13

8.6K 603 5
                                    

Pelukan itu begitu hangat dan nyaman, Chen An tidak ingin melepaskannya. Dada bidang itu begitu kokoh, ada rasa aman yang diberikan. Dia mengaitkan tangannya pada leher Zhan Liang, memandangnya penuh kemanjaan yang menggoda.

Zhan Liang memegang dagunya dengan satu tangan masih melilit pinggangnya. Dengan lembut Zhan Liang mengecup bibirnya. "Aku ingin lebih dari kecupan" pinta Chen An.

Ini merupakan undangan secara terang - terangan. Zhan Liangpun tanpa ragu mulai mengecup bibirnya,tidak seperti kecupan barusan, ini ciuman yang dalam dan liar. "Aah.........uhm...." desahannya keluar begitu saja. Suara kecupan bibir ke bibirpun memenuhi kamarnya.

"Xiao An, Xiao An...!"

Chen An tersentak, membuka mata dengan kaget. Matanya bertemu dengan mata Zhan Liang. Dia membeku, tidak berani bergerak merasakan bagian bawah tubuhnya bereaksi.

Dengan panik dia berlari menuju kamar mandi, menyelesaikan yang tertunda.

Beberapa menit kemudian dia keluar, dengan sedikit malu menyapa Zhan Liang yang duduk di tepi tempat tidurnya.

"...Mengapa kau di sini?"

"Menjengukmu"

Tatapan lembut! Itu adalah tatapan yang ada dalam mimpinya. Sial! Apa yang bisa dia lakukan,jika dipandang terus menerus ini bisa membuat adik kecilnya bangun lagi.

"Jangan memandangku dengan tatapan itu!"

"Mengapa?"

"...Kau terlihat sangat menggoda jika seperti itu" bisiknya.

Setelah itu dia memukul mulutnya. Dia baru saja tanpa sadar mengatakan isi hatinya. Bibir Zhan Liang melengkung.

"Apa kau tergoda?" ini adalah pertama kalinya dia menjadi pihak yang merayu. Dia ingin sekali tertawa melihat Chen An yang sudah salah tingkah. Pantas saja Chen An sangat suka menggodanya, ternyata ini menyenangkan.

"Se..se...sejak kapan kau belajar menggoda!!!"

"Sejak mengenalmu"

"Apa kau pernah menggoda  orang lain!"

"Hanya kau"

Ya Tuhan.... jawaban itu membuat Chen An terbang ke langit ketujuh. Dia adalah satu - satunya yang dirayu oleh Zhan Liang. Perasaan ini membuatnya ingin sekali mencium  Zhan Liang  saat ini juga. Dia berusaha meredam senyumnya, ini tidak luput dari mata Zhan Liang.

Zhan Liang menggosok lembut kepalanya, "Pakai celanamu"
Menyadari penampilannya yang memalukan dia bergegas mengambil celana panjang santai di lemari pakaian dan memakainya. Karena kebiasaan tidur hanya mengenakan boxer pendek longgar dia tidak sadar dengan penampilannya. Lagi pula siapa yang menyangka dia akan kedatangan tamu tak diundang ini.

Wajahnya masih merah karena malu, dia duduk di samping Zhan Liang.

"Apa sudah merasa baik?"

"Tentu, sekarang aku sudah sehat!"

"Kalau begitu aku akan membelikanmu minuman keras lagi"

Chen An menyikut perut Zhan Liang, "Kau mengejekku!"

"Jika kau berani meminumnya lagi, aku akan benar - benar membelikanmu!" ujar Zhan Liang dingin.

Chen An tahu bahwa lelaki di depannya tidak pernah main - main dengan ucapannya. Dia tidak berani memprovokasinya lagi dan mengangguk sebagai jawaban dia tidak akan minum lagi.

Mengobrol sejenak, Zhan Liangpun pamit pergi. Dia kembali ke perusahaan dan melanjutkan pekerjaannya.

***

Sudah dua hari Chen An tidak ke toko, ini membuat Miao Miao,Mu Yan, Lao Wang, dan Lin  Yu sedikit kewalahan memenuhi tuntutan konsumen. Biasanya jika ada Chen An, mereka hanya akan menjalankan apa yang diperintahkan, tidak perlu pusing memikirkan ide. Mereka sungguh berharap Chen An akan segera pulih dan mulai bekerja lagi.

Selain masalah pekerjaan, mereka juga merasa sepi dengan tidak adanya kehadiran Chen An. Siapa yang menyuruhnya selalu dengan ceria setiap hari menghibur para karyawan dan berbicara omong kosong yang menghadirkan tawa.

Seorang Chen An memang selalu dirindukan, terlebih Zhan Liang. Dalam dua hari ini dia ingin menjenguk Chen An setiap hari, namun terkadang yang direncanakan belum tentu terlaksana.

Sepulang menjenguk Chen An kemarin, dia kembali ke perusahaan, bersiap - siap untuk rapat proyek baru perusahaannya, dan setelah itu dia perlu keluar kota untuk mengunjungi perusahaan cabang. Baru malam ini dia kembali ke kota H.

Luo Nie menyerahkan kunci mobil, "Direktur Zhan, apa Anda yakin ingin menyetir sendiri? Anda baru kembali dari kota S, dan ini sudah malam"

"Aku yakin"

Dia memang merasa lelah, tetapi dia tidak ingin merepotkan Luo Nie di luar jam kerja. Asistennya juga baru kembali dari kota S, pasti juga merasakan rasa lelah seperti dia, terlebih tidak pantas melibatkan orang lain dalam urusan perasaanmu.

Mobil putih Zhan Liang berhenti di depan rumah keluarga Chen.  Seperti yang dikatakan asistennya, ini memang sudah malam, lampu - lampu di rumah Chen sudah hampir padam semua, hanya ada lampu  sebuah ruangan yang masih tetap menyala dengan terang.

Zhan Liang tidak ingin mengganggu istirahat Chen An, meski dia ingin sekali melihat pihak lain. Dia menahannya, menyalakan mobil, diapun melaju kembali ke jalanan.

Mendengar suara mobil, Chen An mengintip dari jendela, " bukankah itu mobil Zhan zhan?"

Namun dia tidak terlalu yakin, jika itu memang mobil Zhan Liang, lalu apa yang dia lakukan disini? Menjenguknya? Ini sudah sangat larut, tidak mungkin seorang yang berpendidikan seperti Zhan Liang akan bertamu di saat istirahat malam orang lain.

Chen An kembali ke tempat tidurnya, kembali melanjutkan membaca sebuah buku berjudul  "MENGENAL PRIA GAY". Buku itu dipinjamkan Yi Yang padanya tadi siang saat datang menjenguknya.

Buku itu di beli Yi Yang saat dia masih seorang siswa sekolah menengah. Menyadari diri sendiri berbeda dengan orang lain dan tidak tahu harus bertanya pada siapa, maka dia membeli  buku tersebut untuk memcari orientasi seksualnya.

Beberapa hari lalu, dia mengetahui bahwa Chen An, sahabatnya menyukai Zhan Liang. Sebagai seorang sahabat dia tentu tahu kisah cinta Chen An, ini pertama kalinya dia jatuh cinta. Dia khawatir Chen An akan kebingungan bahkan merasa tertekan atas seksualitasnya. Oleh sebab itu dia meminjamkan buku tersebut untuk membantu Chen An menerima dari sisi positif tentang orientasi seksualnya.

Chen An awalnya memang tidak mengerti, namun setelah membaca sedikit demi sedikit, dia mulai memahaminya. Kenyataan memang sedikit kejam bagi kaum gay. Ada sebagian yang dapat menerima mereka, namun juga banyak yang menentang. Ia menyadari jika langkah ke depannya mungkin akan lebih kejam. Namun selama orang yang menemaninya adalah Zhan Liang, dia rela. Sepahit dan sekejam apa itu akan baik - baik saja jika itu Zhan Liang.

Kembali dia meraih handphone dan membuka foto Zhan Liang. Hari ini Zhan Liang tidak datang menjenguknya,apa dia sibuk? Chen An merasa sangat merindukannya.

Rasa jatuh  cinta juga sangat menyusahkan! Aku terus memikirkannya siang dan malam, bahkan aku juga memimpikannya. Dan mimpi itu begitu erotis. Namun saat bertemu dengannya aku sedikit gugup.Ah...!Aku berharap dia juga sama.

Chen An tidak sabar menunggu datangnya besok, dia ingin bertemu Zhan Liang, dia ingin memandang wajah tampan yang tenang itu, dia ingin mendengar suaranya dan dia ingin merayunya. Apapun itu, dia ingin melakukannya bersama Zhan Liang.

[END]MY FIRST SPRING [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang