Cause you're my iron man
And I love you 3000Stephanie Poetri – I Love You 3000
🌃
"Gema, jangan ngebuuut!" Nada menutup mata rapat-rapat sambil memeluk erat pinggang Gema dari belakang. Sebenarnya Nada sangat malu melakukan hal itu pada Gema, tapi mau gimana lagi, motor Gema melesat lebih cepat dari biasanya. Mau tak mau Nada harus memeluk cowok itu.
"Lo pegangan erat aja. Bentar lagi bakal lebih ngebut." Gema tertawa samar menyaksikan cewek itu di balik kaca spion motornya.
"Dasar modus! Kamu sengaja 'kan bikin aku takut terus meluk-meluk kamu?!" Kedua tangan Nada semakin erat memeluk Gema bersamaan dengan motor cowok itu yang mendadak ngebut dari sebelumnya.
"Ish, Gema. Dibilangin jangan ngebut!"
Gema masih tertawa, kini motornya melesat semakin pelan dan pada akhirnya berhenti di sebuah area parkiran. Walau motor Gema sudah berhenti, namun sampai sekarang tangan Nada masih setia memeluk cowok itu.
"Woi, dah nyampe," ucap Gema. "Ini tangan mau sampe kapan meluk gue?"
Menyadari tangannya yang masih memeluk cowok itu, Nada pun refleks langsung melepasnya sambil cengengesan. "Hehe ... yaudah, maaf ya!"
Gema diam dan melepas helm-nya, sedetik kemudian ia pun turun dari motor. Nada juga mengikuti apa yang dilakukan Gema barusan.
"Gema, kita ngapain ke sini?" Nada bertanya sambil celingak-celinguk melihat ke segala arah, ia masih terlalu asing dengan tempat itu.
"Jalan-jalan," sahut Gema singkat.
Nada terperangah, melihat gadis itu yang tampak bingung lantas membuat Gema tersenyum tipis lalu meraih jemari Nada, menautkannya. Mereka berjalan bergandengan tangan.
Ini cowok bisa banget bikin jantung nggak sehat. Nada membatin.
"Ini taman bunga. Dan di sana, pasar malem, banyak wahana permainan juga di sana," ucap Gema. "Lo mau di sini atau di sana?"
"Di sini sepi," sahut Nada. "Tapi di sini tempatnya bagus banget, banyak bunga-bunga. Aku suka!"
Gema mendengus. "Yaudah, lo mau di sini aja?"
"Tapi ... di sana pasti rame banget. Kayaknya lebih seru di sana deh." Nada tersenyum penuh arti sambil memandang lurus ke depan- pasar malam, yang letaknya tak terlalu jauh dari tempat yang dipijaknya sekarang.
"Mau ke sana?" Satu alis Gema terangkat.
Nada mengangguk antusias. "Mau mau mau!"
• • •
Pusing. Gema benar-benar pusing menghadapi tingkah cewek yang sedang bersamanya sekarang. Bagaimana tidak, sejak tiga puluh menit yang lalu Nada tak berhenti minta belikan berbagai macam makanan dan minuman. Namanya juga Nada, ia tak tinggal diam kalau sudah melihat makanan.
Dan kali ini, Gema semakin dibuat pusing karena Nada terus-terusan merengek bak anak kecil. Sedari tadi Nada ingin sekali naik salah satu wahana permainan. Namun Gema selalu ngomel tidak ingin menuruti kemauan cewek itu.
Kampret, salah banget gue bawa ni cewek ke pasar malem, gerutu Gema.
"Gema, ayok!" Nada menepuk-nepuk bahu cowok itu. "Mau ya?"
"Gue bilang nggak ya nggak, lo aja sana sendiri," omel Gema, sepertinya sosok Gema yang jutek dan nyebelin muncul kembali.
"Ih, Gema ...." Nada cemberut. "Ah, nggak asik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada & Gema [COMPLETED]
Roman pour Adolescents"Piano itu menggema dan bernada. Kalau kita, Gema dan Nada yang saling mencinta." • • • Awalnya, Gema nggak pernah tertarik akan hal-hal yang berbau soal cinta. Apalagi pacaran, seumur hidup ia belum pernah merasakannya. Namun hingga suatu ketika, k...