Bab 41

1.4K 151 24
                                    


"Ada apa, Oppa?" Tanya Yoona terheran-heran mendengar nada suara Seunggi yang tak seperti biasanya. "Kebetulan aku memang sedang menuju ke rumah appa, tiga menit lagi juga aku sampai di sana."

Dan saat Yoona turun dari taksinya, Lee Seunggi sedang menunggunya di teras rumah.

"Bantu aku bawa Suzy ke rumah sakit." Cetus Seunggi begitu Yoona memasuki pekarangan rumah orangtua mereka.

"Suzy sakit apa?" Tanya Yoona kaget. "Mana Sora?"

"Aku tidak tahu Suzy sakit apa. Dia hanya meringis dan mengeluh perutnya sakit. Sora ada dengan Suzy di kamar. Anak itu juga sedang menangis."

Yoona tak tahu apakah Seunggi sedang merasa cemas atau jengkel, tetapi Yoona tak mau ambil pusing. Ia segera melangkah menuju kamar Suzy.

Iparnya itu tergolek di atas ranjang sambil merintih memegangi perutnya sementara Sora menangis di sampingnya. Hati Yoona terenyuh melihat Suzy yang mencoba untuk membujuk anaknya sementara menahan rasa sakit seorang diri. Yoona menjadi kesal pada Seunggi yang tidak mencoba untuk mendiamkan puterinya.

Insting pertama Yoona adalah menggendong Sora dan mencoba untuk menenangkan bocah perempuan itu. Wajah Sora merah dan basah oleh airmata. Bibirnya yang mungil berkali-kali memanggil-manggil ibunya.

"Kau sakit apa?" Tanya Yoona pada Suzy.

Suzy sudah tak sanggup lagi bicara. Maka Yoona beralih pada Seunggi. "Oppa, cepat kau gendong Suzy. Kita ke rumah sakit sekarang."

"Kau ikut denganku, kan?" Tanya Seunggi memastikan.

"Iya, aku akan ikut denganmu" Jawab Yoona gusar. "Ayo cepat!"

Mereka berempat pergi naik mobil Seunggi menuju rumah sakit. Sementara Seunggi berada di bilik rawat menunggu dokter memeriksa Suzy, Yoona bermain-main dengan Sora di ruang tunggu.

Ponakannya itu masih sesenggukan menangis, tetapi Yoona membujuknya dengan berbagai macam barang. Ia membelikan roti dan susu yang segera dilahap habis oleh Sora. Melihat betapa lahapnya bocah itu makan, Yoona menjadi curiga kalau jangan-jangan Sora belum diberi makan apa-apa sejak pagi.

"Kau masih lapar?" Tanya Yoona.

Sora mengangguk. Sepotong roti manis belum bisa mengganjal perutnya yang kosong.

Yoona merasa kasihan. Ia menggendong Sora dan pergi menuju kafeteria rumah sakit. Setelah menanyakan apa yang ingin dimakan oleh Sora, Yoona sendiri yang lantas menyuapi bocah yang usianya hampir menginjak tiga tahun itu. Selagi menyuapi Sora makan, Yoona semakin merasa jengkel pada Seunggi. Kakak tirinya itu boleh saja tidak mencintai Suzy yang dinikahinya secara terpaksa, tapi apa alasan lelaki itu untuk mengabaikan puteri kandungnya sendiri? Padahal Sora sama sekali tidak berdosa. Wajahnya memang lebih mirip Suzy ketimbang Seunggi, tapi binar mata bocah itu ketika tertawa sungguh mirip sekali dengan Lee Seunggi. Apakah hati kakaknya tidak pernah tersentuh saat melihat wajah anaknya?

Yoona mengelus-elus rambut Sora dengan perasaan sedih dan iba. Anak itu tentu belum diberi makan sejak pagi karena sang ibu tengah sakit, sedangkan sang ayah acuh tak acuh saja. Yoona menggelengkan kepala dan mendesah sedih.

Hampir satu jam kemudian Seunggi meneleponnya dan menyusulnya ke kafetaria.

"Bagaimana keadaan Suzy? Dia sakit apa?" Tanya Yoona begitu kakak tirinya muncul.

"Usus buntu. Dia harus dioperasi hari ini juga."

"Ya ampun," desah Yoona, "kasihan sekali Suzy."

Seunggi berulang kali menarik nafas tanpa berkata apa-apa.

"Sora belum makan sejak pagi, ya?" Yoona menatap kakak tirinya dengan pandangan kesal.

Relax, It's Just Love || Vyoon FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang