Bab 1

4.5K 283 38
                                    


Yoona membalik halaman buku yang tengah dibacanya sambil mengunyah roti lapis isi ham di dalam Oliver's----kafeteria yang berada paling dekat dengan kampusnya, sekaligus tempat makan favoritnya sejak ia pindah di New York lebih dari setahun yang lalu. Yoona terlalu malas untuk menjelajah New York dan mencari tempat makan baru. Lagipula menu yang ditawarkan di Oliver's sudah lebih dari cukup untuk memenuhi selera makannya.

Alunan lagu I Fall In Love Too Easily dari Chet Baker malah membuat Yoona mengantuk. Ia melihat jam tangan di pergelangan tangan kirinya. Setengah tiga. Masih ada dua mata kuliah lagi yang harus diikutinya sampai petang nanti. Ia tak boleh sampai terkantuk-kantuk di dalam kelas.

Yoona mengangkat tangan----memanggil pelayan dan memesan secangkir white flat coffee untuk yang kedua kalinya. Si pelayan wanita yang kelihatan masih sangat belia----mungkin seorang mahasiswi tingkat satu yang bekerja paruh waktu di sana----mencatat pesanan Yoona dengan asal dan segera berlalu untuk melayani tamu lainnya.

Ketika Yoona sedang asyik menekuni bukunya, tahu-tahu seseorang meluncur ke kolong meja dan tak sengaja menyenggol kakinya. Yoona terperanjat. Ia sontak menengok ke kolong meja. Seorang pemuda berwajah oriental yang sama sekali tak dikenalnya tengah berjongkok di bawah sana. Pemuda itu nyengir memamerkan deretan giginya yang putih bersih pada Yoona.

"Hey, apa yang kau----" Yoona protes dalam bahasa Inggris, tapi pemuda tadi cepat-cepat menempelkan telunjuknya ke bibir Yoona.

"----Shhhhh, aku ikut bersembunyi sebentar. Lima menit saja." Pemuda itu meringis lucu.

Yoona tak sempat berpikir panjang. Telunjuk si pemuda yang menempel di bibirnya membuat ia gelagapan. Ia kontan mengangkat kepala dan duduk tegak di bangkunya dengan kaku. Wajahnya mengerut bingung. Ia melirik tas, buku, cangkir kopi, dan piring roti di atas meja. Yoona menggelengkan kepala sambil cepat-cepat membereskan barang-barangnya. Ia harus segera angkat kaki.

"Tolong diamlah di situ selama lima menit." Pemuda tadi berbisik memohon dari kolong meja. Tangannya memegangi celana jeans Yoona.

"Lepaskan kakiku. Aku mau pergi." Yoona mendesis tajam.

"Kalau kau pergi, dia pasti akan menemukanku di sini. Kumohon, jangan pergi ya. Nanti aku yang bayar semua makan siangmu."

Yoona mengibaskan kakinya yang masih dipegangi oleh si pemuda. Tak sengaja lututnya malah menghantam wajah lelaki itu.

"Aduuuh!" Ia mengaduh kesakitan.

"Ah, maaf." Pada dasarnya Yoona adalah seorang gadis berhati baik, ia spontan meminta maaf walaupun kalau dipikir-pikir lagi, bukan salah Yoona lututnya sampai menghantam ujung hidung si pria. Sesaat kemudian Yoona cemberut dan berkata. "Salahmu, kenapa bersembunyi di kolong meja dan memegangi kakiku?"

Si pemuda mengusap-usap ujung hidungnya yang nyeri kena sikut lutut Yoona, tapi ia tak menjawab apa-apa karena sedetik kemudian ia mendengar suara langkah kaki menghampiri meja mereka.

Yoona menoleh siapa yang berjalan mendekatinya. Seorang perempuan yang juga berdarah Asia celingukan di dekatnya. Perempuan itu melihat Yoona tapi ia tak berkata apa-apa. Entah mengapa Yoona jadi ikut-ikutan merasa tegang. Ia bertanya-tanya apakah perempuan yang celingukan itu curiga kalau buruannya sedang bersembunyi di kolong meja? Yoona melirik mejanya. Meja itu dilapisi taplak panjang, tapi masa iya kaki si pemuda tidak terlihat dari luar?

Setelah mondar-mandir di dalam kafeteria selama beberapa waktu, perempuan berwajah cantik itu akhirnya pergi.

"Aaah, akhirnya aman juga." Pemuda tadi merangkak keluar dari kolong meja setelah sebelumnya celingukan memerhatikan sekelilingnya dengan perasaan was-was. Sambil bersiul-siul, ia lantas duduk di hadapan Yoona.

Relax, It's Just Love || Vyoon FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang