TPM 12

1.1K 112 3
                                    

Suasana di apartemen itu mendadak berubah sejak kepergian Hyora dan Jungkook. Kendati masih menampakan perasaan terkesan tak percaya, namun mereka sangat teramat lega. Setidaknya mereka bersyukur karena sang pencuri telah mengakui kesalahan nya sendiri.

Yoongi menahan, jika Hyora itu laki-laki mungkin ia sudah menghajar Hyora habis-habisan. Tak peduli lagi ia siapa, karena Hyora sudah menghambat dan mempersulit semuanya. Membuat kekacauan karir grupnya hingga Yoongi murka tiap hari merenungi nasib itu kedepannya. Tapi mendengar Hyora mengakui kesalahannya dan bersikap peduli dengannya hari ini. Yoongi merasa sedikit kasihan dengan wanita itu. 

Yoongi berkacak pinggang dan menggeleng pelan, tak habis pikir dengan wanita itu. Ia pikir dugaan nya hanya kebetulan, ternyata memang betul kenyataannya. Wajah dingin nya itu sedikit memudar saat ia melihat semua teman-temannya merasa sedikit senang dan lega. Dengan macam-macam ekspresi yang mereka torehkan seperti berpelukaan, bersyukur, bernafas lega sembari tersenyum, dan tak lupa gelak tawa yang hadir kembali. Dan saat itu, wajah yang semula dingin berubah menjadi penuh kehangatan dengan binaran mata yang bahagia. Walaupun ini bukan akhir dari segalanya, Yoongi sangat bersyukur karena kegundahannya selama ini akan berakhir.

“Namjoon...kau tidak apa-apa?” Tanya Yoongi khawatir, melihat kejanggalan pada Namjoon disana. Namjoon nampak bingung dan terkesan diam tak seperti yang lainnya. Ntah apa yang ada dipikirannya, seharusnya disituasi ini ia juga harus lega.

“Mmmm... aku tidak apa-apa.” Jawabnya datar, terlepas dari lamunannya. Lantas ia memandang Yoongi dengan sendu. “maafkan aku Yoongi, aku tak mempercayai mu waktu itu. Ternyata Hyora noona--”

“Ah sudahlah, yang penting ini semua akan berakhir. Kita tidak perlu bersusah payah lagi mengulang dari awal.” Belum selesai Namjoon bicara, tapi Yoongi sudah memutusnya. Berniat menghentikan Namjoon untuk tidak perlu menyalahkan diri sendiri sebetulnya. “tapi Namjoon, aku sedikit khawatir. Hyora noona itu baik pada Jungkook, tapi kenapa ia memiliki niat buruk pada kita. Bukan kah itu aneh? Apa yang melatarbelakangi dirinya berbuat seperti ini ya? ”

Namjoon mendengus nafasnya kasar. Sedari tadi Namjoon juga memikirkan hal itu. “Ntahlah Yoongi, aku rasa kita harus adukan ini pada Hwang PDnim agar Hyora noona dipecat saja. Hanya saja, mendengar keluhannya tadi aku jadi tidak tega. Ia pasti kehilangan pekerjaannya setelah ini, dan tidak bisa membiayai pengobatan orang tuanya. Terlebih lagi Hyora noona baru saja bekerja menjadi manajer Jungkook, dan Hyora noona juga kelihatannya sangat baik dan peduli pada Jungkook. Aku tidak yakin ada manajer lain yang tahan dengan sikapnya selain Hyora noona.”

“Tapi bagaimana jika Hyora noona berbohong tentang ayahnya?”

“Bahkan ia sampai menangis Yoongi, berusaha menghentikan mu untuk tidak merokok lagi dan rela mengakui kesalahannya. Bukankah itu salah satu bentuk kekhawatiran?”

Mereka berdua kini sedang berada dalam perang pemikiran. Yang dikatakan Namjoon ada benarnya juga, untuk apa Hyora sampai menyerahkan dirinya sendiri demi Yoongi? Tidak masuk akal.

_______

Hari hampir larut dan matahari sudah mulai membenamkan diri ditengah-tengah terpaan angin sore. Hyora melajukan kendaraannya kembali, dan tiba di apartemen dengan cepat. Menggigit ujung bibirnya sendiri sembari memandang atensi apartemen itu beserta membayangkan penghuni di dalammnya, sebagai bentuk kegusarannya hari ini. Berharap ia bisa melewati hari penyerahan dirinya dengan lancar.

Dengan gerakan cepat ia memasuki apartemen itu yang disusul Jungkook juga yang mengekorinya dari tadi. Hyora mengumpati Jungkook selama itu. Jika saja ia tak mengantar obat untuk Jungkook ke apartemen mungkin nasib Hyora masih aman saat ini. Tapi apakah perasaan itu harus menghantuinya tiap hari dan membiarkan semuanya merasa dirugikan. Ia berjalan sembari merogoh isi tas kecilnya dan mengeluarkan dua benda disana.

3. THE PERFECT MANAGER | JJK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang