Pemandangan yang menurutnya sangat langka untuk dilihat. Memperhatikan secara seksama dengan ulasan senyum yang tak jelas apa maksud di balik senyum itu. Mendudukan tubuhnya pada kursi dengan kedua tangan yang menopang dagu diatas meja makan. Membuat imajinasnya semakin meluas‒seluas taman bunga terindah di Dubai, tatkala netranya menangkap penuh atensi Hyora yang tengah berkutat dengan perkakas dapur.
Mengingatkan seorang Jungkook pada masa kecil nya yang setiap pagi menanti hadirnya sarapan pagi buatan sang ibu sebelum berangkat sekolah. Seperti itulah gambaran Hyora sekarang, bagaimana Jungkook bisa berandai-andai dalam pemikiran anehnya. Parahnya, Jungkook jadi membayangkan perwujudan Hyora sebagai istrinya kelak. Pasti menyenangkan, mengingat itu impiannya memiliki istri yang umurnya lebih tua darinya. Rasanya sudah tidak sabar ingin cepat-cepat menginjakan umur legal.
“Noona masak apa?” Tanyanya yang berjalan mendekat ke arah Hyora yang tengah sibuk memotong kentang menjadi dadu.
“Noona buatkan jajangmyeon saja untuk Kookie ya..”
“Aku bantu merebus mie nya ya, noona...” Jungkook memberikan tawaran, berniat untuk membantu agar makanannya cepat tersaji. Pasalnya Jungkook sudah sangat lapar.
“Tidak, Kookie menonton televisi saja sana.” Perintahnya menolak.
Pengalaman Jungkook hidup bersama hyung-hyung nya, membuat Jungkook mandiri. Bahkan acap kali ia membuatkan semua hyung-hyung nya makanan rumah untuk disantap sebagai sarapan pagi, siang, atau malam saat berada di dorm. Sedikit kecewa karena Hyora menolak tawarannya. Asyik sekali pikirnya bisa memasak bersama manajernya ini, kendati ia juga sedikit mahir memasak tapi apa boleh buat kalau Hyora tidak ingin dibantu.Matanya berkeliling menangkap pemandangan lain yang berada didapur. Seolah membuat penasaran, lantas Jungkook berjalan mendekat ke sebuah kulkas biru yang letaknya tak jauh dari Hyora. Terdapat banyak polaroid yang melekat di pintu atas kulkas. Jungkook menatap gambar-gambar itu dengan tatapan menilai, sebelum melontarkan sebuah pertanyaan.
“Noona...”
“Hmmm”
“Kenapa banyak sekali gambar destinasi wisata alam di kulkas noona?”
Hyora seketika menyunggingkan senyumnya. “Itu cita-cita noona.”
Jungkook menelengkan kepalanya tak paham. “Maksud noona?”
“Iya, noona punya banyak cita-cita untuk berpergian ke banyak negara. Tapi, tidak bisa. Noona punya banyak keperluan.” Ujar Hyora yang tengah merebus mie. Matanya mendadak menampakan kesenduan. Ingatannya tentang cita-cita berkeliling dunia meluntur karena tanggung jawabnya sebagai anak yang berbakti. Demi ayahnya, Hyora rela untuk mengorbankan keinginan nya.
Jungkook paham jawaban wanita itu mengarah kemana.Ia jadi tidak enak hati saat sekilas melihat Hyora termenung sembari mengaduk mie. Menurut Jungkook, cita-cita wanita ini unik sekali. Disaat semua wanita lebih suka berpergian ke mall, membeli barang mahal‒namun itu semua tidak berlaku dengan Hyora. “Dari semua gambar yang ada disini. Tempat apa yang paling ingin noona kunjungi?”
“Belum ku temukan tempat nya.”
“Bukan diantara gambar yang ada di sini?” Jungkook mengetuk-ngetuk jari telunjuknya pada pintu kulkas.
Hyora menggeleng mantap, masih dengan kesibukannya memasak. “Bukan. Tempat itu tak pernah ditemukan sekalipun di ujung dunia.”
Semakin dalam rasa keingintahuan Jungkook, kenapa manajernya ini mendadak membicarakan hal yang misterius. “Lalu kenapa noona ingin kesana? Sedangkan tempat itu tidak ada.”
KAMU SEDANG MEMBACA
3. THE PERFECT MANAGER | JJK ✔
FanfictionTerinspirasi dari game BTS WORLD Mengatur semua hal dari seorang Idol bukanlah perkara mudah. Bagi Kim Hyora, Jungkook adalah kesialan nya. Dipindahkan ke agensi lain atas perintah sang direktur untuk menjalankan misi konyol, sekaligus balas dendamn...