8 Bulan Kemudian
Urk. Taebek 09:00 URK
Para tentara yang tergabung dari pasukan khusus, tentara tugas, dan peserta wajib militer berlari pagi rutin dengan bertelanjang dada didampingi oleh kapten Yoo sebagai pemimpin pasukan. Sinar matahari yang begitu terang jatuh menimpa tubuh berpeluh para tentara membuat mereka terlihat begitu seksi dan menawan. Tubuh-tubuh berotot itu bagaikan maha karya pahatan dewa yang bergerak mengelilingi wilayah markas.
Katedral tua dan gunung batu yang kokoh itu menjadi latar yang menakjubkan dibingkai langit biru pagi dengan awan putih bersih menggantung di langit.
Wajah mereka tampak berseri menyambut pagi dengan rutinitas yang sama setiap harinya dan menjalani aktifitas sederhana dengan tenang. Tim alpha kini tergabung dengan tentara lainnya dan berbagi tugas yang sama 'menjaga keamanan daerah rawan perbatasan Taebek, Urk'.
Dan di sore hari mereka terjun ke lapangan untuk memeriksa wilayah sekitar, mengamankah wilayah bekas perang karena tempat itu dienuhi ranjau dan mereka bertugas membersihkannya.
Menyisir setiap tanah bekas wilayah perang, terus bergeser dan terus bergeser memberi tanda pada setiap ranjau yang masih aktif hingga nanti seluruh wilayah Taebek dengan radius yang lebar dinyatakan bersih, aman bebas ranjau.
Pekerjaan ini tidak mudah, namun tidak juga dibawa terlalu serius.
Mereka menyisir wilayah dengan membawa pandeteksi logam dan melangkah dengan hati-hati. Celetukan-celetukan dan lelucon khas kapten Yoo menemani pekerjaan mereka setiap harinya. Mereka berbaur tanpa jarak namun tetap menjaga batasan.
Korea. Gangnam 14:30 KST
Dokter Kang sukses menjadi idola rumah sakit setelah broadcast yang rutin dilakukannya setelah menerima titah untuk menggantikan dokter Kim 8 bulan lalu. Karena kejadian itu sukses membawanya naik dan membuatnya menjadi dokter spesialis pasien VIP, berkutat di lingkungan VIP dan tidak lagi menjamah dan menjadi gila di ruang operasi. Sudah selama itu dia meninggalkan ruang operasi dan hidup nyaman dengan keadaan sekarang. Hidupya jauh lebih mudah dan dia begitu menikmatinya karena penghasilannya pun berubah setelah menangani VIP.
Setelah melakukan siaran, dia kembali ke rumah sakit untuk tugasnya dan sukses menjadi sorotan karena acara televise itu sukses besar. Namanya cepat melambung membuatnya begitu mudah dikenali.
Dengan balutan blouse merah muda dia berjalan anggun di atas high heelsnya. Rambutnya yang setengah terurai bergerak setiap kali dia melangkahkan kaki. Dan semua mata terarah padanya dan jepretan kamera pun tak luput dari kedatangannya.
Sore ini dia harus menangani satu dari sekian banyak jumlah pasien VIP yang terbilang 'gila'. Apa yang dia hadapi disini sangat berbeda dengan apa yang biasa dia temui di UGD.
Ketika dia mendapat pasien luka bakar, kecelakaan, patah tulang, usus buntu saat di UGD, berbeda halnya dengan pasien VIP. Para VIP itu katakanlah 'gila' karena mereka tidak benar-benar sakit. Seperti saat ini, seorang pria lanjut usia dengan tubuh tegap dan kulit mulusnya sedang berkutat dengan laptopnya di atas ranjang. Bukan tentang penyakit, pria itu justru mengeluhkan 'penjenguknya' yang tak kunjung tiba. Dia mengeluhkan membutuhkan pertolongan segera diantara dua pahanya membuat dokter Kang bergidik geli.
Pindah ke kamar lainya. VIP satu ini entah terlalu kaya atau apa, dia berusaha keras melakukan tes DNA dengan membawa helaian rambut untuk membuktikan kalau pemilik rambut itu bukanlah cucunya. Padahal baru saja hasil tes keluar kalau itu adalah cucunya setelah dokter melakukan tes pada potongan kuku yang dibawanya.
Dokter Kang mengunjungi UGD dengan membawa satu kantung besar roti lapis setelah jam kerjanya berakhir. Disana dia menemui rekan-rekannya-ada suster Minji, suster Jaae, dokter Song dan dokter Julie yang sedang mengisi data pasien.
Dia menaruh kantung itu di atas meja informasi dan membukakan kardus pembungkus roti. "Maaf membuat kalian kerepotan tanpa aku. Ini bonus kalian."
Dengan gembira mereka membuka dan memakannya. Suster Minji yang lebih dulu mengambil roti lapis itu dengan ekstra zaitun di dalamnya. "Terimakasih."
"Bumi memang selalu berputar." Dokter Song tersenyum lebar melihat wajah cantik dokter Kang yang sumringah. "Kau mungkin tak akan jadi seperti ini jika kau jadi ahli bedah, menukar pisau dengan mic...kau adalah dokter idola. Bahkan title mu lebih panjang." Dia tsenyum manis. "Ah, ham ini punyaku." Dia menunjuk roti dengan ham yang hendak diambil suster Jaae.
"Aku juga terkejut. Tapi, siapa yang tahu bahwa hidupku dapat berubah dalam sekejap?" lalu dia menoleh pada dokter Julie. "Dokter Julie, tidakkah kau ingin memakannya juga? Ambillah."
Dokter Julie hanya tersenyum dan mengangguk. "Terimakasih, lanjutkan saja. Aku harus pergi sekarang." Katanya sambil melenggang setelah membungkuk sopan.
"Mau kemana?" tanya dokter Kang perhatian.
"Aku ada operasi. Permisi."
Setelah dokter Julie pergi mereka kembali berbincang sembari menikmati roti lapis dengan diiringi tawa renyah. Itu adalah waktu yang sulit mereka temukan. Mereka sangat jarang bisa berkumpul dan berbincang seperti ini di jam kerja. UGD tidak pernah sepi dan VIP tidak pernah berhenti meminta.
"Aku suka dia. Tidak banyak bicara, tapi semua pekerjaannya bagus." Kata dokter Kang sambil mengunyah roti lapisnya.
"Siapa? Dia-Julie?" dokter Song menanggapi. "Dia memang tidak banyak bicara, mungkin bahasa korea nya masih belum lancar. Malu mungkin."
"Sayang sekali. Kita satu divisi tapi hanya dia yang paling jarang bicara denganku."
"Dia kan selalu mendaftarkan diri setiap ada tugas relawan." Dokter song mengubah posisi berdirinya, bersandar pada meja informasi.
"Tapi dia selalu ada disini. Dia selalu lembur, dan hari liburnya dia pakai untuk tetap bekerja," sambar suster Minji.
"Benarkah?" tanya dokter Song dan dokter Kang bersamaan.
"Iya, dia selalu berada di rumah sakit 18 jam sehari. Dari apa yang kutahu..." suster Minji berbisik. "Dia mengumpulkan hari liburnya agar bisa dipakai sekaligus."
"Kenapa dia begitu? Apakah dia menghabiskannya untuk liburan mewah?" dokter Kang masih penasaran.
Suster Minji mengangkat kedua bahunya menandakan dia tidak tahu.
Dan malam harinya dokter Kang tidak memiliki jadwal. Dia tidak punya kegiatan yang bisa dia lakukan. Meski sudah delapan bulan otaknnya selalu melayang kembali ke ingatan pertemuannya dengan kapten Yoo. Dia segera pergi ke atap, berdiri di helipad. Mengingat kembali hari dimana dia melihat kapten Yoo naik helicopter dan meninggalkannya. Hatinya bersedih mengingat semua itu. Ada satu titik di hatinya yang merasa benar-benar menyesal telah memilih berpisah dengan kapten Yoo. Dan dia menyesal selama delapan bulan ini dia tak pernah melihatnya lagi.
Semua memorinya bersama kapten Yoo mendadak terputar di kepalanya seperti rol film yang berputar terus menerus.