Sebelumnya aku mau berterimakasih banget sama kalian yang masih Setia nunggu cerita ini update. Kalian yang terbaik❤
Kalau udah agak lupa sama alurnya, boleh baca lagi chapter sebelumnya.
Happy reading~
***
Tiga puluh menit berlalu begitu saja, Youra merasa matanya mulai lelah karena terlalu lama membaca. Lagipula ini sudah jam lima sore, sekolah pun sudah tampak sepi.
Setelah membereskan semua barang-barang nya, Youra bergegas pergi meninggalkan ruang perpustakaan. Matanya menangkap cahaya matahari yang sudah mulai terbenam.
Youra melangkahkan kakinya menuju halte bus dekat sekolahnya. Sepanjang langkahnya, Youra terbatuk-batuk. Ia mengeluarkan sapu tangan dari saku seragamnya untuk menutupi mulutnya karena batuknya yang semakin parah.
Jangan sampai ada orang yang melihatnya. Youra tidak mau itu terjadi.
"Youra!"
Mendengar namanya di panggil oleh suara yang familiar, Youra menolehkan kepalanya.
Orang itu-- Huang Renjun.
Youra kaget, ingin rasanya ia segera lari sekarang juga. Ia tidak ingin bertemu Renjun untuk saat ini, apalagi dalam kondisinya yang sangat tidak memungkinkan.
Renjun sedikit berlari menyusul Youra hingga akhirnya ia sampai tepat di depan Youra.
"R-renjun? Kamu belum pulang?" tanya Youra, berusaha untuk bersikap biasa saja.
Renjun mengangguk, "Aku masih ada urusan, jadi pulang belakangan dan kebetulan lihat kamu," katanya. "Kamu baru pulang jam segini?"
"Iya, aku baru selesai belajar di perpustakaan," jawab Youra seadanya.
"Oh ya? Rajin banget," kekeh Renjun.
Youra hanya terkekeh kecil. Musnah sudah pertahanannya untuk menjauhi Renjun. Katakanlah Youra lemah, pada kenyataannya memang begitu.
Youra sangat tidak bisa menjauhi Huang Renjun. Bahkan untuk sekedar berpikir melupakannya sekalipun.
"Ayo pulang biar nggak terlalu malam," sahut Renjun.
Youra hanya menurut, mereka berdua berjalan berdampingan menuju halte bus. sepanjang perjalanan Youra selalu terbatuk-batuk. Ia merasa dadanya semakin terasa sesak.
Tolong jangan sekarang-- batinnya.
"Youra? Kamu nggak apa-apa?" tanya Renjun khawatir ketika melihat Youra yang terus terbatuk.
Youra menggeleng pelan, "Aku nggak apa-apa, ini cuma batuk biasa."
"Tapi wajah kamu tiba-tiba pucat. Kamu yakin nggak apa-apa?" Renjun memastikan.
Youra hanya mengangguk pelan. Sejujurnya ia merasa sekujur tubuhnya mulai tidak kuat untuk berdiri.
Tapi bersamaan dengan itu, untungnya bus yang mereka tunggu segera tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanahaki Disease
أدب الهواة❝Kamu membuat kebun bunga di paru-paru ku. Meskipun mereka cantik, tapi aku tidak bisa bernafas.❞ Apa kalian pernah mendengar tentang penyakit bernama Hanahaki disease? Kalau iya, apa kalian percaya bahwa penyakit itu benar-benar ada di dunia nyat...