Bonus Chapter

6.4K 640 53
                                    

"Warna abu-abu ini lebih bagus,"

"Tidak! Hitam lebih bagus, kau akan kelihatan manly."

"Iya, tapi dia mau ke pesta dansa. Bukan pemakaman."

"Hitam bukan berarti berkabung, tau."

"Jangan dengarkan dia, abu-abu lebih baik."

Maru menghela napas panjang. Pelipisnya berkedut pening. Punya dua papa nyatanya bukan hal bagus. Sama sekali tidak bagus. Taehyung masih kukuh mempertahankan jas abu-abu dengan kemeja krem muda polos pilihannya. Warnanya bagus, Maru menyukainya. Tapi pilihan Jungkook juga tidak buruk. Warna hitan akan membuatnya kelihatan jantan seperti aktor di film Man In Black.

"Papa," panggil Maru pelan dan kedua pria tersebut menoleh padanya. "Kita sudah sejam disini, mamaㅡmama Jian tidak akan suka kalau aku datang ketika masakannya sudah dingin. Jadi bisa tidak kita putuskan satu warna saja dengan cepat dan pulang,"

"Abu-abu."

"Hitam."

Maru mengerang pendek. Seharusnya dia menerima tawaran paman Jims saja untuk menemaninya mencari setelan jas untuk Prom Night sekolah pekan depan. "Oke," putusnya. "Kalau begitu beli saja keduanya."

Jungkook dan Taehyung saling melirik, berpikir sejenak sebelum kompak menghela napas. Mungkin ini keputusan yang lebih baik. "Kau akan menggunakan keduanya?" Taehyung melirik Maru sejenak, bocah kecil yang kini sudah menginjak usia enam belas tahun itu hanya menggedih acuh.

Perkara memilih jas untuk prom night Maru akhirnya beres. Pemuda tersebut meminta keduanya menunggu di starbucks selagi dia membelikan pesanan Jianㅡistri Jungkook, yang kini menjadi mama tirinya.

"Bagaimana kabar Aery?"

Taehyung melirik Jungkook sekilas, menyeruput kopinya sebelum menyahut. "Sehat, sedikit cerewet dan semakin cantik," Jungkook tersenyum tipis, lalu Taehyung melanjutkan. "Dia memaksaku berhenti merokok, membuang semua persediaan rokok ku ke dalam closet,"

"Dia benci asap rokok," timpal Jungkook.

"Ya, ya. Semakin buruk ketika Maru di rumah, mereka bersekongkol dan aku kewalahan,"

Jungkook terkekeh pelan. Hening sesaat, seolah menikmati pemandangan orang yang berlalu lalang dari balik dinding kaca.

"Bagaimana dengan Jian?" vokal Taehyung memecah jeda antara keduanya.

Jungkook tersenyum. "Dokter bilang Jian akan melahirkan bulan depan."

"Jadi Maru akan segera punya adik yang cantik, sudah punya nama?"

Jeda lagi, Jungkook berpikir sejenak. "Aera. Jeon Aera, artinya cinta,"

Taehyung mendelik sekilas, lalu mendecih. "Kau ini serakah sekali, setelah punya kesempurnaan (Maru), sekarang juga ingin punya cinta,"

Jungkook terkekeh, menggeleng kecil. "Omong kosong, Tae. Jangan iri berlebihan, kau punya keberuntungan (Aery),"

Keduanya terkekeh untuk beberapa detik. Lalu kembali dilingkupi hening. Jungkook menarik napas lembut, lalu menghembuskannya pelan. Netranya mengawang, tak fokus pada apapun yang ada dihadapannya.

"Taehyung," panggilnya pelan, pria tersebut bergumam meliriknya sekilas. "Terimakasih,"

"Untuk?"

"Berada di sisi Aery,"

Taehyung diam. "Aku juga berterimakasih pada mu,"

"Untuk?"

"Melepaskan Aery," []

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐑𝐄𝐃𝐄𝐌𝐏𝐓𝐈𝐎𝐍 [𝐅𝐢𝐧] 🎉
𝐑𝐄𝐃𝐄𝐌𝐏𝐓𝐈𝐎𝐍 [𝐅𝐢𝐧]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang