13 • Perhatian

3.8K 229 0
                                    

Parkiran.

Gema terpaksa mengantar Nada pulang setelah menyadari suhu badan cewek itu semakin membuatnya khawatir.

Namun, siapa sangka. Sepanjang koridor mereka berdua harus seratus persen sabar mendengar berbagai celotehan para murid yang menggoda keduanya.

"Turunin."

Gema memang menggendong cewek itu. Makanya, tak sedikit para siswi langsung menjerit-jerit tak terima.

Sedetik kemudian Gema langsung menurunkan tubuh Nada dari genggaman tangannya, lalu membuka pintu mobil.

"Busyeeet! Ini kalian berdua mau kemana? Bolos ya?!"

Gema baru saja ingin masuk ke dalam mobil, tapi tiba-tiba saja suara Pak Eko terdengar jelas memenuhi pendengaran.

"Pak, temen saya sakit, jadi sekarang mau nganterin dia pulang. Kasian, Pak. Dia udah sekarat," sahut Gema.

Pak Eko langsung melirik ke dalam mobil lalu tersenyum jahil. "Temen atau ...."

"Temen, Pak," dengus Gema.

"Heleh-heleh, dasar kids jaman now," ujar Pak Eko geleng-geleng kepala.

Setelah itu Gema langsung masuk ke dalam mobil lalu menutup kembali pintunya.

"Kenapa? Gak dibolehin, ya?" tanya Nada menatap bingung ke arah Gema.

Gema menggeleng. "Lo masih pusing?"

"Masih, sedikit." Nada menyahut, ia menunduk. "Maaf ... jadi ngerepotin kamu."

"Gapapa, santai aja."

"Haaciim!"

Gema menatap cewek di sebelahnya, melihat Nada terus-terusan bersin begitu bikin dirinya kesal juga semakin khawatir.

"Kalo sampe rumah jangan lupa makan terus minum obat, biar lo cepet sembuh," ujar Gema sok perhatian, kini pandangannya kembali lurus ke depan dan fokus menyetir.

"Gema, tas kita ketinggalan di kelas!" Nada melotot. "Yah, gimana dong, masa kita balik lagi?"

"Santai, lagian gak bakal ada yang ngambil."

Nada menutup wajah dengan kedua tangan. "Hape aku juga ketinggalan ...."

"Tenang aja, abis nganterin lo gue balik lagi ke sekolah. Entar gue ambilin juga tas lo."

Nada mengernyit. "Terus kamu balik lagi ke rumah aku buat nganter tas aku?"

"Ho-oh."

"Yah, makin ngerepotin kamu dong. Gak usah deh, kasian kamu bolak-balik."

"Biasa aja."

"Tapi—" Ucapan Nada terhenti. Mulutnya terbuka.

"Haciim!"

Tuh, kan. Bersin lagi.

Gema menggeleng samar. "Udah deh, lo jangan banyak ngomong. Diem aja."

"Kenapa?" Nada cemberut.

"Mulut lo bau."

"Gemaaa!" Nada langsung menabok lengan cowok itu.

Gema sontak tertawa. "Bercanda."

Sepersekian detik Nada tertegun, memandang kagum cowok di sebelahnya. Ia seakan melayang jauh di atas udara. Kadar kegantengan Gema semakin bertambah kalau sedang tertawa lepas begitu. Batin Nada.

Gema adalah tipe cowok yang jarang sekali tersenyum ataupun tertawa. Tapi jika dia sudah melakukan hal itu, dijamin para kaum hawa langsung klepek-klepek dan bertekuk lutut padanya.

Ya ampun ... ngapain repot-repot minum obat, liat Gema ketawa aja pasti semua penyakit langsung sembuh! Nada berucap dalam hati, wajah pucatnya seketika memerah akibat menahan senyum.

••••

Vomment!💜💜💜

Nada & Gema [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang