22. break?

305 53 14
                                        

Tidak ada yang bisa Renjun lakukan sejauh ini.

Setelah berbicara cukup lama dengan Jaemin, tiba-tiba kondisinya memburuk. Jaemin drop dan tidak sadarkan diri.

Sedangkan ibu nya terlihat sangat khawatir, menyuruh dokter untuk segera melakukan operasi pengangkatan kebun bunga dari tubuhnya tanpa persetujuan Jaemin terlebih dahulu.

Renjun juga tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti keputusan ibu dan juga ayahnya. Mereka benar, nyawa Jaemin lebih berharga dari apapun meskipun konsekuensi nya perasaan Jaemin pada Lily akan ikut lenyap untuk selamanya.

Dan Renjun tidak bisa membayangkan reaksi Jaemin setelah tahu perasaan nya telah hilang bersamaan dengan penyakitnya.

Renjun berjalan lunglai meninggalkan rumah sakit. Sejak tadi sore ia belum pulang ke rumahnya. Rambutnya acak-acakan, pikiran nya melayang memikirkan keadaan Jaemin, dan tentu juga dengan Youra.

Diliriknya jam tangan di tangan kirinya yang menunjukkan pukul dua belas malam. Keadaan diluar rumah sakit sangat sepi dan lengang. Tidak memungkinkan juga untuk naik bus di jam segini.

Untung ayahnya memberikan kunci mobilnya pada Renjun karena ayahnya akan menginap di rumah sakit. Sedangkan Renjun harus pulang karena besok ia harus sekolah.

Sejujurnya Renjun juga ingin menemui Youra. Tapi ia belum siap, apalagi ini sudah larut malam. Renjun tidak ingin menganggu dia.

Baru saja Renjun ingin membuka pintu mobil, ponselnya nya berbunyi menampilkan panggilan telepon dari Seunghee.

Kenapa Seunghee meneleponnya malam-malam begini?

"Halo, Seunghee?" Renjun membuka suara ketika sambungan telepon tersambung.

"Renjun, bisa kita ketemu?" tanya Seunghee to the point. Suaranya terdengar berbeda.

Renjun mengernyitkan kening. "Sekarang?"

"Iya sekarang, Please," Seunghee terdengar memohon.

"Oke, dimana?"

"Persimpangan jalan di dekat rumahku, bagaimana?"

Meskipun ragu dan masih tidak mengerti, Renjun akhirnya menyetujui nya di akhiri Sambungan telepon yang terputus.

Sepanjang perjalan pikiran Renjun di penuhi dengan tanda tanya. Mengapa Seunghee ingin bertemu dengannya sekarang? Bahkan lewat tengah malam seperti ini.

Renjun sampai di persimpangan jalan dimana Seunghee memintanya untuk menemui nya. Jalanan itu tampak sepi dan hanya di terangi lampu-lampu yang berjejer rapi di sepanjang jalan.

Tidak menunggu lama, Renjun melihat sosok Seunghee berjalan ke arahnya dengan tergesa-gesa. Wajahnya terlihat muram, dan kantung matanya terlihat hitam.

"Seunghee, kamu kenapa?" Renjun menatap Seunghee cemas.

"Renjun, kamu masih pakek seragam?" alih-alih menjawab, Seunghee malah mengalihkan pembicaraan.

Renjun menatap penampilannya yang masih memakai seragam lengkap, "Aku dari rumah sakit."

"Rumah sakit? Siapa yang sakit?"

Hanahaki DiseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang