Bab 2

6.7K 860 80
                                    

Alunan musik EDM berdentum-dentum menggedor gendang telinga. Semakin malam, semakin banyak yang tumpah ruah di lantai dansa, mengangkat tangan dengan anggukan kepala berirama. Sebagian melakukannya karena senang, sebagian lagi karena sudah hilang kesadaran.

Kali ini Taehyung tidak termasuk dalam keduanya. Sebab sejak sejam yang lalu ia hanya duduk di sofa coklat tua dengan botol-botol alkohol yang tergeletak di atas meja. Sebagian sudah tandas, sebagian masih sisa setengah, atau seperempat. Sementara Hosoek dan Hanna sudah tenggelam di lantai dansa, berbaur dengan beberapa yang sudah hilang kesadaran. Bergerak-gerak keluar dari irama, lunglai, seperti sosis panjang kurus yang baru direbus.

"Sudah bosan?"

Taehyung mendongak, mendapati Namjoonㅡbartender favoritnyaㅡbaru saja keluar dari sarang. Membawa segelas minuman spesial yang diraciknya sendiri untuk disuguhkan pada Taehyung. "Gadis mu sudah siap kalau kau sudah bosan duduk di sini dan melamun," katanya lagi, menujuk ke arah meja bar dua meter dari keduanya dengan dagu.

Taehyung memicing sejenak, memerhatikan camilan malam yang akan menjadi hadiah dari Namjoon malam ini. Terlihat manis dengan pakaian yang minim, mengekspos hampir 70 persen tubuhnya yang mulus. Taehyung menyeringai kecil, "Aku ambil."

Bangkit lebih dulu, Taehyung memimpin jalan ketika gadis pemberian Namjoon sudah mengekorinya. Melangkah ke lantai atas, menuju ruangan privat yang sudah hampir lima bulan ini selalu disediakan Namjoon untuknya. Pelanggan setia, begitu kata Namjoon.

Ruangan tersebut tidak lebih luas dari apartemen mewah Kim Taehyung di gangnam-gu. Ukurannya sekitar empat kali empat, dengan satu ranjang king size dan toilet. Nuansanya gelap dengan penerangan yang minim, sengaja dibuat demikian untuk mendukung suasana.

Taehyung masuk lebih dulu, dan si gadis mengikuti kemudian. Menutup pintu rapat-rapat hingga hening yang tersisa. Dentuman musik EDM tertinggal dibalik pintu, menyisakan Taehyung dengan tatapan menilai dan kedua tangan yang disimpan di dalam saku.

"Bukannya kau harus melakukan tugas mu sekarang?" katanya setelah membuang beberapa detik untuk diam.

Si gadis menyeringai nakal sembari melangkah. Mengikis jarak dan tatapan Taehyung masih mengawasi gerak-geriknya. Melucuti satu per satu kancing kemeja Taehyung yang bercorak hitam putih. Lantas mendaratkan kecupan-kecupan kecil di dada lelaki tersebut. Taehyung mengerang pendek sembari memejamkan mata. Jemarinya sibuk mengusap tengkuk dan pinggul si gadis, hanya sebagai bentuk apresiasi ketika gadis tersebut berhasil menyentuh titik-titik yang diinginkan.

Tubuhnya di dorong perlahan hingga mendarat mulus di atas ranjang, terlentang. Sementara gadis tadi masih sibuk menjelejah. Mengusap segala bagian yang tersenggol tangannya. Mengecup semua tempat yang bisa dijangkau bibirnya. Pinggul Kim Taehyung, perutnya, dadanya, tulang selangka yang menonjol seksi, lehernya yang menguarkan aroma musk yang khas.

Untuk sedetik, sekelebatㅡhanya sekelebatㅡbayang muncul dalam benak Taehyung ketika gadis di atasnya sibuk mencumbu. Senyuman manis, kulit putih yang mulus, rambut coklat karamel yang ikal juga iris hazel yang hangat. Si gadis bergaun biru langit dengan sepatu converse itu melempar senyum dalam benak Taehyung. Lalu pudar,

Taehyung mengerenyit saat merasakan hembusan di depan bibirnya. Buru-buru menghindar ketika menatap lawan bercumbunya dengan tatapan tak suka. "Namjoon tidak mengatakan aturannya padamu?" tanyanya dengan satu alis terangkat.

Agak tidak masuk akal kalau rekannya dalam berbagai kesenangan malam tersebut lupa mengatakan peraturan penting pada si gadis. "Tidak ada cumbuan di bibir, manis." katanya lagi menjauhkan diri dari gadis di atasnya.

Si gadis terkekeh jengah, tak habis pikir. "Omong kosong, Tae. Kau memasukan barang mu ke dalam diri ku, lantas masih tidak menginginkan ciuman? Apa bedanya?"

Taehyung menghampiri meja kecil dengan dua sofa di sudut ruangan. Menuangkan air yang tersedia disana ke dalam gelas, lalu meneguknya setengah. Tidak ada niatan menyahut, atau sekedar memberikan penjelasan. Ia lebih memilih mengeluarkan sebatang rokok dan buru-buru membakar ujungnya.

"Serius? Kau benar-benar tidak ingin?" tuntut si gadis, kali ini terdengar agak tidak sabaran. "Jangan bilang kau masih tidak bisa move on dari mantan pacar mu,"

Kali ini Taehyung tersenyum getir, menggeleng lemah tak habis pikir. "Pertama," katanya. "Aku pemilih, aku tidak akan mencium sembarang gadis. Kedua," jeda sejenak, Taehyung mengaitkan kembali kancing kemejanya. "Aku sudah meninggalkan si jalang itu jauh di belakang sana. Sekarang aku sudah tidak berselera, tapi kau akan tetap dapat uang. Temui Namjoon, kau bisa mencium bibirnya sepuas hati mu,"

Suara berdebum dari bantingan pintu mengakhiri sesi kecan Kim Taehyung malam itu. Mendadak perasaannya galau, jadi tidak menentu. Sudah berapa lama ya, bibir Kim Taehyung ini tidak menyentuh gadis lain setelah Soora.

Taehyung mungkin bajingan, si berengsek yang gemar digerayangi wanita. Tapi ia serius ketika mengatakan bahwa dirinya itu pemilih. Selain si jalang Soora, Taehyung mungkin tidur dengan banyak wanita. Tapi selain si jalang Soora, Taehyung tidak pernah memberikan bibirnya pada wanita lain.

Tidak, Taehyung tidak mau munafik. Malu juga kalau harus mendengar orang mengatakan ia tipe lelaki yang setia. Mengingat mana ada lelaki setia yang bermain kuda-kudaan dengan wanita di dalam ruang privat diskotik.

Lebih dari itu, wanita yang tidur bersama Taehyung hanya untuk one night stand. Taehyung rutin memeriksakan kesehatan tubuhnya, tidak membiarkan Namjoon menyodorkan seseorang tanpa sebuah seleksi ketat. Tidak juga berciuman. Selain hal-hal semacam itu berpotensi memantik api perasaan, Taehyung juga jijik. Mana tau, bibir-bibir yang memyerangnya itu mungkin sudah dimasuki barang orang lain. Oh

Sepanjang jalan menuju apartemen, pikiran Taehyung melayang-layang. Entah kemana, lalu berhenti pada satu titik. Gaun biru langit dan sepatu converse yang terus berputar-putar dalam benaknya bahkan setelah sebulan berlalu. Sial, Taehyung baru sadar gadis tersebut berhasil mencuri sesuatu darinya. []

𝐑𝐄𝐃𝐄𝐌𝐏𝐓𝐈𝐎𝐍 [𝐅𝐢𝐧]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang