TPM 14

1.4K 101 6
                                    

Tonton ini dolo biar nyambong. 😘

Disela pembicaraan itu, Hyora sedikit mengerjap sebab ponselnya berdering secara tiba-tiba. Kemudian ia beranjak berdiri dan mengangkat panggilan itu. Yang menelfon adalah staff kesehatan yang tadi berjanji mendatangkan dokter. Ia mengatakan jika dokter yang ia bawa telah tiba di hotel. Dan mengatakan pada staff untuk datang dikamar no 47 lantai 5 tempat mereka beristirahat.

Hyora merasa tenang sekarang karena yang ditunggu akan segera tiba. Namun saat sekilas ia melihat Jungkook ia tak tega untuk membangunkannya.

“Dokternya sudah datang ya?” Tanya Taehyung.

Hyora hanya mengangguk menjawab Taehyung, kemudian ia menggigit ujung bibirnya gusar. Kenapa dirinya merasa semakin aneh saat melihat Jungkook. Hanya kasihan dan kasihan yang berputar-putar dalam kepalanya. Dalam lamunan itu membuat Taehyung merasa bingung terhadap Hyora.

Noona kenapa?” Ujar Taehyung tiba-tiba.

“Ah, Tidak apa-apa Tae, Dokter nya datang tapi Jungkook masih tidur pulas.” Ucapnya sembari menunjuk-nunjuk ke arah luar dan menampakan wajah kebingungan.

“Sudahlah tidak apa-apa. Aku yang akan membangunkan Jungkook nanti. Noona hampiri saja dokternya diluar.”

Dengan itu Hyora bergegas keluar menuruti perkataan Taehyung. Sepersekon kemudian dokter yang dimaksud sudah menampakan wujudnya berjalan dikoridor hotel lantai lima. Dengan balutan jas putih khas seorang dokter, juga peralatan medis yang terkumpul dalam satu tas hitam menggantung di tangannya.

“Dokter Steve..” Panggil Hyora dengan ramah, tentunya dengan aksen Inggris. Kemudian Hyora menunduk mengisyaratkan salam pertemuan. Dokter itu membalas Hyora tersenyum sembari mengulurkan tangannya berjabat tangan. Ah, disini Hyora lupa. Ini bukan Korea, yang jika mengucapkan salam harus menunduk-bukan berjabat tangan. Dengan respon cepat Hyora membalas jabatan tangan itu. “Ayo masuk dok.. Jungkook ada di dalam.”

Sementara Jungkook dengan wajah pucatnya karena baru saja bangkit dari alam bawah sadar, sembari mengucek-ucek an matanya berharap nyawanya segera terkumpul dan menangkap atensi mengejutkan pada penglihatannya. Hyora dan dokter Steve sudah berada di dalam kamar, tepatnya disamping Jungkook tertidur.

Noona..”. Lirih Jungkook serak khas orang bangun tidur. Lalu memposisikan dirinya terduduk.
“Kau rebahan saja Jung, dokter Steve akan memeriksa keadaan mu.”

Jungkook terkesiap, lagi dan lagi manajernya membawakan dokter. Memikirkan apa cita-cita manajernya dulu adalah menjadi dokter yang sekarang tak tersampaikan hingga berujung menjadi seorang manajer artis? Jungkook mendengus kesal, tak habis pikir. Terserah nya saja lah.

Bukannya Jungkook tidak suka, hanya saja ia masih bergidik ngeri dengan jarum suntik yang mendarat dimulutnya memberikan sensasi nyeri yang teramat sangat. Lalu ada benda lain juga yang menggertak hingga terasa sekali nyawanya dicabut. Jungkook benci jarum suntik sampai kapanpun. Tapi ia berusaha menenangkan diri, tak semua dokter melakukan suntikan dalam pengobatan bukan?

Tidak ingin berlama-lama, dokter Steve membuka tasnya dan mengambil beberapa peralatan medis untuk mengecek keadaan Jungkook. Secara umum alat berupa stetoskop sebagai pemula di hubungkan dari telinga sang dokter menjalar kebagian tubuh Jungkook, untuk mendeteksi ritme jantungnya. “Detak jantung nya lemah sekali.” Ujarnya dan hanya Hyora yang mengerti perkataan itu. Secara nyata memang mereka tak terlalu memahami bahasa inggris. Sedikit, hingga Taehyung dan Jungkook sama-sama menatap Hyora seolah ingin tau apa yang dokter bicarakan.

3. THE PERFECT MANAGER | JJK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang