Mungkin salah satu alasan kenapa Youra tumbuh sebagai gadis yang sangat tertutup adalah, karena faktor dari keluarganya sendiri.
Ayah dan ibunya selalu sibuk bekerja dan tidak pernah ada waktu luang untuknya.
Sementara kakaknya Choi Yeri, Youra hanya bicara seperlunya. Itupun selalu membahas tentang rencana operasinya.
Jika boleh jujur, rasanya Youra ingin kabur sejauh mungkin. Atau kalau bisa menghilang dari bumi.
Percuma saja meskipun Youra terlahir di keluarga yang berada, berkecukupan dan terpandang, tapi dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari oran tuanya. How sad?
Jangankan memperhatikannya, mereka hanya selalu menyuruh Youra supaya belajar, belajar, dan belajar.
Seperti sekarang contohnya, mereka tengah sarapan bersama.
"Gimana sekolahmu? Baik-baik saja?" tanya ibu Youra.
"Hm, iya," jawab Youra seadanya.
Sejak tadi, ayah dan ibunya hanya membicarakan seputar sekolahnya saja. Youra mendadak tidak mood. Gadis itu hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa selera.
"Ujian kelulusan tinggal beberapa bulan lagi, jadi kamu harus lebih belajar dengan giat. Jangan sampai nilaimu tidak memuaskan nanti," ucap ayahnya, lebih terdengar mengancam.
"Benar, kamu harus bisa masuk ke universitas bergengsi nanti," ibunya menimpali. "Ibu nggak mau kamu gagal. Apapun alasannya."
Youra hanya mengangguk singkat. Selalu saja begini. Bukannya memberi semangat, tapi malah membuatnya merasa tertekan.
Sementara Yeri, ia. diam-diam memperhatikan adik perempuannya itu. Kasihan sekali, Yeri tahu betul bagaimana perasaan Youra selama ini.
Setelah ayah dan ibunya berangkat, hanya tinggal mereka berdua.
"Youra, udah selesai? Mau berangkat bareng?" Yeri membuka suara.
"Nggak usah, aku naik bus kayak biasanya," Youra tersenyum.
"Tch, Kenapa sih lebih suka naik angkutan umum? Padahal kalau pagi-pagi begini harus desak-desakan sama penumpang yang lain," Yeri mendengus, merasa kecewa karena di tolak.
Youra tertawa renyah, "mungkin karena aku nggak cocok jadi orang kaya."
Yeri mencibir, namun setelahnya ikut tertawa.
"Aku berangkat dulu, eonnie hati-hati di jalan," pamit Youra kemudian beranjak.
"Eng--Youra, tunggu," panggil Yeri.
"Kenapa? Aku nggak mau naik mobil."
"Ck, bukan itu," Yeri berdecak pelan.
Youra mengernyit, "Terus kenapa? Aku harus buru-buru pergi."
Tanpa Youra duga, Yeri tiba-tiba memeluknya, "jangan sedih, kamu masih punya aku disini," ucap Yeri.
Perlahan Youra menarik senyumnya, kemudian membalas pelukan sang kakak yang terasa hangat. Sudah lama sekali ia tidak di peluk seperti ini olehnya. "so clingy, padahal aku nggak apa-apa, aku udah besar."
Yeri melepas pelukannya, "Tch, Jangan bohong, sampai kapanpun kamu itu masih adik kecil ku."
"Ish, dasar," Youra cemberut, namun setelahnya tertawa.
Rasanya Youra ingin selalu seperti ini bersama kakak perempuannya itu. Yah,setidaknya--sebelum dia pergi.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/194434325-288-k976201.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanahaki Disease
Fanfic❝Kamu membuat kebun bunga di paru-paru ku. Meskipun mereka cantik, tapi aku tidak bisa bernafas.❞ Apa kalian pernah mendengar tentang penyakit bernama Hanahaki disease? Kalau iya, apa kalian percaya bahwa penyakit itu benar-benar ada di dunia nyat...