9

9.2K 649 5
                                    

Seperti yang Chen An duga, hari ini adiknya benar berubah menjadi zombie. Lingkaran hitam di bawah mata sungguh menghapus kecantikan adiknya. Chen Mei lebih banyak melamun, padahal biasanya dia akan selalu cerewet.

Dia tidak terbiasa dengan situasi ini, sungguh semakin dia melihat, semakin hatinya sesak. Namun dia masih harus menunggu 1 jam lagi untuk menunggu waktu penyelidikannya, bukan, tepatnya introgasi.

Dia memutuskan untuk mencari Han Su ke tempat tinggalnya.

"Pastikan kau tidak terlambat"

Dia mengirim pesan pada Zhan Liang.

"Aku sudah di depan tokomu"

Membaca pesan, segera Chen An melihat keluar lewat jendela. Zhan Liang memang berada di depan tokonya. Pria itu duduk di kursi pengemudi. Kaca mobil diturunkan dan tatapannya lurus menatap Double Chen. Ini adalah pemandangan indah,diapun mengangkat handphonenya, mengabadikan momen itu.

Chen An kembali ke dapur, tak lama keluar dengan segelas kopi panas di tangan.

"Mu Yan, bisa membantuku?"

"Tentu, katakan!"

"Kau lihat pria yang duduk di mobil itu?" jarinya menunjuk pada Zhan Liang, pengawai toko bernama Mu Yan mengangguk. "Tolong antarkan ini padanya" pinta Chen An menyerahkan kopi tersebut.

Dia sebenarnya ingin mengantarnya sendiri, tetapi ada rasa malu di hatinya.

Mu Yan berjalan menuju orang yang dimaksud Chen An. Mengangguk ramah, dia menyodorkan kopi pada Zhan Liang.

"Chen An menyuruhku memberikan ini padamu, tuan"

Mendengar nama Chen An, Zhan Liang tanpa ragu menerima gelas tersebut,masih bermuka datar dia mengangguk sebagai tanda terima kasih.

Mendapat respon seperti itu,Mu Yan memilih untuk segera meninggalkannya dengan wajah kebingungan bercampur ngeri.

"Minumlah selagi panas, di luar sangat dingin😄" sebuah pesan teks masuk, Zhan Liang membaca dan menemukan kalimat yang menghangatkannya lebih dibanding segelas kopi.

Terima kasih🙂"

Pak...handphone Chen An terhempas begitu saja ke lantai. Dia begitu terkejut mendapat pesan dari Zhan Liang. Beberapa bulan bersama ini pertama kalinya Zhan Liang mengucapkan terima kasih padanya, dan lihat, pesan itu juga disertai emoticon seseorang yang tersenyum. Tentu perasaan ini sangat luar biasa. Senyum tengil menghiasi wajah tampannya, dia bukan hanya akan membuat Zhan Liang berterima kasih di telpon, tetapi juga pada saat mereka bertatap muka, tunggu saja nanti.

Jam dinding menunjukkan pukul 19.00, para karyawan Double Chen mulai meninggalkan toko satu persatu, lampu toko dimatikan, tampak Chen An berjalan keluar. Setelah menyadari bahwa Chen Mei telah pergi, ia cepat mengunci pintu dan berlari menghampiri Zhan Liang.

"Masuklah, di luar dingin"

Chen An tersenyum, membuka pintu mobil dan duduk di bangku penumpang.

"Apa kau bosan?" tanya Chen An masih terus berusaha memasang sabuk pengaman.

"Tidak"

Chen An melemparkan tatapan tidak percaya dengan maksud  menggoda.

"Karena aku melihat orang bodoh melempar hapenya"

Senyum tengil di wajahnya berganti dengan raut cemberut. Zhan Liang mengulurkan tangan, mengacak lembut rambutnya, "jangan marah, aku bercanda".

[END]MY FIRST SPRING [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang