Bab 1

13.2K 1K 92
                                    

Kalau bukan karena mulut Jung Hoseok yang berbisa, Kim Taehyung mungkin akan menghabiskan sabtunya di rumah. Bergelut dengan Yeontanㅡanjing kesayangannyaㅡatau menonton dvd lama yang sudah ratusan kali diulang. Tapi pria Jung itu memang pintar bicara, sehingga Taehyung termakanㅡlagiㅡpada bualannya soal 'Mantan yang harusnya sudah move on'.

Kalau boleh diteriakan, Kim Taehyung yang menyandang status most wanted di kampusnya itu seratus persen sudah move on dari Jang Sooraㅡsang mantan kekasih yang dipacarinya hampir tiga tahun lamanya. Bahkan sudah tidak ingin lagi mendengar, atau melihat wajah gadis yang pernah menaklukan hatinya tersebut.

Tapi sekali lagi. Ketika Hoseok berkata, "Dia mengundang mu, dude. Kau tidak akan datang? Maka semua orang di kampus akan mengatakan kalau kau masih belum mampu mengatasi patah hati mu."

Ya, awalnya Taehyung hanya mencibir. Sebab, pria tersebut tau benar kalau hatinya sudah sepenuhnya pulih. Terlebih ketika ia tau alasan Soora buru-buru menikahi kekasihnya, karena telah mengandung empat bulan. Padahal merekaㅡTaehyung dan Sooraㅡbaru berpisah tiga bulan yang lalu dan Taehyung belum sempat meniduri Soora dua bulan lamanya sebelum keduanya berpisah. Jadi siapa lagi kalau bukan ulah Seokjin, si berengsek yang menjadi kakak tingkat mereka di kampus.

Alunan lagu say you won't let go dari James Arthur baru saja diputar. Beberapa gadis berlarian dengan antusias ke depan aula. Dari tempatnya berdiri sembari menggenggam gelas wine, Taehyung bisa melihat Soora dalam balutan gaun brookat putih gading yang menjutai hingga menyapu lantai. Melangkah dengan hati-hati, lalu berhenti sekitar dua meter dari kerumunan para gadisㅡmembelakangi.

Ia mendengar suara para gadis kompak menghitung.

Satu,
Dua,
Tiga,

Buket bunga dalam genggaman Soora dilemparkan jauh ke belakang. Taehyung tersenyum timpang kala suara riuh rendah yang penuh kekecewaan terdengar. Soora melempar kelewat kencang, sampai buket bunga melayang. Nyaris mengenai kepala seseorang, lantas berakhir dengan tergolek di marmer yang dingin.

Iris Taehyung bergulir, tertarik untuk melihat kelanjutan nasib buket bunga yang kini sudah diangkat. Gadis berkulit pucat dengan terusan biru langit yang mengembang dari pinggang hingga di bawah lutut. Taehyung mengerenyit beberapa detik lantaran sepatu converse putih yang dikenakan si gadis, mengganggu selera fashion-nya.

Trend yang unik untuk diterapkan sebagai wedding dress code, begitu pikirnya.

"Merasa diberkahi?"

"Shitㅡ" Taehyung menahan umpatan yang sudah diujung lidah ketika mendadak pundahnya ditepuk keras, membuat gelas wine-nya sedikit teguncang dan memuntahkan isinya keluar. "Pikirmu bagaimana, idiot?!" matanya menatap nyalang pada Hoseok selagi mengibaskan tangan yang sedikit basah karena tumpahan wine.

Hoseok tersenyum lebar, membuat lubang dalam pada kedua sisi bibir tipisnya. "Sudah ada yang menarik hati?" tanya lagi sambil lalu. Turut melempar atensi pada kerumunan gadis yang kini sudah mulai terpecah.

Rekannya memilih abai, lantas diam-diam kembali melempar fokus pada buket bunga. Namun titik tersebut sudah kosong, pun si gadis dengan converse dan gaun biru langitnya. Entah kenapa lantas mendecak sebal, lantaran gagal mengawasi buket bunganya. "Pulang saja lah. Sudah selesai semuanya, kan?" katanya setelah beberapa lama diam.

