2

25.9K 879 9
                                    

Chen An adalah seorang pemuda berusia 25 tahun,dengan tinggi 178cm, wajahnya tampan tanpa jejak feminim. Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, dia sudah memiliki banyak penggemar yang selalu menggilai ketampanannya, baik  itu wanita atau pria. Bagaimana tidak, selain lahir dari keluarga kaya, dia juga memiliki sikap yang ramah,ceria, dan tidak membanggakan diri seperti anak - anak dari keluarga kaya lainnya.

Dia memiliki seorang saudari kembar bernama Chen Mei. Dari Taman Kanak - kanak hingga Sekolah Menengah Atas, mereka selalu ditempatkan di sekolah yang sama oleh orangtuanya, lebih tepatnya adalah bahwa Chen An yang selalu memohon pada ayahnya untuk tidak membiarkan adiknya bersekolah di sekolah yang lain darinya. Hingga semakin dewasa dan dalam hati sudah memiliki cita - cita sendiri, barulah di bangku kuliah mereka mengambil universitas yang berbeda.

Chen An selalu menyukai makanan manis sejak kecil, oleh sebab itu, dia sangat terobsesi dengan hal - hal yang menyangkut dessert.

Diapun memutuskan untuk menjadi seorang Baker.

Tiga tahun menempuh pendidikan Boga, kini dia telah sukses mengantongi gelarnya. Bahkan telah 4 tahun menjalankan Double Chen (nama toko dessert)  bersama Chen Mei. Toko dessert tersebut dibuka dalam kompleks hotel milik keluarganya, dengan begitu, mereka berdua juga bisa membantu dalam bisnis keluarganya. Menurut Chen An dengan lokasi seperti ini, itu sangat menguntungkan. Selain bisa memonopoli dessert tamu hotel, toko mereka juga dapat menarik pelanggan luar. Dalam 4 tahun ini, penghasilan Double Chen sangat memuaskan, bahkan dengan mengandalkan penghasilannya sendiri, dia tidak perlu menghabiskan uang keluarga lagi.

Meski demikian, dia tetap selalu rendah hati, bahkan semakin berusaha menghargai dan menjaga minat pelanggannya. Jika bukan karena menepati taruhan dengan Yi Yang,dia tidak akan terlambat muncul di Double Chen pagi ini.

Dia mendorong pintu masuk Double Chen, saat pandangannya bertemu dengan mata besar Chen Mei, tubuhnya membeku. Dengan tersenyum konyol, dia berlari sekuat tenaga menuju dapur dan mulai bekerja, mengejar waktu yg tersisa.

Untung saja dengan bantuan 4 orang Baker lainnya, semua berjalan lancar. Jika tidak, dia pasti dalam masalah besar.😁

Biasanya Chen An akan selalu menyibukkan diri dengan kue-kue imut itu, tetapi hari ini berbeda. Dia duduk di sudut dapur, dengan sekali - kali melirik handphonenya. Semakin lama, semakin ia gelisah.

"apa kau menunggu seseorang menelponmu?" Chen Mei yang baru memasuki dapur segera menyadari sesuatu.
Dia mengangguk, " siapa?" tanya Chen Mei aneh.

"...orang yang akan meminta pertanggung jawabanku."

"apa ?!" refleks Chen Mei berseru kaget, "apa maksudmu? apa kau menghamili seorang gadis?siapa gadis itu?dimana kau mengenalnya?dan kapan kalian melakukannya?"

Mendengar sederet pertanyaan sepanjang kereta api membuat Chen An migran. Apa dia yang telah menjalani 25 tahun sebagai bhiku akan melakukan hal memalukan seperti itu? Memikirkannya saja membuat dia mual.

"apa semua wanita selalu berpikiran sesat sepertimu?"

"???"

"kakakmu yang tertampan di dunia ini tidak akan pernah melakukan hal memalukan seperti itu, OK?!" Chen An memutar bola matanya dengan malas.

"lalu apa sebenarnya yang terjadi?" rasa penasaran adiknya mengalahkan tingkat deteksi atas kalimat Chen An. Biasanya Chen Mei akan selalu mengajukan protes jika  mendengar 'kakakmu yang tertampan di dunia' itu.

"aku menabrak mobil sport seseorang, karena aku buru - buru, aku tidak menunggu pemiliknya lagi," keluhnya tak berdaya, "tapi aku telah meninggalkan catatan dan nomor handphoneku."

"lalu apa yang kau khawatirkan sekarang?"

"ini sudah hampir sore, tidak mungkin dia belum menemukan catatanku atau belum melihat kondisi mobilnya. Jika goresan itu di wajahmu, kau bahkan akan langsung terbang ke Korea Selatan untuk operasi plastik. Tetapi dia belum juga menelponku..."

Ternyata masih ada spesies seperti ini di muka bumi, jika aku Sang pencipta, dia sudah lama kutenggelamkan!

Adiknya menghela napas, benar - benar tidak habis pikir dengan otaknya.
Chen Mei kehilangan minat bicara,diapun berjalan menuju pintu yang menghubungkan dapur dan toko sambil sesekali memalingkan pandangan ke Chen An yang masih saja tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Beberapa Baker pembantu hanya bisa menatap bingung secara bergantian pada kedua boss mereka. Meski bukan pertama kalinya keadaan sepertiini terjadi, tetap saja sulit untuk memahami siklus otak langkah seperti ini.

Begitulah yang dilakukan Chen An hingga Double Chen tutup. Menunggu dan hanya menunggu penelpon yang dia sendiri tidak tahu bagaimana parasnya. Mungkinkah pria gendut dengan perut besar dan kepala botak yang selicin  lantai es, atau seorang wanita sexy, dengan badan tinggi seperti model dalam televisi, atau...? Dia cepat menggeleng - geleng ngeri ketika sosok wanita yang menyiraminya dengan air muncul dalam  otaknya. Jika benar wanita itu adalah pemilik mobil, maka hidupnya sudah berakhir, tidak ada harapan lagi.

"aaaaahhhh...."

[END]MY FIRST SPRING [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang