Bab 46

1.4K 147 42
                                    

Seunggi duduk di luar ruang praktek Dr. Do. Sebenarnya tadi ia menawarkan diri untuk turut menemani Yoona masuk ke dalam, namun seperti yang telah diduga olehnya, Yoona menolaknya dengan halus.

"Appa, tolong buka." Sora menarik baju ayahnya. Ia menyodorkan bungkus cokelat beruang.

Seunggi menyobek bungkus cokelat tersebut dan menyerahkan isinya pada Sora. Si bocah duduk anteng sambil memakan cokelat beruangnya sampai mulutnya belepotan. Seunggi tersenyum tipis. Anaknya tidak jelek-jelek amat. Wajahnya memang mirip dengan Suzy-----bahkan ketika Sora baru lahir, Seunggi sempat menyangsikan anak itu sebagai darah dagingnya karena tiada kemiripan wajah di antara mereka berdua----tetapi belakangan ini ia baru menyadari bahwa ketika Sora tersenyum dan tertawa, gadis itu cukup mirip dengannya.

"Sora, kau lapar?" Tanya Seunggi.

"Lapar." Sora mengangguk.

"Kalau Yoona komo sudah beres, kita makan malam, ya."

"Asyik." Kedua kaki Sora yang pendek bergoyang-goyang secara bergantian. "Kapan Yoona komo beres?" Ia menoleh ayahnya. "Apa Yoona komo juga sakit seperti eomma?"

"Tidak." Seunggi menggeleng. "Yoona komo sedang memeriksakan bayinya."

"Bayi?" Mata Sora membulat. Dia menoleh dan memegangi lengan ayahnya seakan-akan takjub mendengar ucapan ayahnya barusan. "Bayinya di mana, Appa? Di dalam ruang dokter? Nanti Yoona komo keluar bawa bayi?"

Seunggi tertawa kecil melihat kepolosan anak perempuannya. "Bukan begitu. Bayinya belum akan dibawa pulang sekarang-----"

"-----Kenapa belum, Appa?"

"Karena bayinya masih di dalam perut Yoona komo." Seunggi tersenyum pahit. Ini salah. Seharusnya bayi di dalam perut Yoona itu adalah anaknya-----anaknya bersama Yoona. Seharusnya saat ini ia tengah mengantarkan Yoona memeriksakan anak kedua mereka. Oh mengapa hidupnya bisa begini malang? Mengapa ia harus melihat Yoona menikah dan mengandung darah daging lelaki lain?

Sora masih bertanya ini-itu mengenai bayi kepada ayahnya ketika Yoona keluar dari ruang praktek dr. Do. Perempuan berparas cantik itu menyuruh Seunggi dan Sora untuk menunggu sebentar lagi sementara ia mengambil obat di bagian farmasi.

"Biar aku saja yang mengambilkan obatmu. Kau duduklah di sini." Seunggi cepat-cepat mencelat dan memberikan bangkunya untuk Yoona.

"Tak apa-apa, Oppa. Aku memang harus banyak jalan dan bergerak agar nanti mudah melahirkan."

"Komo, aku mau ikut." Sora melompat dari bangkunya dan menggandeng tangan Yoona. "Kata appa, di perut Yoona komo ada bayinya." Ia menengadah memandang sang tante. "Kenapa bisa ada?"

Yoona refleks menoleh ponakannya. Ia melirik Seunggi. "Tanya pada appa-mu, ya. Dia lebih mengerti."

Sora berceloteh dengan lebih bersemangat lagi, "kata appa, itu karena Yoona komo tidur dengan Tae gomobu. Apa benar?"

"Oppa!" Yoona melotot pada Seunggi yang mengikuti mereka berdua berjalan menuju bagian farmasi. "Oppa bilang apa pada Sora? Dia masih terlalu kecil untuk tahu hal-hal semacam itu." Cuping telinga Yoona merah dan terasa panas begitu teringat Sora yang sempat memergokinya tengah bercinta dengan Taehyung beberapa malam lalu.

Seunggi mengangkat bahu. "Hal-hal semacam apa? Aku hanya bilang kalau bayi terlahir setelah laki-laki dan perempuan menikah dan tidur bersama. Apa yang salah?"

"Oppa terlalu jujur."

"Aku memang lebih suka berkata jujur."

"Tapi tidak begini." Yoona menggelengkan kepalanya. Ia takkan lagi berdebat dengan Seunggi maupun menanggapi pertanyaan-pertanyaan Sora mengenai bayi.

Relax, It's Just Love || Vyoon FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang