Nada's
Malam ini hujan, rintiknya menciptakan alunan, alunan kesepian dan kesunyian. Aku suka hujan. Namun, aku benci petir. Setiap kali mendengar dentumannya, jadi teringat waktu kecil nyaris tersambar petir. Tuh 'kan jadi trauma ....
Aku meringkuk di kasur dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuh. Sangat dingin, diriku jadi menginginkan sebuah pelukan hangat dari mama. Tapi, ia pasti sudah bertemu alam mimpi.
Ting!
Sedetik kemudian aku bangkit, meraih ponsel yang berada di atas nakas. Ada sebuah notifikasi dari aplikasi line.
Adrian Wijaya: hai
Aku mengernyit tanda bingung, sedetik kemudian ponselku kembali berbunyi.
Adrian Wijaya: gue adrian, temennya Gema.
Adrian Wijaya: boleh kenalan?
Jemariku mulai bergerak di atas keyboard, mengetikkan sesuatu disana.
Rainada Azalea: hai, boleh kok
Rainada Azalea: dapet id line aku dari mana?
Adrian Wijaya: rahasia😍
Adrian Wijaya: eh salah emot *😂
Diri ini tak bisa untuk tidak tersenyum, ternyata Adrian sangat berbeda dengan Gema. Aku pikir teman-teman Gema juga sangar seperti dia.
Adrian Wijaya: lo ga tidur?
Rainada Azalea: gak bisa tidur, dingin..
Adrian Wijaya: mau dipeluk? Biar hangat
Sontak mataku membulat sempurna membaca pesan Adrian barusan, sepertinya kedua pipi akan memerah seperti tomat rebus.
Rainada Azalea: ish kita kan jauh
Adrian Wijaya: kalo deket? Berarti boleh dong?
Rainada Azalea: apa?
Adrian Wijaya: pelukan😁
Adrian sangat pandai membuatku senyam-senyum sendirian.
Adrian Wijaya: hei, udah bobo ya?
Rainada Azalea: belum
Adrian Wijaya: udah tengah mlm
Baru saja ingin membalas pesan cowok itu, ponselku tiba-tiba mati. Betrainya habis. Ah, kesal.
Rintik hujan masih terdengar, tetapi sudah tidak terlalu deras. Kedua mata lantas memandang jam dinding, benar saja, sudah hampir tengah malam. Namun, entah kenapa aku belum mengantuk. Padahal biasanya jam segini mataku tidak bisa diajak kompromi.
Grrkk ... grrkk ....
Sial, perutku tiba-tiba keroncongan. Ada-ada saja, mengapa harus kelaparan jam segini. Dengan langkah malas aku melangkahkan kaki dan keluar dari kamar. Menuju dapur.
"Eh, apaan tuh?" gumamku seraya menyipitkan mata. Dari kejauhan aku dapat melihat seperti ada seseorang berbaju putih di dekat kulkas. Serem dah pokoknya!
"AAAAAKK!" Aku refleks berteriak, jantungku berpacu lebih cepat dan peluh mulai membanjiri dahiku. Bagai mimpi, sosok makhluk tersebut benar-benar menyeramkan. Wajahnya begitu pucat, sorot matanya begitu tajam ketika memandang ke arahku.
Hingga sejurus kemudian, pandanganku mengabur. Dan pada akhirnya, semua menjadi gelap.
***
cekidoot inilah sosok Rainada Azalea 👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada & Gema [COMPLETED]
Ficção Adolescente"Piano itu menggema dan bernada. Kalau kita, Gema dan Nada yang saling mencinta." • • • Awalnya, Gema nggak pernah tertarik akan hal-hal yang berbau soal cinta. Apalagi pacaran, seumur hidup ia belum pernah merasakannya. Namun hingga suatu ketika, k...