Bab 48

733 87 20
                                    


Taehyung, Yoona, dan Sora masih tertidur lelap di atas ranjang ketika ponsel milik Taehyung berbunyi.

"Tae, teleponmu bunyi." Yoona berkata dengan mata yang masih terpejam rapat. Tangan kanannya memeluk dada Taehyung.

"Mmm...." Taehyung bergumam tak jelas.

"Kriiiiing...."

"Tae, teleponmu." Yoona mencolek ketiak Taehyung.

"Aduh," Taehyung merasa geli. Ia terpaksa meraba-raba meja ranjang untuk meraih ponselnya. "Ya, halo?" Ia mengangkat telepon dengan terkantuk-kantuk. "Eh?" Ia sontak bangun terduduk di atas ranjang.

"Ada apa, Tae?" Yoona mengucek-ngucek matanya.

"Abeoji..." Taehyung menatap isterinya. Kedua matanya terpentang lebar dan jantungnya berdegup-degup kencang.


......................................................................


Satu jam kemudian Taehyung berlari menghambur ke dalam kamar rawat ayahnya di rumah sakit.

"Abeoji!" Lelaki muda yang sangat tampan itu setengah meluncur menghampiri ranjang ayahnya.

"Tae..." Suara ayahnya terdengar sangat lemah. Ia berusaha untuk mengulurkan tangan kirinya kepada Taehyung.

"Syukurlah Abeoji sudah siuman." Taehyung memegangi tangan ayahnya. Matanya berkaca-kaca.

Ayah Taehyung mengangguk. "Kau... Baik...."

Taehyung tak yakin apakah ayahnya hendak menanyakan kabarnya ataukah hendak memujinya sebagai anak yang baik. Tapi itu tidak jadi persoalan, yang paling penting ayahandanya sudah sadar kembali dari koma yang dialaminya selama beberapa hari ini.

Seokjin dan Jisoo yang ada di ruangan itu bersama dengan Irene dan ibu mereka, menghampiri Taehyung. Seokjin mengalungkan lengannya di pundak Taehyung, sementara Jisoo bersandar di dadanya.

"Setelah ini, Abeoji tinggal memulihkan diri dan pulang ke rumah." Seokjin tersenyum.

Ayah mereka yang sudah uzur itu memandang ketiga anaknya. Entah apa yang kemudian membuat pria itu tiba-tiba saja menangis.

"Appa, kenapa Appa menangis?" Jisoo terenyuh melihat ayahnya menangis tanpa bisa berkata-kata. "Appa pasti akan sembuh."

Tapi tangis ayahnya semakin bertambah keras.

"Yeobo..." Ibu tiri Taehyung cepat-cepat menghapus airmata yang membasahi kedua pipi suaminya.

Tak ada satupun di ruangan itu yang mengetahui bahwa ayah Taehyung menangis karena ia terharu melihat ketiga anaknya akur dan saling menyayangi. Sejak dulu, Tuan Kim selalu merasa ia telah berbuat tidak adil kepada anak-anaknya. Ia telah membawa seorang saudara tiri bagi Seokjin dan Jisoo, padahal waktu itu mereka masih kanak-kanak dan belum mengerti mengapa ayah mereka bisa memiliki anak dari seorang wanita yang bukan ibu kandung mereka. Sedangkan kepada Taehyung..., Tuan Kim selalu merasa malu. Entah bagaimana ia harus menceritakan kepada anak itu tentang ihwal kelahirannya ke dunia ini. Karena perasaan-perasaan yang tak mampu ia utarakan inilah, Tuan Kim menjadi sedikit menjauh dari ketiga anaknya. Ia tak ingin mereka bertanya mengapa seorang ayah bisa berbuat kesalahan seperti yang ia lakukan.

"Yeobo, jangan menangis. Anak-anakmu semuanya ada di sini." Ibu tiri Taehyung mengusap-usap punggung tangan suaminya. "Aku juga ada di sini. Cepatlah sembuh agar kita semua bisa kembali berkumpul di rumah."

Dada Taehyung sesak oleh rasa haru mendengar perkataan ibu tirinya. Seperti inilah keluarga yang ia rindukan.

"Taehyung, di mana isterimu? Kenapa dia tidak datang menjenguk ayah mertuanya?" Tahu-tahu ibu tiri Taehyung melemparkan sebuah bom.

Relax, It's Just Love || Vyoon FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang