Jemari lentik itu memoles make up pada wajah, tersenyum cerah menatap pantulan diri di dalam cermin, bersyukur bahwa Tuhan telah memberikan rupa yang begitu cantik sekaligus unyu pada wajahnya. Tak ayal, Gema tak pernah bosan memandang anugerah terindah dari Tuhan tersebut.
Kegiatan berhias selesai, lantas gadis itu berdiri. Kembali memerhatikan diri dengan teliti. Takutnya ada yang kurang. Namun, sepertinya semua sudah komplit. Nada pun kembali tersenyum, ia bahagia. Begitu bahagia mengingat acara yang sebentar lagi akan terlaksana.
Nada's birthday party.
Langkah membawanya keluar dari kamar, sesaat terkejut kala menyadari seperti ada yang kurang. Yap, Nada lupa memakai crown. Tanpa basa-basi ia pun segera mengambil benda berkilau itu dan langsung memasangnya di puncak kepala. Sebenarnya terlalu ribet bagi Nada, tetapi karena Gema memaksa, bahkan mengatakan Nada akan tambah mempesona jika memakainya. Maka jadilah, gadis itu nurut-nurut saja pada sang pacar.
"NADA!!!"
Sang empunya nama terkesiap, memandang heran ke sumber suara. Ada Fia di sana lengkap dengan kedua tangan membawa kado yang lumayan besar. Nada hanya mengelus dada sembari geleng kepala melihat temannya itu.
"Ih, kirain siapa," ucap Nada. "Kaget tauk."
Fia nyengir lebar dan segera meletakkan benda itu ke atas kasur.
"Thanks ya kadonya, hehehe. Maaf jadi ngerepotin."
"Dih, ge-er. Itu kado bukan buat lo."
"Lah, kan aku yang ulang tahun. Masa kadonya buat orang lain?"
"Yaudah, iya. Buat lo, coeg."
Sesaat setelahnya, Nada langsung menarik Fia untuk keluar dari kamar. Tak sabar melihat suasana halaman belakang rumahnya yang penuh dengan dekorasi, kerlap-kerlip lampu tumbler hingga berbagai cake sudah tertata rapi di sana. Apalagi acara tersebut dirayakan pada malam hari, bintang-bintang di langit serta terangnya cahaya bulan tentunya ikut memeriahkan.
"Kok dekorasinya ungu sih, Nad. Nggak kece ah. Kenapa nggak warna gold aja, kan kesannya lebih glamor tuh," celetuk Fia sembari memandang ke sekitar, matanya berkedip-kedip kagum.
"Yang ulang tahun siape, yang ngatur siape." Suara besar itu tiba-tiba membuat Nada serta Fia kaget, keduanya sudah tahu betul siapa pemilik suara cempreng tersebut.
"Kebiasaan banget sih, Gus. Nongol mendadak udah kek setan aja," cibir Fia, sementara Nada tertawa.
"Ish, Nada cakep bener!" Mulut serta kedua mata sipit Agus membelalak begitu menyadari bahwa sesosok manusia menjelma menjadi bidadari berada di hadapan. "Yakin nih gue, Gema pasti nggak ngedip lagi liat elu!"
Nada tersenyum datar, geleng-geleng kepala. "Agus lebay ...."
"Gus! pacar gue mana?!" Fia menabok lengan Agus secara tiba-tiba, membuat cowok gemuk itu kaget dan tersedak minumannya.
"Yeh, kagak nyante banget nih, ayangnya Adrian," sahut Agus. "Noh, pacar lu lagi ngambil minuman di sono."
Sejurus kemudian, Fia langsung beranjak dari tempat menghampiri sang pujaan hati. Asooooy.
"Nad, lu kagak ngundang Gema?"
Ucapan Agus seketika membuat Nada mengeryitkan dahi, heran akan cowok gemuk tersebut mengapa bertanya seperti itu. Gema 'kan pacar Nada, dan Nada benar-benar kejam jika sampai tak mengundang kekasih sendiri pada hari ulang tahunnya.
"Ya diundang lah, Agus. Masa nggak? Emang Agus lupa Gema siapanya aku?" jawab Nada.
Agus malah ngakak. Hal itu membuat Nada semakin heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada & Gema [COMPLETED]
Teen Fiction"Piano itu menggema dan bernada. Kalau kita, Gema dan Nada yang saling mencinta." • • • Awalnya, Gema nggak pernah tertarik akan hal-hal yang berbau soal cinta. Apalagi pacaran, seumur hidup ia belum pernah merasakannya. Namun hingga suatu ketika, k...