Menyaksikan orang yang kita sayang tiba-tiba menghindar begitu saja? Sakit, jelas. Heran, pasti. Gema benar-benar tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi. Ia pikir gadis itu akan menyambutnya dengan senang dan bahagia mengingat hari ini adalah hari pertama Gema bersekolah lagi setelah hampir seminggu berada di rumah sakit.
Namun nyatanya tidak, Nada nampak tak peduli dengan kehadiran Gema hari ini. Bahkan gadis itu pindah duduk dan memilih duduk bersama Fia. Dan hal itu semakin membuat Gema heran dan mikir, sebenarnya Nada kenapa sih?
Kini Gema mengusap rambut tebalnya, sesekali melirik ke arah Nada dengan perasaan gundah. Rindu yang telah terpendam selama berhari-hari nyatanya tak dapat dilepaskan dengan sebuah pertemuan ataupun pelukan. Gema ingin mendekat, namun gadis itu selalu menjauh.
"Hush, Bro. Ngelamun ae lu."
Gema tersentak, cowok itu langsung melempar tatapan tajamnya ke arah makhluk bertubuh gemuk yang tiba-tiba datang menghampirinya.
"Ngapa sih, Gus?" Gema menyahut.
Agus tersenyum datar, ia langsung menduduki bangku kosong yang ada di sebelah Gema.
"Gue duduk di sini aje ye, kasian lo sendirian. Si Nada kayaknya sekarang gak demen lagi sama lo. Makanya dia pindah duduk. Bahaha. Sabar ye, Bro," ceplos Agus.
"Dih, sembarangan kalo ngomong." Gema mendengus. "Kalau lo duduk di sini, Adrian sama siapa dong?"
"Nggak, Adrian mah hari ini nggak sekolah. Katanya nggak enak badan."
Gema tak menyahut, tatapannya fokus pada dua cewek yang tiba-tiba hendak keluar kelas. Lantas Gema langsung bangkit dan mengikuti langkah mereka berdua.
"Aduh, siapa sih?!"
Satu dari dua cewek tadi berdecak kesal, ia spontan langsung berbalik dan berusaha melepas sebuah tangan kekar yang tiba-tiba menarik lengannya.
"Ish, Gema? Lepasin!" cewek itu kembali memberontak.
Gema sama sekali tak melepaskan genggaman tangannya dari lengan cewek itu, ia justru malah memojokkan cewek tersebut ke tembok. Dan kejadian itu jelas menjadi pusat perhatian warga kelas.
"Nada." Gema memanggil nama cewek itu. Yap, sudah jelas cewek tersebut adalah Nada.
"Waduh ... kalo gini caranya gue mah duduk manis aja nonton gratis drama kisah cinta si Nada and Gema," ucap Fia yang tadinya berada di ambang pintu kelas kini melangkah menuju tempat duduknya.
"Shut. Ayang Fi--, eh iya. Sekarang udah pacarnya Adrian yak," celetuk Agus tiba-tiba sambil melambaikan tangannya pada Fia.
"Fia ayangnya Adrian, lo duduk sini aje nonton bareng gue." Agus berucap lagi. Mendengar itu, Fia hanya memutar bola matanya tak mengindahkan permintaan cowok gemuk itu.
"Kamu ngapain?!"
Volume suara Nada meninggi, dia panik. Mbok ya siapa yang nggak panik ibaratnya dia tuh kayak dikurung gitu. Apalagi tempatnya nggak mendukung banget, di dalem kelas. Kan malu diliatin makhluk-makhluk jones yang ada di sana. Apalagi sekarang udah pada nyiapin hape masing-masing berharap adegan yang iya-iya terjadi terus semuanya pada ngerekam dah tuh. Mampus lha mati kutu si Nada ama Gema.
"Diem," sahut Gema, tiba-tiba suaranya jadi horor banget di telinga Nada. Pokoknya jantung Nada tuh udah kayak mau loncat, soalnya jarak mereka berdua deket banget sekarang.
Nada menelan ludah. "Kamu kenapa sih?"
"Lo yang kenapa?" Gema malah balik nanya. "Tiba-tiba kayak menjauh gitu dari gue, kenapa hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada & Gema [COMPLETED]
Ficțiune adolescenți"Piano itu menggema dan bernada. Kalau kita, Gema dan Nada yang saling mencinta." • • • Awalnya, Gema nggak pernah tertarik akan hal-hal yang berbau soal cinta. Apalagi pacaran, seumur hidup ia belum pernah merasakannya. Namun hingga suatu ketika, k...