Unit Gawat Darurat. Rumah Sakit Haesung
Petugas medis menurunkan pencuri itu dari ambulan, disambut dua orang suster yang dengan tanggap membantu. Suster yang lebih muda tertawa ketika si pencuri turun sepenuhnya dari ambulan, berbaring di atas ranjang dengan dua boneka beruang dari mesin capit berada menyangga lehernya dengan diikat tali yang sebelumnya mengikat pinggangnya.“Sudah kubilang, singkirkan boneka ini. Bikin malu saja.” Kata si pencuri dengan kesal.
“Tolong jangan bergerak,” suster yang lebih tua memperingati. “Kami akan membawanya,” katanya pada petugas medis.
“Sudah kubilang aku baik-baik saja,” gerutunya.
Ketika ranjang itu mulai di dorong memasuki ruang UGD, ponsel hitam terjatuh dari saku celananya. Beruntung salah satu dari petugas medis melihatnya dan memanggil suster yang lebih muda. “Tunggu.”
Suster itu segera berbalik dan membiarkan suster yang lebih tua membawa pasien ke dalam ruangan sementara dia kembali menghampiri petugas medis yang berdiri di tempat.
“Dia menjatuhkan ini,” petugas itu menyerahkan ponsel berwarna hitam pada sster.
“Baiklah. Terimakasih.”
Tepat saat petugas medis pergi, ponsel itu berdering. Sebuah nama kontak tertera di layarnya. Yoon Myeongju. Dan suster itu segera mengangkat panggilan tersebut. “Halo?...Bukan, aku adalah suster dari ruang UGD di RS. Haesung…Pemilik ponsel ini telah mengalami kecelakaan motor. Apa anda keluarganya?” dan sambungan terputus begitu saja. Suster mengecek layarnya dan tak mempedulikannya. Hanya memasukkannya ke dalam saku dan menyusul pasiennya.
Seorang dokter dengan rambut diikat seperti ekor kuda masuk ke ruang UGD dan menhampiri seorang suster yang masih berdiri di samping pencuri yang baru saja masuk menjadi pasien.
“Dia adalah korban kecelakaan motor.”
Dokter itu terseyum dan menatap si pencuri. “Ini hasil pemeriksaannya,” dokter itu sedikit terkejut dan meraih lengan kanan pencuri dan membaca tulisan tangan yang tertera disana.
Dia mungkin mengalami patah tulang rusuk dan terkilir pada pergelangan kaki.
“Siapa yang menulis ini?” tanya dokter sambil menggoyang-goyang lengan si pencuri.
“Orang yang menyelamatkanku.” Katanya jengah. “Tolong lepaskan boneka ini.”
“Oke. Jangan bergerak.” Lalu dokter menoleh pada suster yang sedari tadi berdiri disana. “Tolong persiapkan ruangannya.”
“Baik.” Dan suster pun pergi.
“Pertolongan ini sangat rapi. Sepertinya dia orang yang hebat.” Puji dokter sambil memandang hasil karya orang yang tidak dia ketahui. “Coba kulihat. Kemungkinan patah tulang rusuk.” Dia menekan di sekitar dada pencuri dan membuat lelaki itu merintih. “Ya, memang benar.” Dia mengangguk singkat. “Dan pergelangan kakimu.” Ditekannya bagian kaki yang dibalut.
“Sakit.” Lelaki itu kembali merintih.
Kembali mengangguk. “Keseleo pergelangan kaki.” Lalu dokter menatap lelaki itu curiga. “Kau seorang pencuri?”