Ruang Istirahat 21:20 KST
Dokter Kang dan teman dokter kursi rodanya-dokter Pyo memakan beberapa camilan selagi menunggu shift mereka habis. Sebotol soju ditemani kacang dan cumi kering mengiringi obrolan santai mereka.
"Bukannya mereka bekerja sepanjang hari? Kenapa dia bisa hamil?" dokter Kang tidak henti membahas hubungan dokter Lee dengan dokter Yejin semenjak dokter Lee memamerkan cincinnya.
"Rumah sakit ini kan besar."
"Astaga!" dokter Kang menutupi wajahnya dengan sweater yang dia pakai. "Porno sekali."
"Aaaaa...buka mulutmu." Dokter dengan kursi roda itu menyuapi dokter kang cumi kering untuk menghentikan pembicaraan ini. "Lalu, bagaimana dengan pria itu?" apa dia sudah meneleponmu?"
Dokter Kang menggeleng. "Belum. Sepertinya dia pria yang tak bisa sering teleponan." Dia menarik bangkunya mendekati monitor.
Dokter Pyo menatap heran. "Sebenarnya apa pekerjaannya? Tentara. Luka tembak. Helikopter..." dia mendekatkan diri pada dokter Kang. "Apa dia seorang mata-mata?"
"Mungkin saja." Katanya sambil menatap dalam layar monitor dengan senyum aneh.
Curiga pada ekspresi aneh temannya, "Kau sedang lihat apa?"
"Pria itu. Hanya ini yang aku punya." Katanya sambi menatap monitor yang memunculkan data pasien bernama Yoo Sijin.
"Sepertinya kau udah gila."
Bioskop 20:45 KST
Mereka masuk tepat saat pintu studio dibuka. Dokter Kang dan kapten Yoo duduk di baris tengah dengan dua buah bubble tea di tangan mereka. Keduanya tampak manis dengan pakaian berwarna senada. Warna abu-abu mendominasi mereka. Kemeja yang pas membalut tubuh kapten Yoo membuatnya terlihat menawan.
"Kau tahu apa saat yang menyenangkan dari bioskop?" dokter Kang memulai percakapan. "Saat sebelum lampunya dipadamkan."
Kapten Yoo tersenyum, mendekatkan wajahnya ke telinga dokter Kang dan berbisik, "Dan ini adalah saat yang paling menyenangkan dalam hidupku. Aku duduk bersama wanita cantik saat lampu itu akan dipadamkan."
Mendengus, lalu mencibir. "Bukankah aku ini 'orang tua' bagimu?"
"Oh iya! Aku mungkin salah lihat karena lampu disini redup sekali."
Dokter kang mendesis sebal. Memalingkan wajah menatap layar.
"Oh, ya." Kapten Yoo merubah posisi duduknya dan menatap seolah akan memulai percakapan lain dengan tidak bercanda. "Sebelumnya kau selalu curiga padaku 'kan?"
"Iya, kenapa?"
"Berapa umurmu? Kau pasti tahu umurku dari catatan kesehatanku."
"Aku...yang kemarin itu kan karena kau yang selalu membuatku marah." Dia tidak suka dengan pertanyaan kapten Yoo, dia tidak mungin mengakui usianya yang sedikit lebih tua itu.
"Oh, begitu..." kapten Yoo hendak memulai kembali candaannya. "Jadi aku 'oppa'."
Dokter Kang merasa senang mendengar lelucon itu. "Aku lebih tua darimu." Katanya dengan nada bercanda, alibi agar kapten Yoo tidak tahu usianya yang sebenarnya.
"Tidak mungkin." Kini justru kapten Yoo yang terkejut, tidak mungkin kan dia harus kencan dengan wanita yang lebih tua? "Coba mana kartu identitasmu. Mungkin saja kau yang lebih muda."