TPM 16

1.1K 90 1
                                    

Ini lanjutan dari part sebelum nya.


"Rumah kita berdua. Kookie dan Noona."

Oh yatuhan bolehkah aku menampar manusia ini? Aku rasa ada iblis yang merasukinya. Hatinya terus menggerutu sekaligus menegang. Kenapa perkataan Jungkook ini dewasa sekali. "Kookie, jangan bicara omong kosong."

"Tap‒"

"Cepat habiskan makan mu ya. Lalu beli kue untuk Yoongi."

Muak, muak sekali Hyora sekarang. Ia sama sekali tak ingin mendengar Jungkook melanjutkan perkataannya. Dengan itu ia cepat menyambar dan mengalihkan pembicaraan agar tak semakin lebar perkara nya.

Sedetik kemudian keadaan menjadi normal seperti biasa. Jungkook melanjutkan makannya dan Hyora sudah lebih dulu menghabiskan makanan. Wanita itu membuka ponselnya untuk sekedar mengecek jam. Sudah jam delapan malam, dan aku sangat ngantuk sekarang.

"Noona..boleh aku tanya sesuatu?" Jungkook membatin. Rasanya ingin sekali ia mengenal manajernya lebih dalam. Boleh diakui jika dirinya sendiri ini brengsek memang. Tidak paham kenapa perasaan nya seperti terobrak abrik semakin lama ia memandangi manajernya. Rasanya ingin sekali mengobrak-abrik identitas pribadi manajernya juga.

Bak tersiram coffe panas berkali-kali. Perasaanya mengatakan jika pertanyaan Jungkook tidak bagus untuk didengar. Tapi apakah mungkin jika ia melarang Jungkook untuk bertanya? Lagi pula apa alasannya.

"Kenapa?"

"Noona punya pacar tidak?" Tanyanya cepat.

"Tidak."

"Wah kebetulan sekali. Aku boleh mendaftar?" Goda Jungkook dengan antusias.

"Daftarkan saja dirimu dirumah sakit jiwa." Jawabnya singkat, padat, dan sarkas. Hyora paham betul perangai Jungkook itu anak kecil yang suka bermain-main meski berbicara sekalipun. Hyora hanya mengira-ngira jika ucapan Jungkook semuanya adalah sekedar lelucon belaka bagi dinya.

"Kalau adik?" Tanya nya antusias.

"Tidak punya juga."

Jungkook mendesis, ia berfikir jika Hyora telah bohong. Jelas sekali dia ingat jika Hyora pernah mengatakan kalau wanita ini punya adik namanya Jongin. Saat akan berangkat menuju Jepang ia mengatakannya pada Jimin. Mendadak lidahnya terasa kelu, Tunggu! Jongin? Apa yang dimaksud waktu itu Jongin EXO sunbaenim?

"Lalu siapa Jongin yang kau maksud saat itu?"

"Bukankah kau sudah tau aku berasal dari mana?"

"Ah..berarti benar." Jungkook mengangguk paham. "noona.. kau menganggap mereka semua adik mu?"

Sedangkan Hyora hanya bergeming. Tubuhnya sudah sangat terasa lelah tapi Jungkook tak henti-henti menanyakan seseuatu padanya. Sedikit melamun mengingat memori-memori indah bersama anggota EXO, Hyora begitu merindukan mereka.

Biasanya disaat musim salju seperti ini, sekali-kali mereka merayakan pesta bersama manajer-manajer. Perayaan keberhasilan album winter tentunya. Tapi sekarang kondisinya justru berbeda, malah makan malam bersama Jungkook.

"Noona... kalau kau anggap aku dan hyung-hyung ku apa?"

"Sama!"

"Hanya adik?"

"Memangnya apa lagi?"

Jungkook semakin terkekeh. Apa-apaan semuanya dianggap adik. Bar-bar sekali prinsip manajernya itu.

"Noona tidak berminat menganggapku kekasih atau semacamnya gitu?" terus, terus saja ia menggoda sampai Hyora jengah sendiri. Entah dari mana Jungkook belajar menggoda seorang wanita, yang pasti ini ulah ajaran hyung-hyung nya.

3. THE PERFECT MANAGER | JJK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang