7

10.2K 674 33
                                    

Bruk...bruuk...bruk...!
Suara ketukan itu semakin kuat , membawa aura horor pada apartemen lantai 6 itu. Chen An sudah beberapa detik menggedor pintu, namun belum juga ada tanda - tanda orang  mendekati pintu. Braaak...!!!Kali ini dia menendang pintu sekuat tenaga.

"Apa perlu aku memanggil keamanan untuk menyeretmu keluar?!!" teriak seorang wanita paruh baya, penghuni lain di lantai yang sama.

"Maaf nyonya, maaf... aku tidak bermaksud mengganggu."

"Dasar orang gila !"
Brak! kali ini nyonya itu yang menghempaskan pintunya.

Chen An membeku, menyaksikan keganasan nyonya yang tak sengaja diusik olehnya. Dia bergidik ketakutan.  Penuh perasaan, dia menekan bel beberapa saat, tidak berani lagi menggedor pintu.

Pintu terbuka, seorang pemuda berwajah datar itu menyambutnya tanpa ekspresi. Keganasan tetangga sebelah baru saja menyambutnya, dan kali ini apa? Apa ini sebuah kesialan seperti tadi atau keberuntungan dari langit? Zhan Liang masih berdiri di hadapannya, bertelanjang dada, hanya ada sehelai handuk yang melilit di pinggangnya. Rambutnya masih meneteskan air, dan aroma gel mandi terus memenuhi penciuman Chen An. Adapun tubuh itu, ini tubuh yang diidamkan setiap wanita dan pria. Bahu lebar dengan otot perut tercetak indah di bagian depan.

Chen An memalingkan wajah, perasaan tidak enak membuatnya tidak nyaman dengan pemandangan ini.

"...Kau seharusnya tidak keluar seperti itu, jika yang datang adalah seorang wanita, kau akan terlihat sangat mesum," bisiknya membuang muka.

"Oh..."

"???"

"Masuk"

Saat Double Chen tutup itu sudah pukul 19.00, dia benar - benar sudah menantikan waktu itu untuk mencari orang yang telah menyebabkan masalah baginya pagi tadi. Tetapi ini di luar skenarionya,setelah mengalami dua kejutan di lantai 6,dia seperti kehilangan akal sehatnya.

Dia duduk di ruang tamu, menunggu Zhan Liang yang masih berganti pakaian. Sesekali dia akan mencuri pandang kearah pintu kamar. Krak...pintu kamar terbuka,dengan panik dia mengalihkan pandangannya, namun sedikit terlambat,Zhan Liang menyadarinya.

Zhan Liang duduk menghadapnya, tanpa kata, hanya terus memandanginya. Suasana menjadi semakin canggung dan ini membuatnya frustasi.

"Beberapa menit lalu kau sangat bersemangat menggedor pintu apartemenku,lalu mengapa sekarang kau seperti ayam sekarat?"Zhan Liang sengaja melempar kalimat provokatif.

Ucapan Zhan Liang bagai obat penawar kegelisahannya. Ingatannya pulih, dia menemukan kembali tujuannya. Dengan sengit dia melemparkan pandangan mematikan ke Zhan Liang.

"Aku ke sini untuk membuat perhitungan denganmu!!!"

"..."

"Siapa yang memberimu izin untuk ikut campur dalam urusanku?!!Kau muncul di kencan butaku dan mengatakan omong kosong sialan bahwa kau adalah kekasihku. Karena kau, aku di siram oleh gadis itu!!!"

"Aku telah menebus kasalahanku"

"Menebus kepalamu!" emosinya semakin memuncak, "kapan kau menebusnya, dan dengan apa?!"

"Apa kau selalu memiliki ingatan yang buruk?"

Bukan mendapat jawaban, dia malah mendapat pertanyaan profokatif lainnya. Dia benar - benar ingin berlari ke depan Zhan Liang dan meremas - remas wajahnya hingga berlutut meminta ampun.

"Aku mengirimkan sapu tangan dan membayar tagihan makananmu."

Chen An melongo, jadi dua hal yang semakin membuat dia marah adalah cara menebus kesalahan pihak lain? Dia bersumpah, orang yang dengan percaya diri mengatakan kalimat itu bukanlah manusia biasa.

"Kau membuatku gila!!!" Chen An menghela napas, "lalu jelaskan padaku, mengapa kau menanyakan alamat dan menyusulku ke tempat kejadian? dan mengapa kau mengacaukannya?" dia berusaha tenang.

Zhan Liang belum menjawab, tatapan matanya begitu tajam melihat pria yang telah mencuri hatinya. Dia ingin mengatakan yang sebenarnya, namun dia takut akan menakuti pihak lain. Dia tidak ingin gegabah.

"Balas dendam"

Huft...Chen An kehilangan kata. Sejujurnya dia tidak puas dengan jawaban yang didengarnya. Tetapi ini sangat masuk akal, dia telah merugikan pihak lain sebanyak 3 kali, manusia mana yang akan membiarkan dia lolos begitu saja?

"Maaf..."

"Aku tidak ingin kata maafmu, aku ingin tubuhmu."

"Apa?!" Chen An lantas berdiri, "aku tidak menyangka bahwa kau adalah seorang  mesum yang tidak tahu malu!"

Zhan Liang tidak mengubris makiannya, "pengurus rumahku telah berhenti karena faktor usia, jadi kau yang akan menggantikannya mulai besok. Biaya yang kukeluarkan sebelum menjual mobil adalah 10 juta, aku akan menggajimu 3 juta dalam sebulan, dan dalam 3 bulan membereskan rumahku setiap hari setelah kau pulang kerja, urusan kita selesai, 1 juta sisanya kuberikan sebagai pesangon."

"Apa aku bisa langsung membayarnya dengan uang tunai?"

"Tidak, aku tidak kekurangan uang"

Chen An sadar dia tidak dalam situasi menawar, "Baiklah, aku setuju!"

"Kalau begitu kau bisa pergi sekarang."

Sikap apa itu?Ini pertama kalinya Chen An merasakan perasaan diusir oleh seseorang. Hatinya masam, sangat tidak suka dengan perlakuan Zhan Liang, dia ingin menuntut sedikit kelembutan! Memangnya siapa dia? Apa haknya untuk meminta keistimewaan dari pihak lain, dengan kesal dia mengurungkan niatnya.

Dia hampir mencapai pintu saat Zhan Liang memanggilnya, "jangan pernah mencuci pakaian - pakaianku".
Dia yang awalnya senang ketika dipanggil sudah membayangkan jika pihak lain mungkin ingin mengajaknya makan malam atau apa itu, tidak berharap bahwa Zhan Liang hanya mengatakan hal yang menjengkelkan.

"Tidak perlu kau ingatkan, aku juga tidak sudi mencuci untukmu!!!"

Menutup pintu penuh emosi, diapun pulang.

Huft...dalam tiga bulan kedepan mungkin aku harus menyiapkan biaya untuk pintu baru. Dia begitu lucu.

Sepulang Chen An, bukan berarti Zhan Liang bisa bersantai untuk tidur. Masih banyak pekerjaan kantor yang perlu dia tangani. Diapun mulai mengubur diri diantara dokumen - dokumen tersebut, tak lama handphonenya berbunyi.

"Hallo ayah"

Ah Liang, apa kau sibuk?

"Tidak juga, ada apa?"

"Minggu ini kau tidak pulang ke rumah, dan ibumu bilang kau juga menyuruh bibi Yu pulang ke rumah kita, ada apa?"

"Tidak ada ayah, aku hanya mendapat seorang teman yang bersedia membantuku membersihkan rumah selama tiga bulan, setelah itu aku akan memanggil bibi Yu kembali."

"Teman?"

"Mn"

Mengobrol sedikit lagi dengan ayahnya, diapun menutup telpon. Dia memang telah meminta pengurus rumah yang dikirim orangtuanya untuk sementara pulang ke rumah mereka. Saat ditanya mengapa, tentu dia tidak dapat mengatakan yang sebenarnya. Bahwa sebenarnya, dia hanya ingin memamfaatkan kelemahan seseorang untuk membersihkan rumahnya demi bisa setiap hari menghabiskan waktu singkat bersama setiap malamnya.

Jika dia tidak melemparkan alasan ini, dia tidak memiliki cara lain untuk menjerat pihak lain. Chen An juga berasal dari dari keluarga yang kaya, dan memiliki usaha sendiri, untuk uang tentu itu bukan masalah.

Di rumah, kedua orangtuanya sedikit kaget mendengar dia memiliki teman . Apa matahari berbentuk segiempat saat ini? Seorang pemuda yang pendiam kini memiliki seorang  teman. Lalu seperti apa orang yang disebut 'teman' itu.

"Apa menurutmu itu adalah seorang kekasih?"

"Istriku, jangan berharap terlalu besar pada Ah Liang, dia mengatakan itu teman maka berarti itu teman."

Ibunya mendengus tidak bahagia.

[END]MY FIRST SPRING [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang