Pulang sekolah, Nada langsung berlarian tak sabar menuju dapur mencari keberadaan mamanya. Biasanya jam segini Netha sedang berkutat di dapur untuk mengolah berbagai macam makanan dan kue. Mamanya Nada emang hobi banget masak.
Namun, dahi Nada pun sontak berkerut setelah memasuki area dapur. Kosong, tak ada satu orang pun yang berada di sana melainkan hanya dirinya sendiri.
"Nyonya teh barusan udah pergi."
Nada kaget dan langsung berbalik, ada Bi Eci yang tiba-tiba nongol entah dari mana.
"Emang Mama kemana, Bi?" Nada bertanya.
"Katanya ada acara arisan gitu, Non," sahut Bi Eci.
Nada hanya manggut-manggut sambil cemberut, padahal rencananya ia hendak memberi tahu kepada Netha perihal nanti malam.
"Non Nada teh laper ya?" tanya Bi Eci.
Nada menggeleng sambil menopang pipinya dengan kedua tangan. "Nggak napsu makan, Bi."
"Haish ... terus Non teh mau apa?" tanya Bi Eci lagi.
"Nggak mau apa-apa," jawab Nada. "Sebenarnya Nada pengen cerita sama mama ... tapi ternyata mama lagi nggak ada di rumah 'kan. Yaudah, deh. Ngga jadi."
Bi Eci lantas tersenyum jahil menatap gadis itu. "Hayo, Non Nada pasti pengen cerita tentang awowo kan ...."
"Ish, nggak kok!" Nada mengelak, ia menahan senyum.
Bi Eci terkekeh sembari mengelus rambut panjang Nada, ia sayang sekali pada gadis itu dan sudah menganggap seperti anaknya sendiri. "Den Ares teh mana, Non? Nggak pulang bareng ya?"
"Nggak, Bi. Padahal pas di sekolah tadi aku udah nelpon Bang Ares buat minta jemput. Tapi telponnya nggak diangkat. Jadi aku pulang duluan bareng temen."
"Temennya awowo atau awewe, nih?" lagi-lagi Bi Eci menggoda anak itu.
Nada menghela napas. "Cewek dong, namanya Fi—"
"ENTAH APA YANG MERASUKIMU ....🎶"
Suara Naresh tiba-tiba melengking nyaring hingga terdengar sampai ke dapur, hal itu membuat Nada menutup kedua telinganya sambil geleng-geleng kepala.
Punya abang macam Naresh benar-benar membuat Nada pusing tujuh keliling. Ditambah, lagu yang dinyanyikan Naresh tadi juga sudah beribu kali ia dengar. Bahkan, lagu tersebut sangat lengket terngiang di kepalanya.
"BANG ARES, BERISIK!" balas Nada berteriak.
"Eh, anying. Maap yak tadi gak jemput, soalnya jalan-jalan dulu sama bebep." Naresh berucap angkuh sambil berjalan menuju kulkas.
"Bebep? Bang Ares punya pacar?" Nada mengernyit. "Dih, kok gak pernah ngasih tau?!"
"Uhk, uhk!" Naresh tersedak minuman. Melihat itu, lantas membuat tawa Nada pecah seketika.
"Karena bukan urusan lo," ucap Naresh kemudian.
Nada merengut dan menoleh ke samping, menyadari Bi Eci yang tiba-tiba hilang entah ke mana. Bi Eci tuh udah kayak setan, tiba-tiba nongol dan hilang begitu saja. Nada jadi heran.
"Mama mana?" tanya Naresh, kini ia berjalan mendekati meja makan dan duduk di sana. Berhadapan dengan Nada.
"Biasa, arisan bareng ibu-ibu gaul," sahut Nada, suaranya terdengar ketus.
"Akhir-akhir ini lo makin aneh aja," celetuk Naresh. "Kenapa? Jangan-jangan lo lagi jatuh cinta? Sama siapa?"
Setelah mendengar ucapan Naresh tadi, Nada pun langsung melempar tatapan sinisnya pada cowok itu. "Bang Ares kok nggak nyambung sih? Tiba-tiba ngomong kayak gitu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/194420869-288-k816005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada & Gema [COMPLETED]
Fiksi Remaja"Piano itu menggema dan bernada. Kalau kita, Gema dan Nada yang saling mencinta." • • • Awalnya, Gema nggak pernah tertarik akan hal-hal yang berbau soal cinta. Apalagi pacaran, seumur hidup ia belum pernah merasakannya. Namun hingga suatu ketika, k...