12

8.5K 630 0
                                    

Chen An bangun. Badannya tidak memiliki tenaga sedikitpun, perutnya kosong, kepalanya berat dan tenggorokkannya kering. Dia meringgis tak nyaman.

"Apa yang terjadi?" suaranya serak dan lemah.

"Kau mabuk tadi malam dan mengalami demam pagi ini"

"Pagi ini?" , dia melihat jam digital di nakas, ini sudah sore. Ternyata  dia telah lama tertidur.

Dia kembali menutup matanya, diam tanpa suara. Kata mabuk mengingatkannya kembali pada kenyataan, ini sakit.

"Apa yang membuatmu seperti ini? "tanya Chen Mei berhati - hati.

"...Aku jatuh cinta"

Chen Mei memproses pengakuannya, bukankah itu hal baik, lalu mengapa dia menanggapi dengan rasa frustasi seperti ini.

"Lalu mengapa kau sedih?"

"Karena orang itu adalah Zhan Liang"

Keadaan sunyi seketika,ternyata itu sebabnya.  "Lalu?"

"?"

"Apa dia sudah tahu tentang perasaanmu?", Chen An menggeleng. "Berarti kau menyerah begitu saja?!" cibir Chen Mei.

"Apa sebenarnya yang ingin kau katakan?"

"Aku ingin mengatakan bahwa aku memiliki seorang kakak yang sangat - sangat bodoh! Kau mengatakan kau menyukainya, tetapi kau tidak memberinya waktu untuk tahu! kau memilih untuk menyerah sebelum berjuang, apa kau lelaki! menyiksa diri dengan minum dan mabuk, apa sekarang setelah kau sadar dari mabuk masalahmu selesai?" Chen An menatap aneh pada adiknya.

Disaat seperti ini seharusnya adiknya memberi kata - kata penghibur, bukan malah memarahinya seperti sekarang.

"Kasus cintamu memang sedikit istimewa, kau menyukai lelaki. Jika kau berhasil menekan perasaanmu sekarang, lalu bagaimana kedepannya? Kau yakin tidak akan jatuh cinta pada seorang lelaki lagi?Kali ini apapun hasilnya, setidaknya kau pernah berusaha"

"Maksudmu aku harus berusaha mengejar Zhan Liang?"

Chen Mei mengiyakan. Kembali mencerna setiap perkataan adiknya, dia menemukan kebenaran. Dia memang bodoh, memutuskan secara sepihak. Sebuah senyum menghiasi wajah pucatnya, sepertinya dia kembali menemukan semangat hidupnya yang menghilang kemarin.

Terbayang kembali saat Zhan Liang mengusap lembut kepalanya, memanggilnya dengan 'Xiao An', seperti yang keluarganya lakukan. Dan saat Zhan Liang menciumnya.

"Aku akan mengejar Zhan Liang !"

***

Zhan Liang masih duduk di kantornya, masih sibuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda tadi malam. Sepulang Chen An suasana hatinya memburuk, dia tidak ingin melakukan apapun selain hanya duduk di sofa hingga pagi.

Dia menyalahkan diri sendiri tidak mampu menahan diri, kini dia menyesal telah mencium Chen An. Pria kecil itu pasti merasa jijik padanya dan ingin menjauhinya.

Ini sudah pukul 21.00, dia sengaja tidak pulang awal. Dia tidak ingin membuat Chen An merasa tidak nyaman seperti tadi malam.

Menurut kebiasaan, pada waktu ini Chen An pasti sudah pulang. Diapun mulai mengemas barang - barangnya dan pulang.

Benar saja, rumah telah kosong. Merebahkan diri di sofa, matanya menatap ke sekeliling. Ruangan masih seperti saat dia berangkat kerja, itu berarti Chen An tidak datang. Menyadari itu, suasana hatinya semakin berat.

***

Saat Chen An bangun, di luar matahari sudah berganti dengan bulan yang begitu sempurna bulatnya, dia kaget dan terduduk seketika. Dia melihat jam, ini sudah larut malam! Dia tidak bisa ke rumah Zhan Liang, dan juga lupa memberitahunya.

Dia menyambar handphone dan dengan cepat menghubungi Zhan Liang, dia tidak ingin Zhan Liang salah paham seperti tadi malam lagi.  Sambungan dijawab hanya pada satu dering, "...hallo" suara itu tiba - tiba memberikan kesan seseorang yang sangat kesepian.

"Apa kau belum tidur Zhan zhan?"

"Belum"

"Aku ingin meminta maaf, hari ini aku tidak datang membersihkan rumahmu"

"Mengapa kau baru mengatakannya sekarang?"

"Sehabis minum obat aku ketiduran"

Mendengar obat, wajah datar itu berubah cemas, apa Chen An sakit?

"Apa kau sakit!"

"Kau terdengar sangat panik, apa kau mencemaskan aku?" suara genit Chen An tentu saja untuk merayu pihak lain.

"Batuk..., itu hanya perasaanmu"

"Benarkah?" Chen An belum menyerah.

Zhan Liang bermain bodoh, tidak menanggapi kejahilannya lagi.

"Tidurlah, ini sudah sangat malam, kau masih harus istirahat"

"Baiklah,kau juga sebaiknya tidur, jangan terlalu merindukan aku,ha..ha...ha..."

Tut...Zhan Liang memutuskan  sambungan telepon penuh kehangatan. Perasaan ini memang mempermainkannya!

"Aku tidak bisa tidak merindukanmu"

Kemarin Chen An bersikap acuh tak acuh padanya dan malam ini dia tidak datang, membuat dia begitu gila. Namun sekarang, di tengah malam dia mendapat telepon dari Chen An, pria itu malah merayunya dengan berani dan intim. Apa mungkin dia sedang bermimpi?

Dia merasa senang dan takut dalam waktu yang sama. Senang dengan kedekatan ini, namun juga takut ini hanya perasaannya saja. Pihak lain memiliki perasaan 'dekat' yang tidak sama dengannya.

Untuk saat ini, semua sudah cukup. Dia akan tidur dengan tenang malam ini.


[END]MY FIRST SPRING [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang