8

9.5K 666 3
                                    

Chen An adalah seorang Baker bukan seorang pengurus rumah yang pandai dalam hal rumah tangga.Selain membuat makanan manis, dia tidak pernah menyentuh pekerjaan rumah tangga lainnya. Jika Zhan Liang harus menanggung kerugian atas kerusakan  yang ditimbulkan olehnya itu sepadan, bahkan harus menderita.

Hari pertama, dia memecahkan vas bunga di ruang tamu.

Hari kedua, dia mengepel dengan air berlebihan, sebagai akibatnya Zhan Liang harus menderita pada pantatnya beberapa hari.

Hari ketiga, dia mematahkan kran air kamar mandi.

Begitu seterusnya dalam dua bulan ini, barang - barang di apartemen itu terus dirusak olehnya dengan tidak sengaja.

Terdengar suara kunci dari pintu, Zhan Liang tidak lagi repot melihat siapa orang yang datang, itu pasti Chen An. Zhan Liang tetap di ruang kerjanya, masih tenggelam dalam pekerjaannya yang sedikit menumpuk.

"Zhan zhan, apa kau sudah pulang?" Itu merupakan pertanyaan wajib setiap dia tiba  di apartemen Zhan Liang.

"Mn"

Dia menyadari suara itu datang dari ruang kerja. 'Majikannya' pasti sedang sangat sibuk, biasanya saat dia datang Zhan Liang selalu duduk di sofa ruang tamu dengan buku bacaan di tangan. Tentang buku apa, pastinya bukan komik seperti yang sering dia baca.

Sebuah piring dengan potongan swiss roll diletakkannya di atas meja kerja Zhan Liang,pria itu menoleh ke arahnya. "Apa kau sibuk?" tanyanya lembut penuh senyum.

Zhan Liang ingin mati ditempat saat melihat senyum itu. Begitu manis di wajah tampannya. "Mn".

"Aku membuat ini untukmu, makanlah! Aku akan mulai bekerja dulu".

Setelah beberapa waktu berinteraksi dengan Zhan Liang, sedikit demi sedikit dia menyadari sebenarnya pihak lain tidak sulit dipahami. Wajahnya memang selalu datar, namun hatinya tidak, dia hanya sulit mengungkapkan isi hatinya pada orang lain.

Terkala Chen An juga akan merasa prihatin pada Zhan Liang. Pria itu mungkin berpengetahuan dalam bisnis, tetapi dia benar - benar bocah polos berusia tiga tahun dalam urusan hidup.

Ada rasa aneh yang akhir - akhir ini mengganggunya, dia ingin baik pada pria itu, dia ingin dekat dengan pria itu, dan dia ingin menjadi teman pria itu. Semakin lama, rasa itu tumbuh semakin besar.

"Ak..." perkataannya berhenti mendapatkan Zhan Liang tertidur di atas tumpukan dokumennya. Dia membaringkan tubuh Zhan Liang ke sofa ruang kerja,dan menyelimutinya. Duduk di lantai memandangi pria tertidur yang berjarak 15 cm didepannya.

Wajah tidur pria itu begitu lembut, berbeda disaat dia terbangun. Alisnya tebal, bulu matanya indah, hidungnya mancung, dan bibirnya sexy dalam ukuran seorang pria. Ini pertama kalinya dia memperhatikan setiap detail bentuk wajah Zhan Liang, benar - benar  tampan.

Dengan satu tangan menopang dagunya, dia terus memandangi wajah sempurna di depannya  dalam posisi awal. "Apa yang kau lihat?" suara serak Zhan Liang.

"Wajah tampanmu"

Kalimat itu keluar begitu saja dengan jujurnya. Chen An kembali ke akal sehatnya, cepat berdiri dan berlari keluar, meninggalkan apartemen Zhan Liang. Bisa dia rasakan rasa panas di wajahnya.

Zhan Liang yang ditinggalkan begitu saja tidak marah, ada rasa gatal di hatinya. Sebuah senyumpun mengembang dalam waktu yang lama.

***

Suasana harmonis menghiasi ruang tamu, orangtua dan adiknya sedang bercanda ria ditemani cemilan malam. Dia bergabung tanpa suara, bersandar malas pada sofa.

"Apa kau merusak sesuatu lagi?" ayahnya memulai pertanyaan.

"Ayah, apa aku seperti itu?"😏

"Kau bukan hanya seperti itu tapi memang begitu," Chen Mei menimpali.

Dia hanya memandang kesal pada adiknya, setelah yang terjadi malam ini dia terlalu malas untuk meladeni siapapun.

"Aku lelah, ingin istirahat".

Diapun ke kamar.

"Ah Mei, bagaimana hubunganmu dengan Han Su?"

"..."

"Aku juga ingin istirahat"

Sebelum menutup pintu kamar, Chen An sempat mendengar percakapan antara ibu dan adiknya. Ini sedikit aneh, biasanya Chen Mei akan dengan antusias bercerita jika topik pembicaraan adalah  Han Su, tetapi kali ini dia menghindarinya. Pasti sesuatu telah terjadi.

Han Su adalah putra sahabat ayahnya, pria itu dan adiknya diperkenalkan sekitar dua bulan yang lalu dan resmi berpacaran pada bulan lalu. Dia sangat mengerti perasaan adiknya pada pria itu, Chen Mei mencintai Han Su.  Berpikir sejenak diapun sadar bahwa sudah beberapa hari ini Han Su tidak mengunjungi  adiknya.

Awal pacaran mereka berdua akan selalu menyempatkan diri makan siang bersama, dan pulang kerja, Han Su juga akan menjemput adiknya. Apa mereka bertengkar? Lalu apa masalahnya?

Dia memahami adiknya lebih dari siapapun. Chen Mei selalu  sopan, lembut dan ramah pada siapapun. Dia humoris dan juga sedikit konyol seperti dia. Untuk menyakiti atau menyinggung perasaan pihak lain, itu bukan tipenya.

Rasa khawatir pada adiknya membuat dia gelisah, dia tidak ingin adiknya bersedih. Hatinya gatal ingin berlari ke kamar sebelah dan meminta kejujuran dari adiknya. Namun mereka bukan lagi bocah ingusan yang selalu berbagi rahasia. Mereka sudah dewasa, dan sudah menuntut ruang privasi .

"Apa aku bisa libur besok malam?ada hal penting yang harus aku lakukan", dia mengirim pesan text pada Zhan Liang.

"Melakukan apa?"

"Menyelidiki seseorang"

"Siapa?"

"Seorang pria bernama Han Su, dia adalah kekasih adikku, tetapi sepertinya ada masalah diantara mereka. Aku hanya ingin memastikan tidak ada masalah serius, aku khawatir pada adikku"

"Ayo pergi bersama"

"OK!"

Mengapa aku mengiyakan?Ini urusanku, bukan urusannya. Dan mengapa aku mengatakan semua padanya?

"Persetan! yang penting aku sudah meminta izin"

Disisi lain Zhan Liang tidak seperti Chen An, dia merasa senang bahwa Chen An mengizinkannya untuk pergi bersama. Dan hal terpenting, Chen An tidak berusaha menyembunyikan hal tersebut darinya.

[END]MY FIRST SPRING [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang