki-laki lain yang akan membawa pengaruh pada Jungkook. Entahlah, Taehyung hanya tidak ingin laki-laki yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri ini merasa kecewa. Mengingat beberapa bulan terakhir ini Jungkook mengalami banyak perubahan sejak kehadiran Hyora, tentu Taehyung mengerti sekali bagaimana perasaan Jungkook.

“Sakit tau.” Jungkook mengernyitkan keningnya sembari mengusap berkali-kali dengan telapak tangan.

Taehyung tertawa keras, seketika perubahan drastis terletak pada wajahnya. Taehyung menampakkan wajah serius pada Jungkook yang sedang kesal. “Hei. Sakit nya jitakkan ku tadi tidak akan ada apa-apa nya dibanding dengan‒” Taehyung menggantung ucapannya, ia sendiri ragu apakah hal ini harus benar-benar ia katakan pada Jungkook.

3. THE PERFECT MANAGER | JJK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang