Rooftop Rumah Sakit Haesung
Menyaksikan kepergian kapten Yoo dengan helikopternya, dokter Kang diam mematung di tempat sambil terus menatap langit meski helikopter yang membawa kapten Yoo sudah hilang dari pandangannya. Udara malam cukup kencang hingga menerbangkan anak rambutnya.
Angin malam yang dingin tak menggubrisnya meskipun hanya sebuah blouse tipis dan celana kain yang membalut tubuhnya. Tas selempang itu perlahan merosot dan jatuh tanpa disadari pemilikya.
Menatap dan terus menatap pada titik akhir dia dapat melihat benda terbang yang membawa kekasihnya itu.
Dengan sebatang rokok menyala di tangan kanannya, seorang dokter laki-laki berusia 40-an datang untuk menenangkan pikiran dari semua pekerjaan yang dikerjakannya. Mendapati dokter Kang berdiri sendirian, dia berinisiatif untuk menghampirinya dan berdiri di sampingnya. Namun, dokter ini sadar kalo Kang Moyeon tidak menyadari kehadirannya sehingga dia memutuskan untuk membuka suara sambil ikut memandang pada arah pandang dokter Kang.
"Kau sedang lihat apa?"
Dan dokter Kang pun tersadar namun enggan merubah posisinya dan enggan merubah arah pandangnya. "Sunbae, jika kau tentara sedang melakukan tugas, apa kau akan dijemput helicopter dan tertembak oleh senjata?"
Dia menjawab dengan sedikit berpikir, "Taka da pria yang wajib militer tertembak senjata begitu. Kita hanya sering 'tertembak' oleh air hujan dan salju. Bahkan setelah itu pula kau harus membersihkan sisanya lagi." Dan dia pun kembali menghisap rokoknya.
"Iya kan?" pandangannya masih misterius. "Lalu, tentara seperti apa dia hingga bisa terbang begitu?"
"Pria yang terbang?" semakin tidak mengerti ucapan rekannya. "Apa dia terbang-kabur atau terbang?" katanya sambil bergerak seolah seperti burung yang terbang. "Dia pasti punya lasan tersendiri."
Dokter kang pun seketika tersenyum dan menghela nafas lega.