"Eiyh!" Hoseok mengibaskan tangannya sekali. Merebut gelas wine yang tinggal setengah dan melibas isinya sampai tandas. Diam-diam Kim Taehyung mengerutkan kening tidak suka, namun si Jung itu masih cuek. "Mana bisa pulang secepat itu. Kau harus menyumbangkan suara emas mu dulu,"

Taehyung tidak mampu menahan dirinya untuk tidak mendelik, bersiap melontarkan makian pada sahabatnya. "Kau gantung saja aku sekalian tanpa celana di tengah sana!" katanya nyalangㅡnyaris menyedot perhatian sebelum mengatur nadanya jadi lebih rendah. "Menyanyi dipernikahan mantan pacar ku yang jalang. Dia hamil empat bulan Jung! Saat itu aku dan dia belum putus, dan si jalang itu tidur dengan lelaki lain."

"Wow! Wow ... santai, bung," Hoseok menepuk bahu Taehyung ringan, lantas terkekeh geli. "Oke. Tidak ada nyanyian dipernikahan mantan mu yang jalang." katanya mengangkat kedua tangan di udara. "Beri aku waktu sepuluh menit, aku harus mencari Hanna dan membawanya pulang,"

Iris Taehyung bergulir jengah ketika Hoseok sudah meninggalkan Taehyung sendiri untuk mencari kekasihnya. Terserah lah,

Ia memutuskan untuk menunggu di luar. Mengeluarkan sebatang cigaret, membakar salah satu ujungnya. Bara merah berpendar-pendar nyalang ketika Taehyung menghisap ujung yang lain dalam-dalam. Sedetik kemudian asap mengepul seperti awan di pekatnya malam. Taehyung menatapnya sampai pudar karena terbawa angin.

"Paman, merokok itu tidak baik,"

Suara kecil yang menyapa rungu sukses membatalkan niat Taehyung untuk menghisap benda panjang yang terselip diantara jemarinya. Irisnya bergulir menemukan sosok kecil sedang mengawasinya dengan sepasang mata bulat dan alis hitam yang menukik. Pipi tembam berwarna kemerahan dengan bibir mengerucut gemas. Taehyung mengerutkan kening dalam. "Apa?" katanya pelan, terdengar agak bingung.

Telunjuk si bocah mengarah pada sebatang rokok yang menggantung di depan bibirnya. "Kata papa merokok itu tidak baik. Bisa membuat kita terkena penyakit yang mengerikan," lanjutnya masih dengan tatapan yang sama.

"Maru,"

Keduanya kompak menumbuk fokus pada asal suara yang memanggil lembut. Oh, si sepatu converse!

"Papa mencari kemana-mana, lho. Mau ikut pulang, tidak?"

Bocah kecil tadi lantas berlari menghaburkan tubuh memeluk kaki si gadis. Netra Taehyung masih mengamati lekat buket bunga di genggaman sang gadis. Merambat naik secara perlahan, lalu berhenti ketika iris keduanya bertemu.

"Apa dia mengganggu mu?" suaranya terdengar merdu di telinga Taehyung. "Kalau iya, aku minta maaf." katanya lagi, sedikit membungkuk.

Taehyung mengerejap dua kali, melempar puntung ke tanah lalu menginjaknya hingga padam. Balas membungkuk dengan sopan, "Tidak, tidak apa-apa,"

Irisnya keduanya bertemuㅡlagiㅡlalu si gadis tersenyum tipis sebelum membukuk untuk kedua kalinya, sebagai tanda perpisahan. Menarik si bocah kecil dalam genggamannya yang lain, dan menghilang dibalik deretan mobil yang terparkir.

Meninggalkan Taehyung dengan otaknya yang berpikir lambat. Bermenit-menit berlalu, Taehyung merutuki diri sendiri. Bodoh, kenapa tidak berkenalan sekalian?! []

𝐑𝐄𝐃𝐄𝐌𝐏𝐓𝐈𝐎𝐍 [𝐅𝐢𝐧]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang