1. prefix

1.6K 134 109
                                    

❝You make flowers grow in my lungs. even though they are beautiful, but I can't breathe.❞

...

Kringgg...

Bel berbunyi nyaring memekakkan telinga. Sudah waktunya istirahat, guru matematika itu berdiri dari duduk nya. "Baiklah waktunya sudah habis. Tolong kertas ulangan nya di kumpulkan secepatnya," ucapnya.

Beberapa siswa yang belum selesai berdecak pelan. Padahal mereka hanya di beri waktu setengah jam dan itu mana cukup untuk ulangan matematika.

Satu persatu, mereka mulai mengumpulkan lembar jawaban masing-masing di atas meja guru secara bergantian. Setelah guru matematika itu pamit pergi, suara keluhan semakin terdengar jelas.

"Lo selesai sampai nomer berapa?" tanya siswi berambut sebahu dengan Name tag Kim Lami.

"Cuma sampai nomer lima, tapi lumayan dari pada nggak sama sekali," jawab siswi bernama Hina.

"Sial, mana jawaban gue hampir semuanya ngawur."

"Lah gue ngitung pakek kancing baju."

"Gue cuma bisa pasrah, sih."

Dan masih banyak lagi celotehan-celotehan yang di lontarkan oleh mereka. Hal ini sudah biasa terjadi.

Choi Youra, Gadis berkulit pucat itu memilih untuk meninggalkan kelas tanpa berbicara sepatah kata pun. Lagipula, ia sudah mengerjakan semua soal ulangannya.

"Dia kenapa aneh banget, sih?" tanya Haechan setelah kepergian Youra.

Mark si ketua kelas mengangkat bahunya. "Nggak tahu. Dia pendiem banget."

"Padahal cantik," cetus Haechan.

"Meskipun dia cantik, dia nggak akan mau sama lo," sarkas Mark.

Haechan yang tidak terima mendelik ke arah Mark. "Sialan lo, ya."

Bukan hanya Mark dan Haechan yang merasa aneh pada Youra. Tapi semua teman sekelasnya tahu kalau Youra adalah gadis yang tidak pandai berbaur seperti siswi lainnya. Dia sangat pendiam.

Youra berjalan menyusuri koridor kelas.Sepanjang langkahnya, ia selalu menundukkan kepalanya. Menghindari tatapan para siswa yang selalu menatapnya dengan tatapan aneh yang seakan-akan tengah mengintimidasi. Begitu pikirnya.

Helaian rambutnya yang panjang menutupi sebagian wajahnya hingga tidak terlihat. Hampir mirip seperti sadako.

Namun seakan-akan lupa sekitar, gadis itu terlihat tidak peduli. Ia tetap berjalan pelan. Menyeret langkah demi langkah kakinya ke tempat yang sekiranya jauh dari keramaian.

Ya, dia tidak suka keramaian.

Namanya Choi Youra.
Gadis berambut hitam legam sebatas punggung itu memiliki kulit putih pucat. Bahkan untuk ukuran normal, kulitnya terlihat jauh dari kata normal.

Benar-benar pucat seakan-akan tidak ada darah yang mengalir di urat nadinya. Mirip seperti Putri salju.

Youra sama seperti gadis lainnya. Hanya saja dia sangat pendiam dan tertutup. Itu adalah alasan kenapa siswa lainnya selalu menganggap nya gadis yang aneh. Dia terkenal dengan sifat introvert nya. Bahkan temannya bisa dihitung dengan jari. Ah, tidak. Memangnya dia punya teman?

Faktanya, Youra tidak pandai
bergaul.

Youra tidak pandai mengambil hati orang-orang.

Dan Youra tidak pandai mengungkapkan perasaannya sendiri.

Itu adalah fakta paling pahit yang selalu ia anggap sebagai hal terburuk dalam hidupnya.

Meskipun demikian, ia tetap harus bersyukur. Benar, kan?


"Youra!"

Mendengar namanya di panggil oleh seseorang, Youra menghentikan langkahnya. Meski terdengar samar, namun Youra masih bisa mendengar nya sayup-sayup dari kejauhan.

Youra mendongak, matanya menyipit kala melihat sosok yang kini tengah berlari ke arahnya.

Huang Renjun, laki-laki berkulit putih dengan surai hitam nya itu melambaikan tangannya tinggi-tinggi dengan senyuman lebar. Rambutnya naik turun seiring dengan langkahnya yang tampak tergesa-gesa.

Tiba-tiba saja, ada perasaan aneh yang muncul begitu saja ketika tahu siapa yang memanggil nya barusan. Jantungnya berdegup kencang dan Youra merasa gugup.

Bagaimana perasaanmu jika orang yang diam-diam kalian sukai tiba-tiba memanggil namamu? Gugup, dan bahagia secara bersamaan.

Itu yang Youra rasakan sekarang.

Ia bertemu Renjun pertama kalinya saat di kelas musik, dari banyaknya siswa yang selalu menjauhinya, hanya Renjun yang mau berteman dengannya.

Entah bagaimana ceritanya, Youra merasa nyaman dengan sikap Renjun. Ia sangat baik padanya. Apa mungkin Youra menyukainya karena ia nyaman dengan Renjun?

Meskipun begitu, Renjun tidak tahu kalau Youra menyukai nya. Lagipula, mana mungkin Youra berani mengungkapkan perasaannya pada Renjun?

Itu benar-benar hal yang mustahil baginya.

Dengan nafas yang sediki terengah-engah, Renjun menghentikan langkahnya tepat di depan Youra. Sepertinya dia terus berlarian kesana-kemari. "Aku cariin kemana-mana taunya ada disini."

Youra mengernyit, "Tumben nyariin, ada perlu?" tanyanya berusaha bersikap biasa saja.

Renjun menegakkan tubuhnya, menatap Youra yang juga menatapnya dengan kening berkerut.

"Aku butuh bantuan kamu," ucap Renjun.

"Bantuan?" tanya Youra. "Bantuan apa?"

Tidak langsung menjawab, Renjun mengulum senyuman sekilas. "Nanti kamu juga tahu, pulang sekolah ikut aku, ya?"

"Kemana?" Youra bertanya lagi.

"Suatu tempat, nanti kamu juga tahu, kok." jawab Renjun.

Dalam hati, Youra sebenarnya penasaran kemana Renjun akan mengajaknya nanti.

Jika seandainya yang mengajaknya sekarang adalah orang lain, Youra pasti tidak akan mau.

Tapi ini Huang Renjun, laki-laki yang selama ini Youra sukai diam-diam. Mana mungkin ia bisa menolak permintaan Renjun?

Youra menarik senyum, lalu mengangguk."Oke, aku ikut." jawabnya.

---tbc

Please voment juseyo ^^

Hanahaki DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang