"Astaga, lo mau camping apa mau piknik?" Gema mengerutkan dahinya setelah melihat Nada yang tampak kesulitan berjalan sambil meneteng sebuah bingkisan yang berukuran cukup besar.
Nada terkekeh, "Ini penting, harus dibawa."
"Apa aja tuh?" Gema melirik bingkisan yang ada di tangan cewek itu. "Repot banget hidup lo."
"Isinya ada mie instan, minuman, snack, wafer, permen karet, dan masih banyak lagi!" sahut Nada dengan senyum yang tak pernah pudar sedari tadi, ia terlalu bersemangat untuk hari ini.
Gema terperangah, ia sendiri tak pernah kepikiran untuk membawa makanan atau cemilan apapun untuk camping nanti. Katanya, tinggal minta sama temen pun beres.
"Aku ngga sabar, pasti seru banget!" Nada masih betah tersenyum. "Gema, senyum dong kayak aku! Itu mulut daritadi mingkem mulu, ngga capek apa?"
"Biasa aja," sahut Gema malas.
"Fia mana ya?" Nada memandang luas ke sekitar, mencari keberadaan Fia yang nggak nongol-nongol sejak tadi.
Gema melirik Nada. "Bukannya sekarang lo musuhan ya sama dia?"
Nada menghela napas, tatapannya turun ke bawah. Ia baru ingat bahwa saat ini Fia masih sangat marah dengannya. Sejujurnya, Nada sudah berkali-kali meminta maaf pada cewek itu melalui ponsel, tapi Fia tidak merespon sama sekali.
Semangat Nada yang semula menggebu-gebu pun kini perlahan luntur. Ia jadi mikir, camping tanpa berteman baik dengan Fia pasti sangatlah tidak menyenangkan.
"Woy, bis udah dateng." Gema menyikut lengan Nada, membuat cewek itu langsung sadar dari lamunannya.
"ASIK KITA BERANGKAAAT!" Nada memekik heboh kemudian berlari mendekati bis.
"Dasar norak." Gema tertawa dalam hati, ia jadi geli sendiri melihat Nada seheboh itu.
Setelah masuk ke dalam bis, Nada bingung mau duduk di mana dan dengan siapa. Terpaksa, ia pun berjalan mendekati tempat duduk kosong yang berada di pojok dekat jendela. Setelah itu menoleh ke belakang dan tersenyum lebar ke arah Gema.
"Gema, sini!" Nada melambaikan tangannya ke arah cowok itu, lalu menunjuk tempat duduk kosong yang berada di sampingnya. "Sebelah aku kosong nih."
"Ngga, gue mau sama Agus aja." Gema menyahut kemudian duduk di sebelah Agus.
"Eh, eh, eh. Nggak bisa, Bro. Adrian udah nge-booking duluan disini," ujar Agus sambil mendorong badan Gema.
Gema berdecak kesal. "Bangke, mana tuh si Adrian, mending gue yang duduk disini."
"Tuh." Agus melirik Adrian yang baru masuk ke bis. "Lo sama Nada aja sana. Kasian lho, dia sendirian."
"Gimana kalau gue aja yang duduk dekat Nada." Adrian menatap Gema lalu tersenyum miring.
Rahang Gema mengeras dan tangannya terkepal kuat, tatapannya begitu dingin ketika menatap Adrian.
"Ngomong apa lo barusan?"
Melihat reaksi Gema seperti itu, Adrian refleks tertawa renyah. "Santai dong, Men."
Sementara Nada, ia menatap heran pada cowok-cowok itu, dan sedetik kemudian beralih melirik Fia yang akhirnya masuk ke dalam bis.
Dengan semangat 45 Nada pun memanggil cewek itu, menyuruh agar duduk di sebelahnya. Namun sayangnya, Fia tampak tak peduli dan memilih duduk di tempat yang lain. Nada jadi kecewa.
"Gema, ayo ke sini!" ajak Nada. "Aku ga punya temen."
Akhirnya, Gema duduk di sebelah Nada dengan wajah datarnya. "Awas lo, jangan nyender-nyender ke badan gue."
Nada cemberut. "Gausah kepedean deh!"
"Siapa yang kepedean!" balas Gema.
Bis sudah jalan, yang dilakukan Nada selanjutnya adalah merogoh cemilan yang ada di dalam bingkisan. Bagi gadis itu, perjalanan akan terasa hampa jika tidak mengunyah sesuatu.
Nada emang hobi banget makan. Tapi yang aneh adalah, badannya nggak gendut-gendut walau banyak makanan yang masuk ke dalam perutnya.
"Makan mulu kerjaan lo." Gema tak habis pikir, ia geleng-geleng kepala melihat kelakuan Nada.
"Cailaaah! Bilang aja pengen minta makanan punya aku." Nada menyodorkan sebungkus cemilan kepada Gema. "Nih, ambil."
Gema lebih memilih memainkan ponselnya ketimbang merespon Nada. Hal itu bikin Nada manyun lalu kembali melahap makanannya.
"Aish! Gema emang nyebelin."
"Nada lebih nyebelin," Gema membalas.
"Gema lebih-lebih-lebih-lebih nyebelin!" Nada tak mau kalah.
Gema bergeming, ia malas berdebat dengan gadis itu.
"Gema." Bibir Nada mengerucut seraya melirik ponsel yang ada di tangan Gema. "Kamu main apa sih?"
"ML," sahut Gema santai.
"HAH?!" Mata Nada membulat.
Aduh, Nada tidak sepolos itu yah teman-teman.
"Jangan mikir aneh-aneh," jawab Gema. "Maksud gue mobile legend."
"Ah, apaan tuh. Aku ngga pernah denger." Nada menatap bingung ke arah Gema, tentu dengan mulut yang masih setia mengunyah makanan miliknya.
Gema mendengus. "Buat maen."
"Asik banget ya kayaknya," celoteh Nada. "Aku ga tau."
"Mobile legend ngga tau. Pasti yang ada di otak lo cuma makanan doang." Gema mencibir.
"Ya Allah, sebel banget. Sabar...."
"Apa, lo mau sambel?"
"Ga perlu sambel, omongan kamu aja udah pedes!"
Detik demi detik berlalu, Gema melirik Nada yang berada di sampingnya. Sejak tadi cewek itu terus-terusan menguap. Gema pun menyenggol lengan Nada hingga gadis itu tersentak.
"Apasih." Nada menyahut, kini matanya tertutup rapat sambil menunduk.
Beberapa detik berselang, Gema merasakan bahu kirinya terasa berat. Ia pun menoleh, benar saja, Nada ketiduran dengan posisi kepala yang menyandar di bahunya.
Gema membuang napas pelan dan tersenyum tipis, dengkuran kecil yang berasal dari bibir mungil Nada seketika membuat perasaan hatinya menjadi tenang dan damai.
Anjrt, gemes banget.
Gue cium aja kali ya?
![](https://img.wattpad.com/cover/194420869-288-k816005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada & Gema [COMPLETED]
Novela Juvenil"Piano itu menggema dan bernada. Kalau kita, Gema dan Nada yang saling mencinta." • • • Awalnya, Gema nggak pernah tertarik akan hal-hal yang berbau soal cinta. Apalagi pacaran, seumur hidup ia belum pernah merasakannya. Namun hingga suatu ketika, k...