Bab 6

5.3K 756 61
                                    

"Apa yang kau lakukan di kelas menari? Apa kau sudah pindah jurusan? Kelas mr. Luwin bakal dimulai sebentar lagi!"

Taehyung melangkah santai kelur dari kendaraannya. Senyum terkembang dari bibirnya, bahkan saat Hoseok mengoceh panjang lebar di aerpods yang bertengger di telingannya. "Aku sedang sibuk, tolong isikan absen ku ya," sahutnya enteng.

Suara protes Hoseok terdengar lebih nyaring lagi di ujung sana. Mengabsen rentetan penghuni kebun binatang yang segera ditukas cepat Taehyung, "Aku sudah belikan tiket konser yang diinginkan Hanna, jadwalnya minggu depan. Terimakasi kembali, Hoseok. Sampai jumpa," katanya tidak perduli lantas memutus sambungan.

Taehyung merapihkan kemeja yang dikenakannya sejenak. Memeriksa penampilan sendiri melalui dinding kaca dari gedung di depan sana, merasa puas karena dirinya terlihat seperti yang dinginkan. Tampan dan menawan. Taehyung diam-diam berterimakasi atas gen yang diturunkan sang papa, alis tebal, mata yang besar dan bibir yang menawan.

Dia sudah siap, sangat siap menanti gadisnya keluar dari gedung perkuliahan. Mereka sudah janjian untuk menghabiskan waktu siang ini. Paling banter, keduanya akan makan siang, mengisi perut dengan makanan lezat kesukaan Taehyung. Setelahnya, banyak opsi yang bisa diambil. Termasuk berleha-leha di apartemen, bergumul di atas ranjang yang nyaman.

"Taehyung," yang dipanggil namanya segera melambaikan tangan dengan senyum sumeringah. "Sudah menunggu sejak tadi, ya?"

Taehyung menggeleng, lantas mau tidak mau melemparkan gombalan murah. "Aku bisa menunggu mu selama apapun, Ry."

Gadis tersebut terkekeh gemas, berjalan beriringan menuju mobil yang diparkir tidak jauh dari gedung kuliahnya.

Bukan rahasia, Taehyung juga sebenarnya terkenal di kelas menari. Gadis di sini cantik-cantikㅡtapi lebih cantik Aeryㅡbeberapa diantaranya mungkin pernah menghabiskan satu malam panas bersama Taehyung dibilik kecil milik Namjoon. Beberapa diantaranya pernah berharap menjadi satu yang beruntung untuk menghabiskan satu malam bersama Taehyung.

Jadi sebuah hal yang wajar ketika bisik-bisik terdengar santer, tatkala menemuka lelaki idaman tersebut mendadak berdiri manis di depan gedung menunggui seorang wanita yang juga dikenal berengsek di kalangannya.

Kadang dia mendengar seorang mengatakan, "Mereka terlihat bersama," atau "Aku penasaran siapa yang menjadi korban dalam hubungan keduanya,"

Namun pemuda Kim tersebut memilih abai, selama dia merasa senang. Semuanya akan berjalan dengan baik-baik saja.

"Mau kemana lagi habis ini?" Taehyung melirik gadis yang duduk di sampingnya. Sibuk menonton konten dansa dari chanel youtube. "Masih ada kelas?"

"Kelas selanjutnya milik mrs. Berta, wanita itu absen karena putranya sedang operasi usus buntu,"

"Jadi kelasnya kosong?" Taehyung memastikan dan gadis itu mengangguk tanpa menatapnya. "Apa yang sebaiknya dilakukan?"

Aery bergumam panjang untuk dua detik. "Pergi ke taman, sembari makan es krim?"

Di luar matahari masih tinggi, pergi ke taman bukan ide yang terlalu bagus. Tapi kalau berkolaborasi dengan es krim, mungkin Taehyung masih bisa memberikan toleransi. Jadi setengah jam kemudian, mereka menghabiskan waktu duduk di bawah pohon rindang.

Taehyung menyandarkan punggung di batang pohon, dan Aery menyandarkan punggungnya di dada Taehyung. Di hadapan mereka, danau seocho terlihat berkilauan ditempa cahaya matahari. Beberapa orang terlihat melintas sembari berlari kecil dengan tubuh yang dibalut jaket parasut hitam untuk membakar lemak. Taehyung mengerutkan kening, memikirkan keringat yang mungkin menggenang di dalam jaket parasut tersebut. Mendadak kehilangan minat untuk menjilat es krimnya.

"Kenapa?" tanya Aery, sedikit mendongak ketika mendapati pemuda favoritnya tersebut membiarkan es krimnya meleleh begitu saja.

"Terbayang hal menjijikan," sahut Taehyung.

Punggung Aery menegak, memutar tubuh demi menatap Taehyung. "Seperti?"

"Keringat?" sahut pemuda tersebut dengan nada tidak yakin. Berharap gadis tersebut tidak melemparkan tatapan aneh yang menilai padanya.

Alih-alih demikian, Aery malah terkekeh. "Jadi benar ya gosip itu?" kata Aery kemudian. Taehyung menelengkan kepala, menebak-nebak gosip murah mana yang sempat mampir di telinga Aery. Gadis tersebut melanjutkan, "Banyak yang bilang kau akan membiarkan gadis-gadis di kelab mencumbu tubuh mu, tapi kau tidak akan membiarkan mereka untuk menyentuh bibir mu. Karena kau gampang jijik,"

Sekonyong-konyomg netra Taehyung membelalak saat Aery menjelaskanya dengan santai. Shit! Jelas gadis-gadis yang tidak terpuaskan hasratnya untuk memiliki Taehyung telah menebarkan gosip semacam itu. Tapi, tidak sepenuhnya bohong. Taehyung tidak keberatan, hanya saja imejnya telah hancur dihadapan gadisnya.

Membiarkan gadis-gadis di kelab mencumbu tubuh mu. Gadis-gadis di kelab. Mencumbu tubuh mu. Astaga, Aery akan menganggapnya penjahat kelamin.

Belum selesai rasa kaget yang ditimbulkan atas pernyataan Aery barusan, Taehyung nyaris terjungkal kebelakang saat sensai dingin menyapa ujung hidung dan permukaan bibirnya. Es krim Aery menempel di sana.

Gadis tersebut tidak mengatakan apapun, hanya mengikis jarak. Hingga tinggal sejengkal, dan nyaris tidak berjarak ketika Taehyung merasakan hidungnya disapu lembut. Ujung lidah Aery terasa hangat. Gadis tersebut tersenyum dengan pangkal hidung yang berkerut lucu. "Manis," bisiknya, membuat roma Taehyung berdiri. Darahnya mendesir dengan rasa sesak yang menjadi-jadi di bawah sana. "Berciuman tidak akan membuat mu mati, Tae," katanya.

Detik selanjutnya, Taehyung merasakan bibirnya disapu lembut. Hangat dan terasa manis. Taehyung bisa merasakan es krim strobery milik Aery di bibirnya. Juga merasakan lidah Aery di mulutnya. []

𝐑𝐄𝐃𝐄𝐌𝐏𝐓𝐈𝐎𝐍 [𝐅𝐢𝐧]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang